Beruang Es

Vivilutfia41
Chapter #5

#5 Pencerahan

Dalam kegelapan pada akhirnya akan menemukan sisi terang 

~Lailil Qamariyah~

Lamunan Lili buyar ketika ia merasa menabrakk seseorang. Lili memunguti barang-barangnya yang jatuh. Untung saja buah-buahannya tidak lecet.

“Haduhh maaf ya pak, Lili ngelamun tadi” Lili memandang sesorang yang ia tabrak, wajahnya serasa tidak asing.

 “Pak Rama? Pak Rama satpam perusahaan kan ?” tanya Lili memastikan

Yang ditanya melihat Lili 

“Ohh non Lili toh?”

“Eh Pak Rama kenal Lili?”

“Kenal, seng biasane sering telat toh (kenal, yang biasanya sering telat kan?)”

Lili hanya ber-hehehe mengiyakan. Diingat sesorang bukan karena kebaikan namun karena keburukkan? hiks;’)

“Pak Rama Lili bantu bawa yah, ini mau dibawa ke rumah?”

“Ndak usah nduk, ngerepotin wae, omah bapak cedhak kok (tidak usah nak, merepotkan saja, rumah bapak deket kok)” 

“Nah lagipula rumah Pak Rama deket kan, Lili gak merasa direpotin, dengan senang hati Lili bantuin”

Lili tersenyum lebar sampai ke pipi, bermaksud menjelaskan bahwa ia tak merasa direpotkan. Pria paruh baya dengan banyak lipatan di ekor matanya tersenyum kemudian memperbolehkan Lili membantunya. 

^v^

Senja memang mempunyai gradasi oren yang indah, sangat memikat mata. Lili duduk di kursi teras rumah Pak Rama. Tak lama Pak Rama menghampirinya dengan membawakan secangkir teh. Padahal sudah ia bilang untuk tak perlu repot.

“Lho gak mandi?”

“Eheheh mboten pak, pun surup (Eheheh tidak pak, sudah petang)” Lili menyeruput teh hangatnya ”Lili nanti pulange abis maghriban nggeh pak? (Lili nanti pulangnya habis sholat maghrib ya pak?)” 

Aduhhh bahasa jawa Lili berlepotan menjadi bahasa yang tak karuan. Lili memang terlahir di desa. Di desa yang Bahasa Jawanya kasaran. Bahkan dengan orang tua sendiri Lili sering menggunakan Bahasa Indonesia jika tidak bisa bahasa Krama Alus. Haduh udah ketebak nilai Bahasa Jawa Lili di sekolahnya.

“Oh ngge, engken sholat ing masjid sareng-sareng (oh iya, nanti sholat di masjid bareng-bareng)”

Lili hanya mengangguk mendengar jawabannya. Inilah yang membuatnya introvert kepada orang tua. Mereka bahkan berbahasa baik bahkan pada yang lebih muda. Lili selalu kesulitan untuk memikirkan tata bahasa yang baik sebelum bicara pada orang tua. Yah dan hasilnya jadi amburadul.

Lihat selengkapnya