Kesempatan itu tidak datang mengetuk, dia baru akan tampak setelah kamu mendobrak pintu.
~Kyle Chandler~
Lili berdiri disana sambil membawa nampan berisi 8 gelas kopi. Ia melihat ceonya memandang tajam dirinya. Seakan bertanya 'kenapa kau disini?’
"Emm Lili cuma mau nganterin kopi, maaf apa Lili mengganggu?"
"Tidak silahkan masuk" jawab Pak Genta
"Terima kasih" Lili masuk kemudian membagikan kopi pada masing-masing. Aidan menerima kopi itu dengan lirikan setajam elang. Mata elang itu menyuruhnya untuk pergi. Lili hanya tersenyum takut.
"Stss stss, gimana Mar?” Saat membagikan kepada maria, Lili berbicara beribisik
Yang ditanya hanya menggelengkan kepala dan membuat raut sedih. Lili tidak mengerti dengan kode itu. Apa itu artinya Maria tidak berhasil atau belum melakukan?
"Jika selesai silakan keluar" suara dingin yang menakutkan itu membuka suara
"Emm sebenarnya pak. Maaf sebelumnya apa Lili bisa menyampaikan sesuatu disini?" tanya Lili pada pak genta, mata Lili berharap penuh pak genta memberikan izin.
"Per-"
"Ya silahkan" potong Pak Genta
Aidan tidak bisa berkutik dengan pamannya. Sudah ia duga wanita itu kesini untuk sesuatu. Mengantarkan kopi hanya alibinya. Ia tidak tau ide bodoh apa yang akan ia sampaikan.
"Begini apakah saya boleh meminta pada anda untuk menaikkan gaji Pak Rama?"
Hahaha
Pendapatnya disambut oleh tawa yang lain. Lili bingung apa yang lucu dari kata katanya? Ia bahkan tidak menaruh kata lucu disana.
"Eh kalo mau minta naik gaji bilang aja, napa nyebutnya naikkan gaji Pak Rama"
"Kamu kan masih sekedar cleening service, sopan dikitlah"
"Minta naikin gaji? Gak sekalian minta naikin haji gitu? Hahaha"
Lili ingin menangis, pendapatnya menjadi bahan lelucon. Ia melihat ceonya bahkan tersenyum sinis. Maria hanya menundukkan kepala.