Jangan lupa makan😉
Mengejar juga butuh energi
~Lailil Qomariyah~
Hari minggu bukanlah hari libur. Lili sudah bersiap untuk meeting yang selalu tertunda. Ia sebenarnya malas sekali. namun mau gimana lagi ini sudah jadi tugasnya.
"Lo beneran Li bakal pergi meeting? " yuni merasa kasihan kepada Lili waktu itu, tapi Lili ngotot ngasih CEOnya kesempatan.
"Iya Yun, ini pertanyaan Yuni yang ke-23"
"Nanti kalau sudah jam 8 lebih langsung tinggal aja, pulang naik angkot"
"Iya Yuniii" Lili merasa geram mendengar itu berkali kali"
"Lo mau berangkat sekarang? Gak nanti aja mepet-mepet jam 8"
"Pak Ai udah janji bakal dateng Dan Lili udah janji bakal gak telat"
"Tempatnya lo nentuin dimana? "
"Yuni kalo gak pengen nganter mendingan gausah tanya deh" ketus Lili
"Oke gue anter"
^v^
"Li tempatnya beneran disini?" mata Yuni melebar melihat spanduk besar 'Warung Makan Uwenakkk'. Bahkan diliatnya tempat itu tidak memiliki kursi hanya tersedia karpet, jadi hanya memungkinkan duduk bersila.
"Ha ah" jawab Lili mengiyakan.
"Lo tu sebenarnya mau meeting apa mau eating?" tanya Yuni heran.
"Dua-duanya, Lili Tadi kesini kan cuma makan roti aja"
"Yaudah gue pergi dulu" yuni menyalakan motornya ia tidak tahu bagaimana respon CEOnya yang diajak meeting. Ia sudah tidak tahan jika harus mendengarkan otak geser Lili.
"Hati-hati ya yun"
"Iya, jan lupain pesan gue"
"Siyap bos" jawab Lili sambil hormat.
Lili kemudian mengambil tempat di pojok. Di meja nomer 10. Ia duduk bersila sambil menunggu CEOnya datang. Tak lama kemudian es jeruk yang dia pesan sudah tiba.
Jam tangannya menunjukkan pukul 7.58 perjanjiannya masih sama yaitu pukul 8.00. Sementara tidak ada tanda-tanda kedatangan CEOnya. Dia sudah mengirim lokasi tempatnya di hape Yuni kemarin. Sekarang ia tidak bisa menghubungi. Yang bisa ia lakukan hanyalah mengikuti nasehat Yuni. Jika jam 8 lebih ia tidak sampai maka ia harus pergi.
Tak lama seseorang keluar dari mobil putih. Outfitsnya berwana hitam semua, mulai dari kemeja kotak, celana bahkan sepatunya. Jam tangan mewah melingkar di tangannya. Ia masuk tanpa alas kaki. Semua pasang mata tertuju padanya. Lili takjub melihat CEOnya. Baru kali ini ia melihat CEOnya memakai baju non formal.
"Astaghfirullah"
Lili menyadarkan dirinya. Ia tidak boleh melupakan rencananya. Ia berpura pura tidak melihat ceonya. Ia mengaduk aduk es jeruk sambil melihat ke arah lain. Ia mengatur suaranya supaya tidak false.
Aidan mengenali sosok orang di pojok sana. Dari tadi hatinya merutuki gadis itu. Entah apa yang dipikirkannya memilih tempat makan seperti ini. Ia menghampiri gadis itu lalu mengambil duduk bersilah di depannya.
"Cepat meetingnya dan kita cepat pergi" ujar Aidan.
"Menunggu sesuatu yang sangat menyebalkan bagiku, saat ku harus bersabar dan terus bersabar, menantikan kehadiran dirimu... "
Aidan kaget melihat gadis di depannya menyanyi merdu, merusak dunia. Apalagi nyanyian itu menjerumuskan sindiran untuknya karna gadis itu sudah menunggu 30 menit yang lalu.
"Jangan nyanyi"
"Entah sampai kapan aku harus menunggu, sesuatu yang sangat sulit tuk kujalani..."Lili meneruskan lagunya tidak menghiraukan kata-kata Aidan
"Ganti lagu"