Berbelanjalah sesuai isi dompetmu
~Lailil Qomariyah~
Lili tak henti hentinya mendongak melihat kemegahan mall. Ia baru pertama kali ke mall sebesar ini.
Aidan merasa menyesal mengajak asistennya. Ia dari tadi bertingkah seperti Gadis desa yang kegirangan diajak ke istana.
"Pak Ai, Pak Ai kita lihat kesana yuk" ajak lili
"Li kita disini fokus dengan pekerjaan kita dan lagi jangan memanggilku seperti itu" tegas Aidan
"Eh kenapa gak mau dipanggil Pak Ai?" tanya Lili, pasalnya pria ini memang tidak pantas disebut pak.
"Sebutan pak, terlalu formal dan terkesan menghormati. Aku tidak mau menunjukkan kedudukan CEO disini" dingin Aidan
"Oh kalau begitu dipanggil Kak Aidan atauuu dipanggil Masss... " Lili belum melanjutkan kata katanya tapi ia sudah mendapatkan tatapan elang.
"Kenapa Mas?" goda Lili
Aidan semakin murka mendengar hal itu. Tatapan tajamnya sekan menguliti Lili. Lili menelan salivanya "i-iya iya, Lili panggilnya Kak Ai"
Aidan berjalan lebih dulu . Lili mencoba mengimbangi langkahnya. Tapi langkah laki laki itu terlalu lebar. Membuatnya berjalan di belakang.
"P-kak Ai, kak Aidan" pria yang disebut namanya itu berhenti lalu menoleh ke belakang.
"Kita kesana yuk! Lili pengen liat" ujar Lili karena menangkap sesuatu yang mencolok matanya.
Aidan tidak menanggapi respon Lili, ia meneruskan langkahnya. Lili berlari mengikutinya.
"Kai Lili pengen lihat kesana sebentar"
"kai?" Aidan bingung apa yang dimaksud gadis itu.
Lili mengangguk "He em, Kak Aidan itu kepanjangan, jadi Lili singkat jadi Kai aja biar simple, Kai gak keberatan kan? "
"Hmm"
"Kai, Lili mau lihat kesana"
"Gausah"
"Uhhh Kaiii" Lili mencoba menghentikan aidan sambil memohon-mohon, tapi aidan tak menghiraukan dan terus berjalan.
"Ayo masuk" Aidan menyeret Lili masuk ke dalam lift dan itu untuk pertama kalinya Lili menaiki lift.
"Kita mau kemana? " tanya Lili yang memperhatikan aidan Memencet nomor.
"Lantai 2"
Setelah Aidan menekan tombol lift. Lift bergerak ke atas. Lili baru pertama kali menaiki lift. Sehingga dirasanya kakinya seperti terdorong sampai ke atas. Ketika sampai di atas pintu lift terbuka. Aidan berjalan seperti biasanya dengan tangan di sakunya.
Lili keluar dari lift namun ia merasakan pijakan lantainya salah atau apa. Ia merasakan lantai nya juga bergerak. Lili mengontrol dirinya supaya tidak jatuh. Kemudian ia menyusul Aidan.
"Kai kenapa dari tadi kita lihat-lihat terus" tanya Lili, kakinya sudah capek menjelajahi mall besar nan mewah.
"Bukankah sudah kubilang, kita windows shopping"
Lili menghentikan langkah Ai dengan berdiri di depannya "Oh tolong jelaskan apa arti dari belanja jendela atau jendela belanja semacamnya"
"Hah?" Aidan menaikkan satu alisnya, bingung dengan perkatan Lili.