Ada yang berdesir, tapi bukan ombak
~Aidan Adnan Al-Gerald~
Lili berlari ke tempat Aidan menunggu. Namun, yang dicarinya tidak ada disana. Lili menyoroti seluruh tempat makan itu. Ia sempat melihat meja yang diduduki aidan. Tapi tidak ada disana. Lili ingin menangis. Apa ia ditinggal disini sendirian? Tentu saja, beruang es itu bahkan tidak mau menunggu meski hanya 4 menit. Lili masih mengingat kejadi di kafe waktu itu.
Lili menghampiri meja yang tadi dipakai Aidan. Barangkali CEOnya main petak umpet. Lili mengangkat kotak tisu ia menggeledah meja itu. Penjual menatapnya heran.
"Nyari apa mbak?" tanya penjual itu.
"Nyari Suami saya"
"Hah? " penjual itu keheranan melihat tingkah Lili.
"Ya siapa tau suami saya jadi kecil, terus gak keliatan ngumpet dimana" otak Lili sudah tercemar animasi.
Penjual itu meninggalkan Lili yang mencari di kolong meja.
"Ngapain?"
Bukk
Sebuah suara mengagetkan Lili mengakibatkan ia terbentur meja diatasnya. Ia melihat seseorang yang ia cari.
"Kai darimana? Lili nyariin dari tadi" ujar Lili
"Harusnya saya yang tanya, kau darimana? Saya nyariin dari tadi"
"Eh kai nyariin lili? Lili kira Kai bakalan pergi ninggalin Lili" tidak ada reaksi apapun dari yang ia ajak bicara "Apa itu artinya kai sudah suk-"
"Enggak, gak pernah, dan gak akan" jawab Aidan dingin.