Kau tidak mencintaiku.
Anehnya, kenapa kau terlihat cemburu?
~Lailil Qomariyah~
Aidan menepuk pundak Lili, kemudian menyeretnya ke belakang menjauhi Alex. Pukulan Aidan mendarat di wajah Alex. Amarah Aidan seketika memuncak, melihat apa yang akan dilakukan Alex. Tangannya mengepal erat.
"Don't try to damage the girl!" Ujar Aidan. Sorot matanya sangat ingin membunuh pria itu. Ia kembali menghajar pria itu habis-habisan.
Seketika Lili tersadar ketika seseorang menepuk bahunya dan menariknya kebelakang. Apa yang dilakukannya tadi? Kenapa ia ada disini? Apa yang terjadi? Lili memegang kepalanya. Terasa sakit. Sementara itu ia pandangannya menerawang Aidan memukuli Alex.
"Astaghfirullah pak, pak Aidan kenapa?" Lili memegang tangan Aidan, mencegahnya yaang memukuli Alex. "Pak Aidan hentikan pak. Istighfar Pak"
Aidan menepis tangan Lili, ia menghentikan memukulinya "I canceled our collaboration" ujar Aidan yang membuat Lili tidak mengerti dengan bahasa Inggris.
Alex yang terjatuh karna pukulan Aidan, ia berusaha berdiri. Lili menghampiri Alex, membantunya berusaha berdiri. Aidan yang melihat itu, semakin mengeratkan kepalannya.
"Saya meminta maaf atas nama Pak Aidan" ujar Lili, ia ingat Alex tadi herbicara dengannya menggunakan bahasa Indonesia.
"Its okay" Alex berdiri dengan bantuan Lili. Ia memberikan senyum pada Lili, kemudian ia berbicara pada Aidan.
"Sorry, I just wanted to test you before, and it's true, you love this girl, right?"
Lili tak mengerti dengan ucapan Alex yang pasti itu membuat Aidan semakin kesal.
"Ayo pulang Lili"
"Eh tapi ini pipi Tuan Alex..."
"Ayo pulang" Aidan menarik lengan baju Lili. Ia menyeretnya masuk ke mobil, meninggalkan klien gila itu.
^v^
Hening menjadi suasana di dalam mobil. Sebenarnya banyak yang ingin ditanyakan Lili. Salah satunya kenapa Aidan marah? Namun ia takut jika langsung menanyakan itu. Mungkin ia perlu sedikit basa basi.
"Emm Pak Ai..." Lili tidak melanjutkan bicaranya Setelah mendapat tatapan membunuh dari kaca yang terpantul ke belakang.
"Erkk... maksud Lili, ini kan udah mau maghrib, kita cari masjid dulu aja ya, waktu mghrib kan sebentar." pria dingin yang mengemudikan kendaraan tersebut tidak merespon sedikit pun membuat Lili jengkel.
^v^