Apa yang kau tahu dengan cinta yang mengatasnamakan cinta karena Allah?
Ana Uhibbuka Fillah, bukan lah kalimat dengan arti sependek BUCIN
~Aidan Adnan Al-Gerald~
Ruang dimobil terasa begitu panas. Padahal angin dari luar yang masuk mengipasi mereka terasa sejuk. Keduanya tengah berapi-api karena kejadian di kafe. Lili merasa tidak nyaman dengan suasana ini. Bagaimanapun juga ia harus meminta penjelasan.
"Kenapa sih Pak Ai larang Lili dibonceng Arif" kesal Lili. Pandangannya mengarah keluar kaca mobil, melihat pohon, dan rumah yang berjalan.
"Gak dengar aku bilang apa tadi?" jawab Aidan datar dengan mata fokus didepan.
Lili bedecak kesal "Kalau alasannya cuma gak mau Lili keluyuran itu gak mungkin, Lili tau ada hal lain lagi"
Aidan menghembuskan nafas "Jika dibonceng apa itu gak terlalu dekat untuk yang bukan muhrim? "
"Terus Pak Ai cemburu?"
Aidan tersenyum sinis mendengar pertanyaan itu "Cinta aja enggak kenapa harus cemburu"
Perkataan Aidan langsung tepat sasaran ke hati Lili "Ih kadang orang itu gak sadar kalau dia lagi Cinta apalagi orang kayak Pak Ai ini. Gak bisa peka sama diri sendiri" kesal Lili melipatkan tangannya di dada
"Terus ya kalau buktiin dia cinta apa gak, biasanya dia bakal cemburu kalau lihat yang dicintai deket sama yang lain, nah tingkah pak Ai ini kayak orang cemburu tauk" lanjut Lili
Aidan mengembangkan senyum sinisnya "Jangan berharap lebih padaku"
Lili semakin kesal dengan ucapan Aidan memang dari awal ia harusnya tidak pernah berharap pada manusia "Terus kenapa pak Ai kenapa melarang gitu. Harusnya pak ai bodoamat lah mau Lili dibonceng kek, pegangan tangan kek"
"Kamu pernah pegangan tangan sama dia?" Tanya Aidan. Ia menutupi ekspresi terkejutnya.