“Ini Tari, putri sulung saya. Dia dokter gigi juga, tapi tidak dipraktekkan ilmunya karena harus mendampingi suaminya bertugas.” Baskara memperkenalkan Tari kepada Nina. Tari menyalami Nina. Seorang laki-laki muda mendekati mereka.
“Hebat. Putri-putri Pak Baskara dokter gigi semuanya,” ujar Nina.
“Mereka mengikuti jejak ibu mereka. Almarhum ibu mereka seorang dokter gigi. Tapi ilmunya tidak bisa dipraktekkan karena harus mendampingi saya bertugas,” ujar Baskara.
“Ini suaminya Tari, Namanya Aswin,” Baskara memperkenalkan laki-laki muda itu kepada Nina.
“Dia perwira menengah angkatan darat berpangkat mayor infanteri. Sekarang ia di tempatkan di Subang,” ujar Baskara. Aswin menyalami Nina.
Baskara menoleh ke Tari. “Tari, apa sudah reservasi tempat?” tanya Baskara.
“Sudah, Pa,” jawab Tari.
“Mari, Bu. Kita duduk. Ibu pasti pegal berdiri terus,” ujar Baskara.
Ketika mereka hendak menuju ke meja tiba-tiba ada yang mengucapkan salam kepada mereka. “Assalamualaikum.”
Semua orang menoleh ke arah suara, rupanya Ibu Enny dan Lukman sudah datang.
“Walaikumsalam,” jawab semua orang.
“Akhirnya Ibu datang juga,” ujar Baskara.
“Salwa salam dulu sama Eyang Uyut!” ujar Baskara kepada Salwa.
Salwa menghampiri Ibu Enny lalu mencium tangan Ibu Enny. “Aduh pinternya.” Ibu Enny mengusap kepala Salwa.
“Salwa cucu pertama saya. Dan ini Noval cucu kedua saya,” ujar Baskara.
“Ade salam dulu sama Eyang Uyut!” ujar Baskara kepada Noval.
Ibu Enny mengulurkan tangannya ke Noval. Batita itu menegang tangan Ibu Enny dengan kedua tangannya lalu menempelkan tangan Ibu Enny ke mulutnya yang penuh ludah.
“Muah.”
“Pinternya.” Ibu Enny mengusap kepala Noval.
“Mari Bu kita duduk,” ujar Baskara.
Baskara menoleh ke Tari. “Tari! Yang mana mejanya?” tanya Baskara.
“Sebelah sini, Pa.” Tari berjalan menuju meja yang sudah ia pesan. Semua orang mengikuti Tari dan duduk di tempat yang sudah dipesan Tari. Dua orang pelayan restaurant datang dan memberikan buku menu kepada mereka. Mereka membuka buku menu untuk memilih makanan.
“Lukman!” Baskara merangkul bahu Lukman yang duduk di sebelah Baskara.
Lukman menoleh ke arah Baskara. “Pilih saja makanan yang kamu mau. Tidak usah malu!” ujar Baskara.
“Baik, Om,” jawab Lukman.
“Yang Kung.” Salwa memanggil Baskara. Salwa duduk di sebelah Nina.
Baskara menoleh ke Salwa. “Yes, Princess,” jawab Baskara.