Besok Saja Kita Bahagia

Hani Abla
Chapter #11

Hanya Titipan

(Bukan hilang. Ia hanya kembali pada pemilik sebenarnya.)


WhatsApp Group “Warga RT 05”

Saya: Izin promo ya, Ibu-Ibu. Dijual rumah yang saya tinggali sekarang. Harga nego. 

Bu RT: Akhirnya dijual juga, Bu @Nazima? Kabar-kabar kalau pindah ya.

Saya: Baik, Bu RT, insya Allah.

Bundanya Haura: Tante Nazima mau pindah? Yah, Haura nggak bisa main ke tamannya tante lagi dong.

Saya: Haura ambil saja ayunan tante yang di taman. Gratis.

Bundanya Haura: Wah, beneran? Ayunan rotan itu ya? Makasi ya tante. Haura seneng banget nih.

Saya: Sama-sama, Bunda.

Ummu Rizki: Harga rumah berapa, Bund? Biar nanti saya bantu promo ke teman. 

Saya: Saya japri ya, Ummi.

Mamanya Adam:  Nanti kalau sudah pindah, jangan putus silaturrahim ya.

Saya: Insya Allah.

Bu RT: Ayo yang lain bantu jualin juga rumah tetangga kita.

Bu Adi: Dapat komisi ya kalau bantu jualin, hahaha.

Bu Roni: Itu rumah dijual, Jeng? Bukannya mau disita bank? Kemarin saya sempat lihat spanduknya. Ibu-ibu komplek juga lihat.

Bu Deri: Yang kemarin spanduknya dipasang pas kita belanja sayur itu ya?

Bu Roni: Iya, itu, Jeng. Nggak jadi disita ya, Jeng @Nazima?

Bu Deri: Kalau sudah disita bukannya nggak boleh dijual? 

Bu Adi: Emangnya kenapa kok sampai disita segala? 

Bu Roni: Kalau disita berarti nanti dilelang ya? Rumah lelang kan murce yes.

Lihat selengkapnya