(Bukan hilang. Ia hanya kembali pada pemilik sebenarnya.)
WhatsApp Group “Warga RT 05”
Saya: Izin promo ya, Ibu-Ibu. Dijual rumah yang saya tinggali sekarang. Harga nego.
Bu RT: Akhirnya dijual juga, Bu @Nazima? Kabar-kabar kalau pindah ya.
Saya: Baik, Bu RT, insya Allah.
Bundanya Haura: Tante Nazima mau pindah? Yah, Haura nggak bisa main ke tamannya tante lagi dong.
Saya: Haura ambil saja ayunan tante yang di taman. Gratis.
Bundanya Haura: Wah, beneran? Ayunan rotan itu ya? Makasi ya tante. Haura seneng banget nih.
Saya: Sama-sama, Bunda.
Ummu Rizki: Harga rumah berapa, Bund? Biar nanti saya bantu promo ke teman.
Saya: Saya japri ya, Ummi.
Mamanya Adam: Nanti kalau sudah pindah, jangan putus silaturrahim ya.
Saya: Insya Allah.
Bu RT: Ayo yang lain bantu jualin juga rumah tetangga kita.
Bu Adi: Dapat komisi ya kalau bantu jualin, hahaha.
Bu Roni: Itu rumah dijual, Jeng? Bukannya mau disita bank? Kemarin saya sempat lihat spanduknya. Ibu-ibu komplek juga lihat.
Bu Deri: Yang kemarin spanduknya dipasang pas kita belanja sayur itu ya?
Bu Roni: Iya, itu, Jeng. Nggak jadi disita ya, Jeng @Nazima?
Bu Deri: Kalau sudah disita bukannya nggak boleh dijual?
Bu Adi: Emangnya kenapa kok sampai disita segala?
Bu Roni: Kalau disita berarti nanti dilelang ya? Rumah lelang kan murce yes.