Tias dan Freya bangun kesiangan. Tias tidur di rumah Freya karena orang tuanya pergi ke luar kota. Sehingga Ia memutuskan untuk menginap di rumah teman sebangkunya itu.
Semalaman, keduanya bergadang. Bukan mengerjakan PR, bukan -melainkan menonton film bersama di laptop- sampai larut malam. Panik! saat inilah yang mereka rasakan. Keduanya melakukan aktivitas pagi ini dengan buru-buru sekali.
Saat keduanya sudah di atas motor, Tias sudah akan melajukan motor. Freya dibuat tercengang dengan kedatangan Tante Irma ke rumahnya. Ia pun menepuk bahu Tias dengan keras menyuruhnya menunggu sebentar dan Freya sudah turun dari motor.
Tante Irma adalah Mamanya Dirga. Dan Dirga adalah sahabat kecilnya yang sudah lama tak bertemu selama dua tahun lebih.
Freya langsung memeluk Tante Irma dengan erat, sekaligus setengah tak percaya dan mereka berbincang sebentar di teras rumah, saling menanyakan kabar. Habis itu, Ia minta diri untuk segera berangkat sekolah karena sudah agak telat. Tante Irma sebenarnya agak menahan Freya karena masih rindu, namun bagimana lagi, Freya sudah telat.
Freya dan Dirga adalah sahabat dari kecil. Keduanya tinggal bersama di Bandung. Rumah mereka pun berdekatan. Dulu waktu mereka masih kecil, mereka sering bermain bersama, hingga seakan akan mereka seperti Kakak beradik. Keduanya bersekolah di sekolah yang sama dari TK sampai SD. Namun karena pekerjaan Papa Freya, membuat keluarga Freya terpaksa pindah ke Jakarta dan meninggalkan sahabat kecilnya di Bandung.
Freya bersekolah di SMP yang ada di Jakarta, sedangkan Dirga bersekolah di Bandung. Bertemu hanya dua kali dalam satu tahun. Namun, semenjak dua tahun yang lalu, keduanya tidak saling berkomunikasi lagi. Karena ponsel Freya terjatuh ke dalam lumpur pada saat kegiatan kemah SMP membuatnya kehilangan nomor Dirga.
Di atas boncengan, pikiran Freya langsung dipenuhi oleh Dirga. Tiba-tiba Ia menjadi teringat dengan Dirga lagi, Ia mendadak kangen sama Dirga. Freya sangat menyesal karena tidak menanyakan kabar Dirga pada Tante Irma tadi. lupa kalau tidak meminta nomor Dirga.
Gimana kalau Tante Irma udah pulang? Atau jangan-jangan Dirga ikut ke sini? Tapi, tadi Tante Irma sendirian! Semoga saja, Tante Irma belum pulang ke Bandung dan gue bisa tanya soal Dirga sama Tante Irma. Pikirnya.
Tidak ada 10 menit, keduanya telah sampai di sekolah. Setelah memarkirkan motor, keduanya langsung menuju kelas dengan langkah tergesa. Untungnya, saat tiba di kelas, Bu Yulia Guru yang mengajar jam pertama belum datang. Tias dan Freya pun bernapas dengan lega.
Suasana pelajaran pagi ini tidak terlalu membuat jantungan para Murid. Bu Yulia menerangkan panjang lebar materi pelajaran, tapi murid- murid kebanyakan sibuk sendiri. Karena Bu Yulia adalah Guru yang baik hati, paling hanya ditegur jika ketahuan bermain ponsel, tidur atau berisik sendiri.
Freya mengecek ponselnya. Ada pesan masuk dari nomor baru. Freya mengernyitkan kening.
Kalau udah Istirahat, ke perpusatakaan, ya!
By Dirga
Freya tertegun sesaat lamanya.
Dirga? Benarkah ini nomornya Dirga?
Freya langsung melihat foto profil yang tertera di profil nomor tersebut. Memang Dirga, namun wajahnya sangat berbeda dengan Dirga yang dulu. Freya segera mengetikan balasan pada layar keyboard disertai kebingungan melanda dirinya saat ini. Jari jemarinya pun mendadak bergetar.