Freya dan Dirga sudah berbincang selama satu jam lebih di teras mushola. Membahas hal yang tidak penting tentunya dan banyak tawa. Mencurahkan kangen yang sudah lama membelenggu diri mereka masing-masing.
Selang beberapa saat, terdengar bel pulang di segala penjuru sekolah. Tak lama kemudian, sudah ada anak-anak berhambur menuju parkiran hendak pulang. Freya menyuruh Dirga untuk menunggunya, sedangkan dirinya akan kembali ke kelas untuk mengambil tas. Dirga mengangkat jempolnya mengerti.
Saat Freya sedang berjalan di lorong kelasnya, Ia berpapasan dengan Rico.
‘’ Kamu kemana aja? dari tadi aku telepon kamu, kenapa kamu nggak masuk? ‘’ sergap Rico dengan pertanyaan memberondong.
Freya pun kikuk. Terdiam menatap Rico.
Astaga! Freya benar-benar lupa kalau Ia punya pacar. Sebaiknya Ia harus menjawab apa sekarang? Terpaksa, Ia pun berbohong.
‘’ Habis ke UKS, tadi perut aku sakit, ’’ balas Freya setelah ada jeda.
‘’ Kenapa nggak bilang sama aku kalau perut kamu sakit, kalau kamu bilang, aku bisa tengok kamu ke UKS atau anterin kamu pulang. ‘’ Rico mengela napas. ‘’ Sekarang, gimana, masih sakit? ‘’ Lanjut Rico.
‘’ Udah mendingan kok, ’’ Jawab Freya sambil tersenyum.
‘’ Ya udah, ayo pulang, ‘’ ajak Rico.
‘’ Eh, Ric, ‘’ cegah Freya sambil memegang lenganya. ‘’ Hari ini aku masih ada ekskul sampai sore, kamu pulang duluan nggak papa. ’’
Rico berbalik badan, ‘’ Mau aku jemput entar? ’’
‘’ Eggak usah, nanti aku pulang sama temenku aja. ‘’
‘’ Oke, aku pulang duluan, ya. ‘’
’’ Daaa... hati- hati! ‘’ ujar Freya, agak keras sambil melambaikan tangan.
Freya menghela napas, masuk ke dalam kelas, mengambil tas, langsung berhambur untuk menemui Dirga di teras mushola.
***
Freya bagaikan menjadi tour guide bagi Dirga saat ini. Keliling kelas-kelas, aula, kantin, lapangan. Memandu Dirga memperkenalkan halaman sekolahnya, Dirga yang berjalan di sampingnya hanya mangguk- mangguk. Sesekali berkomentar.
Sekitar setengah jam kemudian, keduanya menjatuhkan tubuh di hamparan rumput- rumput dekat dengan lapangan basket. Dirga bangkit dan berlari kecil karena melihat bola basket terongok di sudut lapangan. Ia mengambilnya, lalu memantul mantulkanya di lapangan, memasukan bola ke ring.
‘’ Nggak mau minta di ajari lagi! ‘’ ujar Dirga, seperti sengaja ditunjukan pada Freya.
Dulu, Freya sering minta diajari cara memasukan bola basket ke dalam ring kepada Dirga. Freya pun bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke arah Dirga.
Dirga melempar bola ke arah Freya dan Freya tepat menangkapnya. Freya telah siap memasukan bola pada ring. Tangan Dirga tiba-tiba saja melingkar pada tubuh Freya, memegangi tangannya, seperti halnya couch saja. Jantung Freya saat ini langsung berdegub.