Best Friend

William Oktavius
Chapter #3

3. Still Have The Chance

2 tahun kemudian….

Are You The Next Voca Star?

Postingan mengenai jadwal audisi Vocademia tahun 2020 sudah dirilis. Calvin yang sedang asik melihat postingan di Instagram langsung menjerit begitu melihat postingan mengenai audisi Vocademia 2020 sudah dibuka. Alvito yang sedang minum air di dapurnya Calvin langsung menyemburkan isi minumannya dan Theo yang sedang memakan camilan di meja makan langsung tersedak.

“Kenapa teriak-teriak si? Untung gua gak mati gara-gara kesedak minuman abis dengerin suara lo,” omel Alvito sambil menghampiri Calvin yang masih antusias melihat handphone-nya.

“Lo pada mesti liat ini. Vocademia bakalan audisi lagi. Big audition di Bandung, Surabaya, Medan, Makassar, sama Jakarta. Nah, pas audisi di Jakarta tuh pas banget kita baru kelar UAS. Awal juni. Ikutan yuk. Masih ada satu bulan buat siap-siap,” balas Calvin sambil menunjukkan poster mengenai audisi Vocademia.

What? Seriusan lo?” ucap Alvito ikut terkejut. Pantas saja tadi Calvin bisa berteriak seperti ini, ternyata audisi Vocademia sudah dibuka kembali, pikirnya.

“Nah kan, lo aja kaget, apalagi gua. Yuk, prepare. Kita harus lolos tahun ini. Minimal sampe ketemu juri utama dulu deh,” ajak Calvin lagi. Semangatnya kembali membara untuk lolos audisi, mengingat dua tahun lalu dirinya hanya sampai di tahap interview.

“Oke, kita set timeline biar lebih jelas sisa hari sebelum audisi,” sahut Theo. Calvin setuju dan Alvito ikut saja. Mereka kemudian mulai mempersiapkan diri kembali dengan sungguh-sungguh untuk audisi Vocademia.

Calvin sudah belajar banyak selama dua tahun ini. Ia bahkan sampai ikut klub musik dan vokal di kampusnya agar mempunyai waktu lebih untuk belajar. Belajar dari yang lebih berpengalaman dibanding dirinya. Ditambah Calvin memang sudah mempunyai interest di bidang musik, Calvin yakin usahanya selama dua tahun ini dapat membuahkan hasil.

Dua tahun ini juga dimanfaatkan untuk latihan bagi Alvito dan Theo. Meskipun frekuensi latihan mereka berdua tidak sesering Calvin karena kesibukan kuliah, namun mereka selalu menyempatkan minimal satu minggu sekali untuk latihan bersama di rumah Calvin. Karena Calvin mempunyai alat musik, itulah yang menjadikan alasan mengapa mereka lebih memilih latihan di rumah Calvin.

*****

Satu bulan berlalu, tiba hari big audition. Belajar dari dua tahun lalu dimana mereka datang sejak pagi di hari pertama dan harus mengantri lama, untuk tahun ini mereka memilih untuk hadir sedikit sore saat menjelang jadwal tutup audisi di hari pertama. Mereka ingin menghindari antrian yang begitu panjang meskipun kesempatan mereka bernyanyi tinggallah sedikit. Bertempat di JIExpo Kemayoran, Jakarta, big audition kali ini dilaksanakan selama tiga hari.

Prediksi Calvin tepat. Antrian peserta sudah mulai memendek saat mereka tiba. Kebetulan jalur antrian belum ditutup, karena itu mereka langsung masuk ke dalam barisan. Sambil menunggu giliran, mereka bertiga memantapkan kembali lagu yang hendak dibawakan. Calvin juga membawa gitarnya, jaga-jaga jika diperlukan saat sedang menunggu giliran.

Tiba giliran Calvin dan kawan-kawan. Membawakan satu buah lagu, Calvin berhasil memperoleh kartu biru lagi. Tanda Calvin lolos ke audisi tahap berikutnya. Begitupun dengan Alvito dan Theo. Mereka juga berhasil mendapatkan kartu biru, yang artinya mereka bertiga akan mengikuti interview langsung di hari yang sama. Pertanyaan interview masih sama dengan edisi sebelumnya, yaitu mengenai alat musik yang bisa dimainkan, lalu genre lagu yang dikuasai, serta beberapa interest lainnya yang berkaitan dengan industri musik Indonesia dan luar negeri.

Mereka bertiga berhasil melaju ke tahap berikutnya, yaitu box audition. Di tahap ini, mereka diminta untuk bernyanyi vokal di satu ruangan dan dibuat seolah-olah mereka sedang live. Ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana kontestan dalam bernyanyi di atas panggung. Setelah selesai, kabar lolos atau tidaknya akan diberitahu melalui e-mail maksimal 10 hari setelah hari audisi.

Calvin menanti dengan sabar e-mail tersebut. Dirinya merasa ia menampilkan performa yang lebih baik dibandingkan audisi dua tahun lalu. Meskipun demikian, Calvin juga mencoba realistis karena kualitas peserta lainnya juga lebih baik.

Hari-hari berlalu dan ternyata Calvin berhasil meraih undangan untuk audisi bersama juri utama di Jakarta Convention Center. Saat Calvin memberikan kabar bahagia kepada dua sahabatnya, mereka juga dinyatakan lolos. Alhasil, mereka kembali berlatih bersama untuk menghadapi audisi dengan juri utama Vocademia.

*****

Hari yang sudah ditentukan tiba. Final audition dibagi berdasarkan kota big audition. Karena Calvin, Alvito, dan Theo lolos dari big audition Jakarta, maka mereka mengikuti final audition di hari terakhir pelaksanaan. Calvin sangat antusias dengan final audition kali ini karena Calvin bisa bertemu dengan juri utama Vocademia.

Sebelum audisi bersama juri nasional dimulai, semua kontestan yang terpilih diminta untuk menandatangani kontrak terlebih dahulu. Kontrak ini berisikan bahwa mereka dilarang membocorkan apa yang telah terjadi selama audisi kepada masyarakat umum yang tidak hadir mengikuti audisi dengan juri nasional, baik lolos ataupun tidak, sebelum episode ini ditayangkan di televisi. Ini dilakukan agar tidak terjadi spoiler di masyarakat dan acara setiap episodenya dapat membuat masyarakat penasaran sehingga penonton akan tetap menonton Vocademia setiap minggunya.

Satu per satu kontestan mulai mengikuti audisi. Ada yang menangis karena gagal mendapatkan golden ticket, ada juga yang berteriak bahagia karena berhasil melaju ke babak selanjutnya. Calvin, Alvito, dan Theo berusaha untuk tidak memikirkannya dan memilih untuk fokus dengan latihan mereka masing-masing. Takut terbawa nervous karena melihat berbagai tingkah laku manusia yang sudah mengikuti audisi.

Theo menjadi yang pertama diantara mereka bertiga yang memasuki ruang audisi. Setelah disemangati oleh Calvin dan Alvito, Theo mencoba keberuntungannya hari ini. Sayangnya, tiga no yang didapatkan dirinya membuat Theo gagal melaju ke babak selanjutnya. Meskipun demikian, Theo tetap tersenyum sumringah kendati dirinya tidak berhasil lolos ke tahap berikutnya. Theo pun menceritakan sedikit mengenai apa yang ia alami di ruang audisi kepada Calvin dan Alvito agar mereka berdua bisa punya waktu lebih untuk mempersiapkan diri.

Tidak lama setelah Theo masuk ke ruangan audisi, tiba giliran Alvito. Setelah mengenalkan dirinya di hadapan dewan juri, Alvito mulai bernyanyi. Tidak banyak komentar dari tim juri. Hanya catatan sedikit mengenai suara Alvito yang menurut dewan juri masih kurang maksimal dan berkarakter, lalu mereka langsung membuat keputusan.

Lihat selengkapnya