Best Friend

William Oktavius
Chapter #5

5. Live Show

“Vocademia 2020 sudah dimulai. Banyak cerita yang sudah kita saksikan di audisi, banyak juga harapan dan impian peserta yang terlihat di babak eliminasi. Dari ratusan ribu peserta yang ingin menggapai mimpinya, telah terpilih sebanyak dua puluh kontestan. Mereka ini lah yang akan menjadi calon voca star tahun 2020. Siapa yang akan menjadi idola baru, anda yang di rumah lah yang menentukan. Live voting sudah dibuka dan ini lah live show Vocademia 2020!”

Suara semangat dari Rendy resmi membuka live show Vocademia 2020. Alunan musik pembuka acara langsung mengalun begitu Rendy selesai mengucapkan kalimatnya. Ini adalah satu tahap sebelum menuju panggung Vocademia yang sesungguhnya, yaitu panggung voca show.

“Selamat malam, Indonesia. Mulai malam ini, kita akan bersama-sama menyaksikan lahirnya idola baru Indonesia dari panggung Vocademia. Dua puluh kontestan akan bertarung memperebutkan titel voca star. Dan juga saya ingatkan kembali, nasib dari para idola bergantung kepada anda. Malam hari ini, dari dua puluh peserta, hanya akan ada lima belas peserta yang melaju ke babak live show dua pada minggu depan. Terus vote idola anda dengan cara mengetik Voca (spasi) nama idola favorit anda dan kirim ke 9288. Sepuluh kontestan dengan vote tertinggi akan otomatis langsung lolos ke live show jumat depan dan lima kontestan sisanya akan diselamatkan oleh dewan juri. Jadi, jangan biarkan idola anda harus mengubur impiannya malam ini hanya karena vote dari anda yang kurang.”

Alunan soundtrack yang khas dari Vocademia terus dinyalakan sepanjang awal acara live show Vocademia. Panggung yang mewah dengan dipenuhi lampu sorot serta kamera yang ditempatkan pada berbagai sisi membuat kesan panggung spektakuler telah tercipta di Vocademia 2020. Rendy juga memperkenalkan dewan juri yang sudah duduk di kursi juri. Setelah selesai menyebut nama dewan juri, satu per satu kontestan yang berhasil melaju ke babak live show.

Calvin melangkah menuju tengah panggung dengan sedikit gugup. Calvin merasa nervous karena ini adalah pertama kalinya ia berdiri di tengah panggung dan disiarkan secara langsung di seluruh wilayah Indonesia. Calvin memang sudah pernah menonton aksi panggungnya saat babak audisi dan eliminasi dari televisi hotel. Dari sana terlihat bahwa Calvin sudah bisa beraksi di atas panggung dengan tenang. Namun ia tidak bisa menyamakan hal itu karena saat babak audisi dan eliminasi dirinya hanya disaksikan oleh sedikit penonton dan tidak disiarkan secara langsung.

Calvin lalu mengedarkan pandangannya menuju sekeliling studio. Dirinya tersenyum saat melihat kedua sahabatnya, Theo dan Alvito, berada di salah satu sisi penonton sedang mengacungkan jempol untuk dirinya. Tidak menyangka bahwa kedua sahabatnya masih setia mendukungnya. Sejak awal Calvin memang tidak bisa memberitahukan progress dirinya selama mengikuti kompetisi karena sudah terlibat dalam perjanjian kontrak. Setiap peserta dilarang memberitahukan dirinya lolos atau tidak sebelum episode itu ditayangkan di televisi. Karena itu, Calvin sengaja tidak memberitahukan perkembangan dirinya selama karantina kepada dua sahabatnya ini. Lagipula, Calvin juga tidak bisa memegang handphhone setiap saat karena aturan dari karantina tersebut.

Melihat kedatangan kedua sahabatnya, Calvin yakin bahwa Theo dan Alvito pasti setia menonton acara Vocademia untuk melihat perkembangan dirinya. Lalu begitu dirinya dinyatakan lolos ke babak live show, mereka langsung hadir ke studio dan menonton dirinya langsung di sana. Beruntung live show Vocademia dilaksanakan setiap jumat malam pukul 20.00 sehingga ketika acara selesai dan waktu sudah melewati tengah malam, hari selanjutnya adalah sabtu dimana Alvito dan Theo bisa bersantai dari padatnya kegiatan perkuliahan.

Selesai diperkenalkan semua kontestan yang berhasil tampil di babak 20 besar Vocademia, mereka kembali ke belakang panggung untuk mempersiapkan diri. Calvin yang mendapat urutan tampil ke-8 mencoba menenangkan kembali dirinya. Tadi siang memang ia sudah melakukan gladi resik sebagai latihan akhir sebelum pentas. Calvin merasa penampilannya sudah cukup baik. Namun karena tadi Calvin sudah kembali nervous akibat tampil di panggung dengan banyaknya penonton, Calvin jadinya harus mengembalikan fokusnya lagi agar tidak menampilkan kesalahan saat perform. Ngebuat kesalahan pas eliminasi yang gak live aja udah malu, apalagi ini yang satu Indonesia bisa ngeliat langsung tanpa di-cut. Kalo kemaren kan beberapa kesalahan cuma tim juri aja yang tahu, kalo ini bisa-bisa satu Indonesia tahu nih seandainya ada salah, batin Calvin.

*****

Giliran Calvin tiba. Calvin menyanyikan lagu “Jodoh Pasti Bertemu” dari Afgan. Setelah selesai bernyanyi, Calvin membungkuk, menandakan ia berterima kasih kepada pendukungnya yang sudah hadir dan menyemangatinya.

“Halo, Calvin. Gimana rasanya bisa tampil di live show?” tanya Agnes saat Calvin selesai bernyanyi.

“Seneng, kak. Gak nyangka aja udah bisa nginjakkin kaki di panggung se-mewah ini dan ditonton langsung satu Indonesia,” jawab Calvin sambil tersenyum. Ia merasa senang karena impiannya untuk bisa tampil di hadapan orang banyak bisa terwujud meskipun ia juga merasa gugup saat menjalaninya.

“Oke. Dari penampilan, menurut saya kamu baik. Tapi ya cuma sekadar baik aja. Bisa selamat, bisa. Tapi akan sulit untuk menjadi juara kalo misalkan kamu belum improve. Stage act kamu masih agak sedikit kurang, mungkin ini efek baru pertama kali tampil live kali ya. Jadi saya masih memaklumi. Tapi kalo bisa, seandainya kamu lolos nih malam ini, diperbaiki lagi ya,” ucap Agnes memberikan komentarnya. “Kalo menurut mas Nico bagaimana?” lanjut Agnes memberikan kesempatan kepada Nico untuk berkomentar.

“Oke, Calvin. Saya setuju dengan yang diucapkan oleh mbak Agnes ya. Jadi kamu masih perlu belajar lagi ya. Dasarnya udah oke, tapi ya itu. Masih di level baik aja, belom sampai spektakuler gitu. Dan juga kamu masih perlu dikembangkan lagi biar bisa punya sesuatu yang lebih. Terutama dalam stage act, karena saya masih merasa kurang. Untuk pembawaan lagu, menurut saya sudah lebih baik dibandingkan saat eliminasi kemarin. Tapi saya mau ingatkan ke kamu juga, ini udah 20 besar, saingan kamu tentunya juga berusaha untuk memberikan yang terbaik biar bisa tetap stay disini. Jadi saya harap kamu bisa improve lagi seandainya nanti kamu lolos. Itu saja,” jelas Nico menjabarkan komentarnya saat ia diberikan kesempatan untuk berbicara.

“Malam, Calvin. Seperti yang sudah diucapkan dua juri di samping saya, itu benar. Saya mau nambahin dikit, perjalanan kamu masih panjang. Masih banyak yang bisa kamu tingkatin lagi, jadi jangan cepat berpuas diri karena sudah sampai live show ya,” sambung Rivaldo saat tiba dirinya untuk berkomentar.

Calvin mengangguk saat dewan juri mengomentari penampilannya hari ini. Ia setuju dengan pendapat mereka. Calvin merasa hari ini ia masih sedikit kurang karena masih beradaptasi. Meskipun begitu, Calvin bertekad untuk memberikan yang terbaik jika ia berhasil lolos. Calvin masih mau merasakan suasana panggung voca show yang lebih spektakuler dibandikan panggung live show. Karena itu, ia mengingat dengan baik masukan dari tim juri.

“Calvin Mahendra!” Rendy menyambut Calvin kembali setelah ketiga juri selesai berbicara. Cahaya panggung yang awalnya sedikit redup kembali terang setelah Rendy masuk kembali ke atas panggung dan berdiri di samping Calvin. Lampu sorot yang begitu banyak juga berpendar kembali saat Rendy memanggil nama Calvin.

“Gimana rasanya lo udah bisa berdiri di panggung live show, Cal?” tanya Rendy saat ia sudah berdiri di samping Calvin.

“Seneng banget, gak nyangka aja ternyata saya bisa menjadi satu diantara dua puluh kontestan Vocademia tahun ini,” balas Calvin sambil tersenyum bahagia. Lagu pertamanya di panggung live show sudah berjalan, saatnya beristirahat sambil menunggu hasil dari vote pemirsa.

Lihat selengkapnya