Nicole Andreana tidak tahu sejak kapan ia jatuh cinta kepada Marco Alexander, sahabatnya sejak kecil. Apakah sejak seragam sekolah mereka berubah dari putih-biru menjadi putih-abu-abu? Ataukah sejak tinggi badan cowok itu melebihi tinggi badannya? Atau sejak suara cowok itu menjadi berat dan rendah? Nicole tidak tahu. Yang ia tahu kini jantungnya berdebar sedikit lebih cepat setiap kali ia berada di dekat Marco.
Sejak TK mereka sudah berteman. Mereka belajar di sekolah yang sama, pergi dan pulang sekolah bersama, tinggal di komplek perumahan yang sama, kursus di tempat yang sama. Rumah mereka berseberangan dan keluarga mereka sangat akrab satu sama lain. Sama-sama menjadi anak tunggal membuat keduanya semakin dekat dan tak terpisahkan.
Namun suatu hari, satu senyuman Marco telah mengubah hatinya. Kasih sayang seorang sahabat kini telah menjadi cinta.
Ini sungguh tidak baik.