Hari demi hari berlalu dan Nicole masih menjalani kehidupannya tanpa kehadiran Marco di sampingnya. Terkadang, ia mendatangi Marco di rumahnya untuk minta diajarkan Matematika, Fisika, dan Kimia. Hanya itu pertemuan mereka dan itu menyiksa Nicole.
Sejak kebersamaan mereka di acara ulang tahun Om Ricky Sabtu lalu, Nicole merasa semakin dekat dengan cowok itu. Ia masih ingat ketika Minggu paginya ia terbangun di tempat tidur Marco. Harum tubuh cowok itu menempel di tempat tidurnya, membuat Nicole merasa sedang dipeluk oleh Marco.
Tentu saja perasaan berbunga-bunganya hanya bertahan beberapa hari, karena selanjutnya, yang ia rasakan adalah rindu setengah mati pada cowok itu.
Nicole melangkahkan kakinya keluar dari gerbang sekolah dengan lesu. Perasaan ini sungguh menyiksanya. Apa yang sebaiknya ia lakukan? Bertemu salah, tidak bertemu salah. Benar-benar serba salah!
Nicole menatap langit di atasnya, berharap ada jalan keluar yang bisa diberikan padanya. Apapun itu, batin Nicole. Apapun.