Bestfriend or Lover?

Livia Jesslyn Valerie
Chapter #19

Loneliness

Sesuai dengan janjinya, Marco tak muncul keesokan harinya.

Sorot mata Nicole meredup ketika ia tidak melihat sosok bertubuh tinggi itu. Ia lalu melirik jam tangannya. Apakah Marco sudah berangkat sekolah? Ataukah cowok itu masih berada di dalam rumah?

Entah mengapa kakinya enggan melangkah. Ia ingin menunggui Marco di sini. Setidaknya sampai ada suara di pintu rumah cowok itu.

Ia tahu ia aneh. Ia-lah yang meminta untuk tidak bertemu, dan ketika Marco mengabulkannya, ia malah menunggui Marco di sini dan berharap cowok itu muncul.

Ketika lima menit akhirnya berlalu, Nicole mengambil kesimpulan kalau Marco sudah pergi lebih dahulu tadi pagi. Dengan lesu, ia pun melangkahkan kakinya untuk berangkat.

Hari-hari berikutnya pun dilaluinya tanpa kehadiran Marco. Terkadang mereka berpapasan dan cowok itu akan tersenyum kepadanya dan menyapanya dengan gaya riangnya yang khas.

Ketika Nicole berkumpul bersama Karen dan Giselle, pertanyaan pun muncul dari kedua temannya itu.

"Si Marco ke mana, Nic? Tumben udah tiga hari nggak nongol-nongol?" tanya Karen ketika jam istirahat.

"Iya, biasanya Marco suka ke sini kalau lagi istirahat," sambung Giselle.

Wajah Karen terlihat berpikir, “Jangan-jangan dia udah dapet cewek lagi,”

Giselle memutar kedua bola matanya, “Padahal gue pikir dia udah tobat. Ternyata kambuh lagi,”

“Nggak kok,” ucap Nicole, tak ingin kedua temannya beranggapan buruk tentang Marco. Ia pun melanjutkan, “Marco lagi sibuk latihan basket. Minggu depan dia ada kompetisi basket di SMA Prasada,” Nicole ingat Marco pernah menceritakan soal kompetisi basket tersebut minggu lalu.

Lihat selengkapnya