Nicole melangkahkan kakinya menuju ke taman belakang sambil kepalanya dipenuhi oleh rumus-rumus dan soal Kimia yang baru saja dibahas oleh Bu Della di jam pelajaran terakhir tadi. Ada soal yang tidak ia mengerti dan ingin ia tanyakan pada Marco. Sekalian ia juga ingin mengerjakan PR Kimia-nya bersama cowok itu.
Setibanya di taman belakang, Nicole tak menemukan Marco yang biasanya sudah duduk di bawah pohon favorit mereka. Namun ketika ia menggeser pandangannya, ia langsung mendapati sosok bertubuh tinggi itu, tampak sedang berdiri membelakanginya.
Nicole seperti merasakan dejavu. Perlahan, ia pun melangkah mendekati cowok itu.
Saat ia sudah berada dua langkah di belakang Marco, ia memanggil cowok itu. "Co?"
Sosok bertubuh atletis itu membalikkan badannya sambil menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya.
Hati Nicole seketika meleleh ketika kedua matanya bertemu dengan kedua mata Marco yang memancarkan kehangatan dan kelembutan. Ia menelan ludahnya. Mengapa sahabatnya itu terlihat semakin tampan dan menawan?
"Hai, Nick," suara Marco terdengar. Bibirnya melengkung membentuk senyuman yang begitu memesona.
Nicole berusaha membuka mulutnya yang terasa kering, "A-ada apa, Co?" tanyanya.
Tatapan Marco tak terlepas sama sekali dari kedua mata Nicole, "Kamu masih ingat apa yang pernah terjadi di sini, Nick?" suara lembut Marco terdengar, "Dulu, tepat di sini, aku pernah mengukir kenangan buruk buat kamu. Begitu buruknya sampai-sampai kamu nangis dan nggak mau bicara sama aku,”
Ya, Nicole mengingatnya dengan jelas, tetapi bukankah itu sudah berlalu? Mengapa Marco mengungkit hal itu lagi?
“It’s okay, Co. Itu udah lewat,” jawab Nicole.
Marco tersenyum tipis, “I know that you always have a good heart, Nick,” ucap cowok itu dengan tatapan kagumnya, “Tapi tempat ini tetap meninggalkan kenangan yang nggak indah dan aku nggak mau kamu keingat kejadian itu setiap kamu ke sini,"
Jantung Nicole seolah melompat keluar dari dadanya ketika Marco mengeluarkan sebuket mawar merah dari balik punggungnya. Buket mawar merah itu persis seperti yang Marco berikan kepadanya di hari ulang tahunnya dulu. Bedanya, hari ini jumlah bunganya jauh lebih banyak.
"Aku tahu apa yang kamu pikirin saat lihat mawar merah ini," ujar Marco.