"Terkadang, pikiran perlu dipaksa melupakan agar hati tidak terjebak dengan seseorang di masa lalu"
⭐⭐⭐
"Katanya mau makan, tapi kenapa lo malah bawa gue ke taman?" tanya Shillda.
Ya, Shillda memilih untuk mengikuti kemauan Rey hanya untuk kali ini saja. Lebih baik dia mengalah daripada harus memperpanjang urusan. Bisa gila jika seandainya Shillda harus menghadapi orang sejenis Rey setiap hari.
"Di sini juga banyak penjual makanan kok, tuh liat!" Rey menunjuk setiap sudut dimana para pedagang menjual makanannya.
"Lo mau beli sesuatu?" tanya Rey yang dibalas dengan gelengan kepala dari Shillda. Rey mengangguk lalu mengajak Shillda untuk duduk di salah satu kursi terdekat dari jarak mereka berdiri.
"Tunggu di sini sebentar yah," pinta Rey. Shillda menganggukkan kepalanya tanpa melihat kemana Rey akan pergi.
Suasana taman saat ini terlihat sangat ramai oleh beberapa orang yang ingin menghabiskan waktu bersama pasangannya. Senja yang terlihat begitu indah membuat taman ini tidak pernah sepi ketika sore hari telah tiba.
Shillda memejamkan mata sambil menikmati embusan angin sore yang terus menerpa wajahnya. Jika diingat kembali, terakhir kali Shillda mengunjungi taman ini adalah ketika dia masih duduk di bangku kelas 8 SMP. Dan saat itu, Lintang masih bersamanya.
Berbicara soal Lintang, dia adalah sahabat kecil sekaligus cinta pertama Shillda. Tapi itu dulu, sebelum Lintang memutuskan untuk pergi menjauh dan menghilang dari kehidupan Shillda. Ah, sudahlah. Semua itu telah berlalu dan yang tersisa kini hanyalah sebuah kenangan saja.
Mata Shillda terus terpejam hingga tiba-tiba dia merasakan sebuah benda yang dingin menempel pada pipinya.
"Jangan tidur di sini," tegur Rey. Shillda langsung membuka matanya dan mendapati Rey sudah berada di sampingnya sambil membawa dua cup es krim.
"Dasar pengganggu!" maki Shillda. Rey terkekeh pelan ketika melihat ekspresi kesal Shillda yang menurutnya sangat lucu.
"Buat lo," ucap Rey sambil menyodorkan satu cup es krim yang telah dia bawa kepada Shillda.
"Makasih," ujar Shillda seraya menerima es krim pemberian dari Rey dan langsung memakannya.
"Mulai sekarang kita pacaran!" titah Rey. Shillda berhenti memakan es krimnya lalu menatap Rey dengan tatapan membunuh.
"Enak aja, gue gak mau pacaran sama lo!" tolak Shillda.