"Masalah setiap orang itu berbeda, tergantung sekuat apa orang tersebut mampu bertahan"
⭐⭐⭐
"Ayo masuk," ajak Rey kepada Shillda setelah mereka sampai di halaman sebuah rumah yang sangat megah.
"Ini rumah lo?" tanya Shillda. Rey menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari Shillda. "Kok lo malah bawa gue ke sini sih?!" lanjutnya.
"Bukannya tadi lo sendiri yang bilang yah kalo lo mau ke rumah gue?" tanya Rey sambil tersenyum miring. Shillda menepuk jidatnya seraya merutuki kebodohannya karena telah membawa nama Rey hanya untuk menjauh dari Lintang.
"Ya udahlah, lagian gue juga bosen di rumah terus," ujar Shillda mengalah karena sedang malas berdebat dengan Rey.
"Ayo masuk," ajak Rey lagi. Shillda pun mengangguk dan mengikuti Rey yang sudah berjalan lebih dulu. Rumah Rey terlihat begitu luas, semua barang-barang di rumahnya terlihat sangat mewah. Namun, satu hal yang menjadi pertanyaan di benak Shillda. Kenapa rumah ini begitu sepi?
"Kak, kenapa rumah lo sepi?" tanya Shillda sambil terus mengikuti langkah Rey yang saat ini tengah menaiki anak tangga menuju lantai dua di rumahnya.
"Bokap gue lagi kerja, kalo nyokap kayaknya lagi belanja," jawab Rey tanpa menghentikan langkahnya.
Setelah menaiki anak tangga terakhir, Rey langsung melangkah menuju sebuah ruangan. "Lo masuk aja, gue mau bawa cemilan dulu di bawah," suruh Rey sambil membukakan pintu ruangan itu.
Shillda mengangguk lalu memasuki ruangan tersebut. Sedangkan Rey, dia kembali menuruni anak tangga untuk membawa beberapa cemilan yang bisa mereka makan.
"Kamar Kak Rey?" gumam Shillda ketika mendapati sebuah ranjang berwarna abu-abu yang berada di dalam ruangan yang dia masuki.
Shillda terus memperhatikan setiap sudut di kamar Rey hingga bola matanya tidak sengaja menangkap sebuah hand lettering dengan tulisan 'My Love Reynand Favian Elvano' tepat pada dinding yang berhadapan langsung dengan meja belajar Rey.
"Lucu yah?" tanya Rey yang tiba-tiba sudah berada di belakang Shillda sambil membawa sekantung plastik berisi beberapa snack. Shillda menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kagum.