"Akan ada seseorang yang tersakiti ketika melihat kebahagiaanmu bersama dia. Dan mirisnya, orang itu adalah aku"
⭐⭐⭐
Sakit.
Itulah yang saat ini tengah dirasakan oleh Lintang. Sebuah rasa sakit yang tidak bisa terdefinisikan itu tiba-tiba terasa hanya karena melihat kedekatan antara Rey dengan Shillda.
Hancur.
Hati Lintang benar-benar hancur ketika melihat posisinya telah digantikan oleh orang lain. Dulu, Lintang hanya sebatas sahabat Shillda. Dan sekarang, Rey telah menggantikan posisi Lintang, bukan lagi sebagai sahabat, namun sebagai kekasih Shillda.
Menyesal.
Ya, tentu saja Lintang sangat menyesali perbuatannya kepada Shillda dulu. Lintang sudah berjanji bahwa dia tidak akan pernah membiarkan orang lain membuat Shillda menangis, namun dengan bodohnya dia sendiri yang telah menjadi penyebab Shillda meneteskan air matanya.
Apakah perbuatannya dulu sudah sangat keterlaluan?
Apakah dia sudah tidak pantas untuk dimaafkan?
Lintang menghela nafasnya gusar. Pemandangan sepasang kekasih di hadapannya saat ini benar-benar membuat hatinya sakit. Jika boleh jujur, Lintang masih belum bisa merelakan Shillda menjadi milik Rey.
Sial!
Lintang tertangkap basah tengah memperhatikan Shillda. Namun, Lintang sudah terlanjur larut dalam bola mata indah milik Shillda sehingga dia tidak ingin mengalihkan tatapan matanya.
"Kita balik ke kelas aja yuk, Sayang!" ajak Rey sambil merangkul Shillda dan membawanya untuk pergi menjauh dari kantin.
Lintang mengacak rambutnya frustasi sambil menatap nanar kepergian Rey dan Shillda. Seandainya Rey tidak membawa Shillda pergi, maka kini Lintang masih bisa menikmati keindahan bola mata Shillda lebih lama lagi.
"Hai, murid baru!" sapa seorang cewek yang tiba-tiba saja menghampiri meja tempat Lintang duduk.
"Kenalin, gue Theresa," ujar cewek itu sambil duduk di hadapan Lintang tanpa meminta izin terlebih dahulu.
Lintang hanya diam melihat tingkah Theresa karena dia masih belum terbiasa mengobrol dengan orang yang belum dikenal olehnya.