"Seseorang penyebab luka bisa menghilangkan keceriaan orang lain. Dan seorang penyembuh luka bisa membuat keceriaan itu kembali"
⭐⭐⭐
"Pokoknya lo harus jaga jarak sama Kak Lintang! Jangan sampai gue liat lo tatap-tatapan lagi sama Kak Lintang kayak di kantin tadi!" tegur Kezia.
"Iya, Zia. Kenapa sih dari tadi lo ceramahin gue mulu? Telinga gue udah panas tau gak?!" sewot Shillda.
Lama-lama, Shillda menyesal telah mengizinkan Kezia untuk mampir ke rumahnya hari ini karena sedari tadi, yang dilakukan oleh Kezia hanyalah mengoceh tentang Lintang kepada Shillda.
"Gue gak mau liat lo terpuruk kayak dulu lagi, Shill! Gue gak mau liat lo terluka untuk kedua kalinya oleh orang yang sama. Coba aja tadi Kak Rey gak bawa lo pergi dari kantin, pasti lo bakal terus tatap-tatapan sama Kak Lintang," oceh Kezia.
Shillda hanya mengangguk-anggukan kepalanya sambil sesekali melahap keripik kentang tanpa mengalihkan tatapannya dari laptop yang sedang dia pakai untuk menonton film.
"Lo dengerin gue gak sih?!" tanya Kezia dengan suara yang sudah meninggi karena merasa diacuhkan oleh Shillda.
Dengan malas, Shillda berdiri dari duduknya dan menghampiri Kezia yang sedang berkacak pinggang sambil menatap kesal padanya.
"Daripada lo capek-capek ceramahin gue, mending kita nonton," ajak Shillda lalu menarik tangan Kezia agar mengikutinya untuk duduk di sofa yang berada kamar Shillda.
"Jadi, gimana hubungan lo sama Kak Devin?" tanya Shillda untuk mengalihkan pembicaraan agar tidak terus-menerus membahas Lintang.
"Baik," jawab Kezia singkat.
"Oh iya, gue baru sadar. Selama setaun ini kan hubungan kalian baik-baik aja dan gak pernah ada masalah. Coba gue? Baru juga beberapa hari jadian, tapi Lintang tiba-tiba kembali dan merusak usaha move on gue," curhat Shillda sambil tersenyum miris.
"Kok jadi galau gini sih? Udahlah, kita ganti topik pembicaraan aja," ucap Kezia sambil menepuk-nepuk pundak Shillda.
"Oke, kita mau bahas apa sekarang?!" respon Shillda dengan semangat.