"There are only two times that I want to be with you. Now and forever"
⭐⭐⭐
"Akhirnya beres juga!" teriak Rey sambil melakukan sedikit peregangan pada tangan dan lehernya. "Makasih udah bantuin gue yah, Shill!" lanjutnya.
"Gak masalah," jawab Shillda sambil membantu membereskan sekumpulan kertas tidak terpakai yang berserakan di atas meja.
"Ayo pulang! Mumpung belum terlalu malam," ajak Rey setelah melihat kondisi ruangan OSIS sudah kembali bersih dan tertata rapi seperti keadaan semula.
Rey dan Shillda mengambil tas masing-masing lalu berjalan beriringan keluar. Tak lupa, Rey mengunci pintu ruang OSIS terlebih dahulu agar tidak ada barang yang hilang.
"Oh iya, temenin dulu gue ke aula sebentar yah? Gue harus memantau latihan anak ekskul yang nanti akan tampil." Shillda menganggukkan kepalanya.
Tidak ada obrolan selama perjalanan menuju aula, Rey terlihat sibuk mengetik pesan melalui ponselnya sedangkan Shillda hanya bisa diam memperhatikan kesibukan Rey.
Setelah tiba di depan aula, Rey langsung membuka pintu dan tampaklah ratusan siswa dan siswi yang tengah berlatih mulai dari ekskul dance, cheers, teater, musik, dan sebagainya.
Semua orang yang berada di dalam aula langsung menghentikan latihan mereka ketika melihat Rey datang. Tanpa aba-aba, semuanya berkumpul di satu titik untuk mendengarkan pengarahan dari Rey.
Shillda hanya diam bersandar pada dinding aula sambil memperhatikan Rey hingga tiba-tiba ponselnya berdering berkali-kali menandakan ada sebuah pesan yang masuk. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Shillda langsung membuka ponselnya untuk melihat pesan masuk yang ternyata berasal dari nomor yang tidak dikenal.
Awalnya, Shillda berniat untuk mengabaikan pesan tersebut. Tetapi, orang itu terus mengirimkan pesan kepada Shillda hingga pada akhirnya dia memilih untuk membacanya.
Gue benci sama lo! Dengan mudahnya lo ngerebut kebahagiaan gue!!
GUE MAU LO PUTUSIN REY!
Dan gue gak akan diem selama lo masih berhubungan sama dia!
Shillda kembali menyimpan ponselnya ke dalam saku rok. Ini adalah pertama kalinya ada orang asing yang menyuruh untuk memutuskan hubungannya dengan Rey. Shillda mencoba untuk tidak mempedulikan ancaman itu, selama belum ada tindakan yang mengganggu, maka dia masih berada di dalam zona aman.
"Ayo, kita pulang!" ajak Rey.
Bola mata Shillda mulai memperhatikan kondisi Rey mulai dari atas hingga bawah. Sepertinya, Rey sangat membutuhkan waktu untuk beristirahat saat ini.