"Kamu boleh berdamai dengan masa lalu, tetapi tidak untuk kembali mengulang masa lalu"
⭐⭐⭐
Taman belakang sekolah.
Di sinilah Shillda berada saat ini untuk menunggu seseorang yang telah mengirimkan pesan ancaman kepadanya. Anggap saja Shillda bodoh karena telah datang sendiri tanpa memikirkan apa akibat yang akan terjadi nanti, tetapi rasa penasarannya terhadap sosok orang yang ingin menghancurkan hubungannya dengan Rey lebih tinggi dibandingkan rasa takutnya.
"Gue pikir lo gak akan datang, Ashillda." Shillda langsung membalikkan badannya dan mendapati seorang gadis tengah menatapnya tajam sambil melipat tangan di depan dada.
"Siapa lo?" tanya Shillda.
"Kenalin, gue Theresa kelas 11 IPS 1. Gue kakak kelas lo, jadi lo harus sopan sama gue!" Shillda mendelik karena ucapan Theresa. Sopan katanya?
"To the point aja, apa mau lo?" tanya Shillda dengan tatapan yang tidak kalah tajamnya dari Theresa.
"Gue mau lo putusin Rey!" tegas Theresa. Sebuah tawa hambar keluar dari mulut Shillda.
"Emang lo siapanya Kak Rey?" tanya Shillda yang membuat Theresa semakin geram. "Lo gak punya hubungan apa-apa sama Kak Rey kan? Jadi, lo juga gak punya hak buat nyuruh gue putusin Kak Rey!" lanjut Shillda.
Theresa mengepalkan kedua tangannya dengan wajah yang telah merah padam karena menahan emosi. Ternyata, cukup sulit menghadapi adik kelasnya yang satu ini. Shillda mulai melangkahkan kakinya untuk pergi meninggalkan Theresa yang masih geram menahan amarahnya yang sudah memuncak.
"Selama lo masih pacaran sama Rey, hidup lo gak akan tenang!" teriak Theresa. Shillda terus melangkah tanpa mempedulikan teriakan dari Theresa.
"Berani juga tuh cewek! Liat aja, gue bakal bikin kehidupan lo menderita, Ashillda!" gumam Theresa.
⭐⭐⭐
Shillda berjalan santai menuju kantin untuk mengisi perutnya yang sudah kelaparan. Jika saja Theresa tidak mengganggu waktu istirahatnya, mungkin saat ini dia sudah melahap banyak makanan.