Better than You

Slukepyn
Chapter #21

19 -Best Part-

"If life is a movie, then you're the best part"

⭐⭐⭐

"LO PUNYA OTAK GAK SIH?!" bentak Rey kepada Alan.

"Kak Rey! Tenang! Lo gak boleh marah dulu," tegur Shillda sambil menggenggam pergelangan tangan Rey. Semua anggota OSIS yang melihat kejadian tersebut langsung menghampiri Rey untuk mengetahui apa yang telah terjadi.

Rey mengusap wajahnya dengan tangan kanan. "Sorry, Al. Gue kebawa emosi," ucap Rey meminta maaf.

"Jadi, bisa lo jelasin kenapa ekskul musik gak bisa tampil?" tanya Rey yang sudah mulai bisa mengontrol emosinya dengan baik.

"Sebenernya, kami mendaftarkan diri untuk ikut lomba band di Jakarta. Dalam jadwal, perlombaan akan dilaksanakan besok. Tapi, kemarin kami dapat e-mail yang memberitahukan bahwa perlombaan diundur menjadi hari ini," jelas Alan.

"Terus kenapa lo ada di sini?" tanya Rey.

"Untuk perlombaan, personelnya ditentukan oleh Pak Beni dan gue gak kepilih," jawab Alan. "Sekali lagi, gue mewaliki ekskul musik bener-bener minta maaf karena gak bisa ikut memeriahkan pensi tahun ini," lanjutnya.

"Gak usah minta maaf, ini bukan salah kalian kok. Lagian, mereka di sana juga lagi berjuang buat nama baik sekolah," ujar Rey maklum setelah mendengar penjelasan dari Alan.

"Jadi, sekarang gimana?" tanya Devin setelah Alan pergi.

"Di antara kalian ada yang bisa main alat musik atau nyanyi? Pokoknya jangan sampai ada satu pun penampilan yang dihapus dari rundown acara! Kita harus mencari orang yang bisa menggantikan penampilan ekskul musik," kata Rey.

"Kenapa enggak lo aja?" timpal Devin. "Lo bisa duet sama Shillda," lanjutnya. Shillda langsung membelalakkan matanya ketika mendengar usulan tidak masuk akal dari Devin.

"GAK! Yang bener aja, Kak! Gue gak bisa nyanyi! Pokoknya gue gak mau!" tolak Shillda.

"Lo gak kasian sama kita? Udah, lo nurut aja!" titah Devin.

"GUE GAK MAU!" bentak Shillda.

"Lo gak mau bantuin gue, Shill?" tanya Rey.

⭐⭐⭐

13.30 WIB.

"Selamat siang semuanya! Kembali lagi bersama Devin yang ganteng ini. Sekarang, kita memasuki puncak acara dengan penampilan luar biasa dari beberapa ekskul yang belum tampil ...." Devin memulai kembali acara.

Sementara itu, di dalam ruang make up, Rey tengah memainkan gitarnya sambil menunggu Shillda yang sedang didandani oleh Kezia. Ya, Shillda akhirnya mengalah karena Rey yang meminta. Jika saja Rey tidak sedang dalam keadaan sakit, Shillda akan tetap menolak mentah-mentah untuk menyanyi di depan banyak orang.

"Zia, ini gak berlebihan?" tanya Shillda merasa tidak yakin karena biasanya ia hanya menggunakan bedak bayi dan liptint saja.

"Udah, lo diem aja. Percaya sama gue, yah?" ucap Kezia meyakinkan. Shillda hanya bisa pasrah dan menunggu hasil akhir nanti.

Setelah 10 menit berlalu, akhirnya Kezia selesai mendandani Shillda. Kezia tersenyum sangat puas dengan hasil karyanya pada wajah Shillda.

"Kak Rey! Liat deh, gimana menurut lo?" tanya Kezia. Rey menghentikan aktivitasnya lalu mendongakkan kepala untuk melihat Shillda.

Deg.

Jantung Rey berdetak tidak karuan ketika memandang wajah Shillda. Padahal, hanya sedikit polesan yang diterapkan pada wajah Shillda. Namun, hal itu mampu merubah penampilan Shillda di mata Rey.

"Selalu terlihat cantik," puji Rey sambil tersenyum manis.

"Makasih, Kak. Ayo latihan dulu sebentar!" ajak Shillda.

Lihat selengkapnya