"Ketika diri sendiri tak mampu menggapai harap, percayalah akan ada seseorang yang senantiasa membantumu"
⭐⭐⭐
Pagi yang cerah tidak membuat Shillda semangat untuk bersekolah. Ini adalah hari Senin, hari dimana ia harus dihadapkan dengan upacara bendera dan mata pelajaran horor seperti matematika dan fisika.
Bukan hanya itu, Shillda juga merasa pikirannya lelah karena kejadian di rumah Rey kemarin. Padahal, ia hanya berperan sebagai orang asing yang secara tidak sengaja masuk ke dalam lingkup keluarga Elvano.
"Lo lesu banget sih, Shill!" ujar Devin sambil mencubit kedua pipi Shillda.
"Kak Dev! Gue lagi gak mood berantem sama lo!" Shillda terus berusaha menyingkirkan kedua tangan Devin dari pipinya.
"Jangan sampai karena Rey gak sekolah, lo jadi gak fokus belajar! Inget, lo itu sekolah buat belajar, bukan buat pacaran!" nasihat Devin.
"Sorry, gue bukan lo yang suka bolos kalo Kezia lagi sakit," sindir Shillda.
"Adik kurang ajar!" umpat Devin.
Hari ini, Shillda berangkat sekolah bersama Devin karena Rey masih harus beristirahat. Sedangkan Kezia? Dia juga tidak masuk sekolah karena ada acara keluarga.
"Eh, tumben tuh orang-orang pada kerumunin mading. Lo mau liat juga gak, Shill?" ajak Devin.
"Enggak, ah! Kak Dev aja sana yang liat, gak usah ajak-ajak gue!" Walaupun menolak, Devin tetap menarik pergelangan tangan Shillda agar mengikutinya untuk melihat mading.
"Dih, males banget gue liat foto lo ditempel di mading," ejek Devin. Shillda yang berada di balik punggung Devin langsung maju untuk memahami maksud dari Devin.
Dan ternyata, mading minggu ini penuh dengan foto Shillda yang sedang berduet dengan Rey ketika acara pensi dua hari yang lalu. Memang masih ada dokumentasi dari penampilan yang lain. Namun, foto Rey dan Shillda tetap mendominasi hampir setengahnya.
"Kak Dev, lo tau gak siapa yang kemarin jadi bagian dokumentasi?" tanya Shillda.
"Ya tau, lah! Emang kenapa?"
"Tolong mintain semua foto gue ya, Kak?" pinta Shillda. Devin menggelengkan kepalanya menolak permintaan Shillda. "Sebagai seorang kakak yang baik, harusnya lo turutin semua keinginan gue!" tandasnya.
"Sebagai seorang adik yang baik, harusnya lo gak manfaatin kakak sendiri untuk memenuhi semua keinginan lo!" balas Devin.
"Ya udah, nanti gue minta sama Kak Rey aja."
"Minta apa?" Shillda dan Devin langsung membalikkan badannya setelah mendengar pertanyaan dari seseorang yang sangat mereka kenali suaranya.
"Kak Rey?"
"Yaelah, kenapa mereka pasang foto gue yang lagi pucet gini, sih?" tanya Rey ketika melihat semua foto yang terpajang di mading.
"Lo ngapain ke sini, Kak?" tanya Shillda.