"Tolong jangan ganggu dia selagi gue gak ada di sampingnya!" -Reynand Favian Elvano-
⭐⭐⭐
"Udah gue bilang dari tadi kalo gue gak papa, Shillda!" geram Rey.
"Bohong! Gue tau lo bohong! Pokoknya gue gak akan percaya sama lo!" Rey memutar kedua bola matanya malas menanggapi pertanyaan dari Shillda yang sudah berkali-kali ia jawab.
Shillda melipat kedua tangannya di depan dada dengan memasang wajah kesal. Sedangkan Rey? Dia bersikap acuh dan berjalan begitu saja tanpa memperdulikan Shillda.
"Kak! Kok malah pergi sih? Kak Rey!" geram Shillda sambil menarik-narik tas punggung Rey supaya ia berhenti melangkah.
Berhasil!
Rey menghentikan langkahnya lalu membalikkan badan untuk berhadapan dengan Shillda.
"Apa lagi?" tanya Rey. Shillda menundukkan kepalanya.
"Maaf," lirih Shillda.
"Maaf untuk?"
"Kemarin." Rey mengernyitkan dahinya mencoba memahami maksud Shillda.
"Harusnya kemarin gue gak ke rumah lo, Kak. Bokap lo pasti marahin lo setelah gue pulang," ungkap Shillda.
"Jadi itu alasan kenapa dari tadi lo nanyain keadaan gue?" Shillda menganggukkan kepalanya.
Rey menghela napas pelan lalu tersenyum manis. Dia mengelus puncak kepala Shillda dengan lembut.
"Lo harus percaya, Shill. Gue gak papa!" tegas Rey.
"Kemarin, bokap lo ngomong apa aja?" tanya Shillda.
"Eh?"
~Flashback on~
"Ayah," panggil Rey ketika memasuki ruang kerja Reno.
"Duduk," titah Reno yang masih fokus menatap layar laptopnya. Rey menurut, dia langsung duduk di atas kursi yang berhadapan dengan Reno.
"Tunggu sebentar, Ayah harus menyelesaikan dulu pekerjaan Ayah," ujar Reno tanpa mengalihkan sedikit pun pandangannya dari layar laptop.
"Rey gak akan putusin Shillda, Yah," ungkap Rey tiba-tiba.
Pergerakan jemari Reno di atas keyboard laptop mendadak berhenti setelah mendengar pernyataan dari Rey. Reno langsung menutup layar laptopnya lalu menatap putranya dengan tajam.
"Apa maksud kamu?!" tanya Reno.
"Rey tau Ayah panggil Rey untuk membicarakan soal ini. Dan maaf, untuk kali ini Rey gak bisa menuruti kemauan Ayah."