"Jangan mencintai orang lain ketika lo masih memiliki gue" -Devin Keano Arkana-
⭐⭐⭐
"Kezia, hari ini muka lo keliatan kusut banget. Ada masalah, yah?"
Kezia yang sedang mendengarkan musik dari ponselnya dengan menggunakan earphone terlihat langsung meningkatkan volume suara ketika Shillda bertanya padanya.
Seharusnya, sekarang ada pembelajaran matematika. Namun, karena gurunya berhalangan hadir dan tidak ada tugas yang diberikan, maka kelas 10 IPA 3 hanya tinggal duduk manis menunggu bel pulang berbunyi.
Biasanya, Shillda dan Kezia akan menghabiskan waktu dengan bercerita apapun ketika ada waktu luang seperti sekarang. Namun saat ini, yang tercipta hanyalah rasa canggung.
"Lo bisa cerita sama gue kalo ada masalah, tapi please jangan kayak gini. Gue jadi bingung sendiri harus ngelakuin apa," kata Shillda.
"Lo gak usah bingung," ucap Kezia. Bola mata Shillda berbinar-binar ketika Kezia akhirnya membuka suara dan menanggapi ucapannya.
"Lo cukup jauhin gue dan masalah kita selesai," lanjut Kezia membuat napas Shillda serasa tercekat.
Tidak!
Dia bukanlah Kezia yang Shillda kenal. Dia bukanlah Kezia yang selama ini selalu bersama Shillda. Dia bukanlah Kezia yang selalu dianggap sebagai kakak setelah Devin oleh Shillda.
"Maksud lo apa? Gue punya salah sama lo?" tanya Shillda. Kezia kembali diam dan pura-pura tidak mendengar pertanyaan Shillda.
"Jawab, Zia! Jangan diem aja, dong! Kalo gue punya salah, lo harusnya ngomong sama gue, jangan tiba-tiba berubah kayak gini!" ungkap Shillda dengan suara yang cukup keras sehingga mengundang perhatian dari teman-teman sekelasnya.
Setelah menyadari seluruh tatapan mata mengarah padanya, Shillda langsung menundukkan kepalanya dan mengepalkan tangannya dengan kuat.
"Maaf," lirih Shillda ditujukan untuk Kezia, namun Kezia sama sekali tidak peduli dan bahkan menganggap bahwa kejadian tadi tidak pernah ada.
Farel sebagai ketua kelas tentu saja menjadi orang yang pertama kali maju untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di antara teman kelasnya.
"Shill, lo bisa duduk dulu di tempat gue, gak? Ada beberapa hal yang mau gue omongin sama Kezia," ujar Farel.
Dengan berat hati, Shillda langsung beranjak dari tempat duduknya dan menjinjing tasnya menuju tempat duduk Farel yang berada di barisan paling depan tepat berhadapan dengan meja guru.
"Mau apa lo?!" tanya Kezia ketika Farel sudah duduk di sampingnya.
"Gue udah tau semuanya, Kezia," bisik Farel agar tidak ada satu orang pun yang bisa mendengar suaranya kecuali Kezia.
"Apa sih, lo gak jelas banget!"