Better than You

Slukepyn
Chapter #32

30 -Di Luar Ekspetasi-

"Entah kenapa, ekspetasi selalu bertolak belakang dengan realita"

⭐⭐⭐

"Gue mau kita putus."

Rey menaikkan sebelah alisnya dan menatap Shillda dengan raut wajah kebingungan. Rasanya, hubungan mereka masih baik-baik saja pada saat jam istirahat tadi. Tetapi, kenapa sekarang Shillda tiba-tiba meminta putus darinya?

"Kenapa?" tanya Rey dengan santai.

'Oke, Shillda. Sekarang saatnya kembali jadi diri lo yang dingin lagi.'

"Jika mencintai seseorang tidak membutuhkan alasan, jadi putus juga gak butuh alasan. Bukan begitu, Kak Rey?" Shillda melipat tangannya di depan dada dan melayangkan tatapan tajamnya pada Rey.

Sikap Shillda kembali dingin, itulah hal yang disadari oleh Rey. Tatapan mata Shillda, ucapannya yang terkesan baku, dan dari caranya melipat tangan benar-benar terlihat sama persis ketika mereka bertemu untuk pertama kalinya.

Satu hal yang bisa dipahami oleh Rey adalah 'Shillda sedang terluka'. Dulu, Shillda bersikap dingin setelah mendapatkan luka yang dibuat oleh Lintang. Maka dari itu, Rey sangat yakin jika sekarang Shillda sedang terluka karena seseorang.

Jika diingat kembali, Shillda memang pernah menangis sehari sebelum kejadian dimana Devin menghajar Rey. Selain itu, ketika Rey menanyakan apa kesalahan yang telah ia lakukan, Shillda menjawab bahwa ia menangis bukan karena Rey.

"Kenapa lo malah diem, Kak?" tanya Shillda melihat Rey tidak memberikan respon apapun pada ucapannya.

Sejujurnya, Shillda sangat mengharapkan akan terjadi adu mulut di antara mereka berdua. Tetapi, Rey hanya diam saja sambil menatap tajam kedua bola mata Shillda yang justru membuatnya menjadi lemah untuk berhadapan dengan Rey.

"Gue gak akan ngasih respon apapun sebelum lo jawab pertanyaan gue!" tegas Rey. "Biar gue ulangi, kenapa lo mau putus?" tanya Rey dengan penuh penekanan.

Memang sebuah kesalahan bagi Shillda karena telah menantang Ketua OSIS SMA Alvetra ini. Rey terlalu terbiasa menghadapi sebuah masalah sehingga berurusan dengan Shillda bukanlah hal yang sulit baginya.

"Lihat, siapa yang diem sekarang?" tanya Rey seraya mengikuti gestur tubuh Shillda yaitu melipat tangan di depan dada.

Shillda mengepalkan tangannya geram karena tingkah Rey. Ia tidak pernah menyangka jika meminta putus dari Rey itu sangat sulit untuk dilakukan.

'Ayo Shillda! Lo harus berpikir keras! Inget Kezia, Shill! Inget sahabat lo!'

"Bagaimana, Ashillda? Lo udah dapet jawaban dari pertanyaan gue?" desak Rey.

"Sejak awal, gue gak pernah mengiyakan kalo gue mau jadi pacar lo. Dulu lo hanya bilang 'mulai sekarang lo jadi pacar gue', tanpa meminta persetujuan dari gue. Jadi, apakah masih layak jika lo mengaku sebagai pacar gue padahal sebenernya gue gak pernah say yes atas pernyataan lo itu?" cecar Shillda.

Lihat selengkapnya