"Lo pikir gue bisa dengan mudah maafin lo?" -Ashillda Khansa Arkana-
⭐⭐⭐
Shillda hanya bisa diam tanpa kata setelah mendengar penjelasan dari Kezia dan Farel. Lain halnya dengan Devin yang terlihat sangat geram karena ulah Theresa yang ternyata selama ini sudah berani mengancam Shillda dan Kezia.
"Maafin gue, Shill, Kak."
Devin tersenyum tipis lalu ia mengulurkan tangannya untuk mengacak rambut Kezia.
"Gak papa. Tapi, lain kali kalo ada apa-apa lagi, lo harus langsung bilang sama gue, yah?" Kezia mengangguk patuh.
Sedari tadi, Shillda tidak berbicara sama sekali. Tatapannya kosong, tetapi ia masih bisa mendengar semua obrolan antara Kezia, Devin, dan Farel. Raganya memang berada di sini, tetapi pikirannya melayang memikirkan kondisi Rey.
Devin memperhatikan tatapan mata Shillda dengan seksama. Setelah itu, ia mengembuskan napas berat. Tatapan Shillda saat ini sama seperti dulu ketika ibu mereka mengalami kecelakaan. Devin yakin, setelah ini Shillda akan kembali dengan sikap dinginnya jika terjadi sesuatu yang lebih parah pada Rey.
Shillda hanya duduk manis dan tidak melakukan apa-apa. Namun, aura menakutkan yang terpancar dari mata Shillda membuat Devin, Kezia, dan Farel tidak berani untuk menggubrisnya. Bisa-bisa, ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi ketika mereka membangunkan singa yang sedang tertidur.
Shillda mengangkat sebelah alisnya ketika melihat Lintang berjalan ke arah meja yang ditempati olehnya. Devin, Kezia, dan Farel juga mengikuti arah pandang Shillda. Sebenarnya, bukan Lintang yang menjadi objek perhatian mereka melainkan seseorang yang berjalan di belakang Lintang, yaitu Theresa.
Ketika Lintang dan Theresa sudah hampir dekat dengan tempat duduk mereka, Shillda langsung memalingkan pandangannya ke arah lain. Sampai kapanpun, ia tidak ingin bertemu dengan orang yang sudah membuat hubungannya dengan Rey hampir retak dan bahkan sampai membuat Rey terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
"Shillda," panggil Lintang. "Theresa mau ngomong sama lo," lanjutnya.
"Gue gak peduli."
Lintang menarik pergelangan tangan Theresa agar gadis itu tidak berdiri di belakang Lintang. Ini adalah masalah Theresa, jadi Lintang tidak mau melindungi Theresa lebih banyak lagi. Lagian, tugasnya di sini hanya untuk menemani Theresa meminta maaf.
"Shillda, Kezia. Gue mau minta maaf sama lo berdua. Maaf karena gue udah mengancam lo berdua, dan Shillda maaf gue hampir nyelakain lo," ujar Theresa seraya menundukkan kepalanya.