"Maaf karena gue udah buat lo kecewa, dan makasih karena udah menyelamatkan gue" -Ashillda Khansa Arkana-
⭐⭐⭐
"Shill, udah dong nangisnya."
Setelah upacara bendera selesai, Shillda langsung berlari menuju ruang OSIS dan menangis di dalam sana dengan sangat kencang. Hal itu membuat Kenzi harus turun tangan untuk mengatur seluruh peserta MOS karena tidak mungkin Shillda memimpin dengan kondisi seperti sekarang. Teman-teman yang lain juga kompak mengosongkan ruang OSIS supaya Shillda bisa mengobrol berdua dengan Rey untuk menyelesaikan masalah mereka.
Di dalam dekapan Rey, Shillda menumpahkan semua air matanya yang selama ini ia pendam sendiri. Dia memeluk tubuh Rey dengan sangat erat seakan tidak ingin membiarkannya untuk pergi lagi. Sungguh! Ia sangat ingin memarahi Rey sekarang juga. Tetapi, hatinya seolah-olah menolak Shillda untuk melakukan hal itu hingga akhirnya hanya air mata lah yang bisa melampiaskan seluruh kekesalannya.
"Maafin gue," lirih Rey.
"Lo ja-hat!"
Rey mengusap pelan rambut Shillda. Ia tersiksa melihat gadisnya ini menangis karena ulahnya. Padahal, Rey pikir Shillda akan memarahinya atau bahkan memukulinya sehingga terjadi perdebatan di antara mereka seperti biasanya. Namun, ternyata dugaan Rey salah besar. Justru, Shillda menangis kencang dalam pelukannya seakan-akan mengisyaratkan kepada Rey untuk tidak meninggalkannya lagi.
"Lo kemana aja, Kak? Kenapa lo pergi begitu aja? Kenapa lo gak pernah ngabarin gue? Apakah lo gak tau kalo di sini gue khawatir sama lo? Apakah lo gak tau kalo di sini gue hampir gila karena mencari keberadaan lo?" ungkap Shillda mulai mengeluarkan unek-uneknya selama ini.
"Ungkapin semua hal yang udah lo pendam, Shill. Gue mau dengerin semua keluh kesah dan kekesalan lo selama ini," bisik Rey.
"Gue kangen sama lo, Kak."
Hanya satu kata yang mampu menggambarkan perasaan Shillda selama ini. Kangen. Dari sekian banyak hal gila yang telah dilakukan oleh Shillda, semua itu ia lakukan semata-mata hanya untuk menarik perhatian Rey agar segera kembali. Dan akhirnya, rasa rindu itu kini bisa terbalaskan.
Setelah puas mengeluarkan semua air matanya, Shillda melepaskan diri dari pelukan Rey. Lalu, dia mengambil kotak tissue yang berada di atas meja. Shillda menghapus semua sisa-sisa air mata yang berada di sekitar mata dan pipinya dengan menggunakan selembar tissue. Setelah selesai, ia menatap kedua bola mata Rey dengan sendu.
"Perihal Lintang-"
"Kemarin gue udah ketemu sama Lintang, dan dia udah jelasin semuanya. Gue juga udah tau tentang semua masalah yang dibuat sama Theresa," potong Rey.
Berbicara soal Theresa, dia sungguh menepati ucapannya untuk mengundurkan diri dari SMA Alvetra dan menyerahkan dirinya kepada pihak berwajib. Tapi, selama Theresa sudah tidak muncul lagi di hadapannya, Shillda tidak akan mempedulikan segala sesuatu yang ada sangkut-pautnya dengan Theresa.