Better than You

Slukepyn
Chapter #52

50 -Last Part-

"Lo memiliki ruang terbaik di dalam hati gue" -Ashillda Khansa Arkana-

⭐⭐⭐

Rumah Keluarga Elvano.

Rey mendongakkan kepalanya untuk menatap langit malam yang nampak indah dengan beribu cahaya bintang dan bulan. Gazebo yang berada di taman belakang rumah Rey memang sangat cocok untuk melihat pemandangan langit setiap saat. Apalagi, sekarang ia menatap keindahan langit dengan ditemani oleh seseorang yang sangat istimewa baginya.

Awalnya, Rey berniat mengajak Shillda untuk jalan-jalan ke taman atau ke alun-alun kota. Namun, sebelum dia berangkat menjemput Shillda, Reno tiba-tiba menyuruh Rey untuk mengundang Shillda makan malam bersama di rumahnya. Tentu saja dengan senang hati Rey menuruti permintaan dari Reno.

Makan malam tadi terasa lebih hangat daripada sebelumnya ketika Shillda pertama kali bertemu dengan Reno. Sekarang, Rey tampak nyaman berbincang dengan Reno tanpa rasa takut lagi. Bukan hanya itu, Rey juga sudah bisa menerima dengan baik kehadiran Kania di Keluarga Elvano. Sebuah senyuman bahkan tak bisa luput dari wajah Shillda ketika melihat keharmonisan mereka.

Setelah makan malam selesai, Rey mengajak Shillda untuk menghabiskan waktu di taman belakang rumahnya. Mereka berdua duduk di atas gazebo yang beralaskan bantal khusus untuk duduk sambil menikmati keindahan langit. 

"Lo kedinginan, gak?" tanya Rey.

Shillda tersenyum tipis lalu menggelengkan kepalanya pelan. Walaupun sekarang Shillda sedang berada di luar ruangan dan tidak mengenakan jaket, tetapi dia sudah memakai baju yang cukup tebal sehingga angin malam tidak terlalu terasa dingin baginya.

"Bohong! Tunggu sebentar, biar gue bawain dulu jaket buat lo."

Belum sempat Shillda melarang, tetapi Rey sudah lebih dulu melangkah pergi meninggalkannya sendiri dalam keheningan malam. Selagi menunggu, Shillda merogoh saku pada celana baggy pants-nya untuk mencari ponsel. Tetapi, dia tidak menemukan apapun di dalam celananya itu.

"Bego! HP gue 'kan ada di dalam sling bag!" gumam Shillda.

Masalahnya sekarang adalah sling bag milik Shillda disimpan di atas sofa ruang tamu sebelum ia dan Rey pergi ke taman belakang. Daripada bosan sendirian, Shillda beranjak dari duduknya untuk menyusul Rey yang sudah lebih dulu masuk ke dalam rumah untuk mengambil jaket.

Baru sekitar lima langkah Shillda berjalan, tiba-tiba seluruh lampu di taman belakang mati serentak sehingga menimbulkan keadaan menjadi gelap gulita. Sialnya lagi, ia tidak membawa ponsel yang bisa dijadikan sebagai sumber penerangan. Shillda berjongkok dengan pelan lalu memeluk kedua kaki dan menundukkan kepalanya.

"KAK REY!" teriak Shillda dengan suara gemetar. "Gue takut!" lirihnya.

Tak berselang lama, sebuah cahaya kecil terlihat samar-samar dari penglihatan Shillda. Dia sangat yakin jika cahaya tersebut berasal dari sebuah senter yang dibawa oleh seseorang. Cahaya itu semakin membesar dan mendekat hingga seseorang yang membawa senter itu terlihat jelas.

"Lo gak papa, Shill?"

Shillda mendongakkan kepalanya. Tak lama setelah itu, dia langsung berdiri dan memeluk Rey dengan sangat erat. Dia menyembunyikan wajahnya di balik dada bidang Rey. Karena belum siap menerima pelukan mendadak dari Shillda, Rey agak terlonjak hingga dia menjatuhkan senter dari tangan kirinya.

"Takut," lirih Shillda.

Lihat selengkapnya