Between Me and Him

Maudia Pwk
Chapter #2

One

Seorang gadis sedang bersiap untuk berangkat ke kampusnya. Ia berada di semester akhir. Sebentar lagi ia akan memulai menyusun skrispsinya. Karena itu, ia rasa harus bekerja keras untuk mendapatkan IPK yang memuaskan saat wisuda nanti.

"Nadhia cepatlah turun. Ayah sudah menunggu dibawah," teriak wanita paru baya yang tak lain adalah Bundanya.

"Iya, Bunda. Sebentar lagi Nadhia turun." Nadhia Hilla Bellvania--gadis itu pun ikut berteriak menjawab Bundanya. Nadhia, yang biasa dipanggil Hilla oleh semua orang selain orang tuanya itu bersiap untuk turun ke bawah. Namun sebelum itu, ia mengirimkan pesan terlebih dulu pada kekasihnya.

Xian 💞

Xi, aku akan pergi kuliah sekarang

Ya sayang, hati2. Jangan lupa makan

Kau juga hati2, dan makanlah yg banyak. Ya sudah aku pergi dulu, bye.

Bye Sayang 😗

Setelah selesai berbalas pesan dengan kekasihnya, Hilla turun ke bawah dan langsung menghampiri Bundanya.

"Morning, Bunda," ucap Hilla seraya memeluk lalu mencium pipi kiri Bundanya.

Bunda Hilla yang diperlakukan seperti itu tersenyum. "Oh kau ingin sarapan dulu tidak?" Tanya sang bunda.

"Tidak, aku ingin dibawakan bekal saja," jawab Hilla.

"Baiklah. Sebentar, Bunda siapkan dulu." Bunda Hilla segera pergi ke dapur membuat bekal untuk putrinya. Beberapa menit kemudian, terlihat Bunda Hilla dari dapur membawa satu kotak makanan yang berisi dua potong sandwich. 

"Thank you, Mom. Hilla pergi dulu, Bun. Bye, Bunda." Hilla berpamitan pada Bundanya lalu pergi menghampiri Ayahnya yang sudah menunggu di mobil.

"Ayah, ayo berangkat," ucap Hilla seraya membuka pintu mobil lalu masuk kedalam. 

"Ayo kita pergi." 

Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya Hilla sampai di kampusnya. Memang jaraknya tidak terlalu jauh. Tetapi orang tua Hilla terutama Ayahnya kadang tidak mengizinkannya pergi sendiri terkecuali dengan Xian--kekasih Hilla atau teman-temannya yang lain 

"Ayah, Hilla pergi dulu," pamit Hilla pada Ayahnya. 

Ayah Hilla mengangguk. "Ya, hati-hati, Nak. Belajar yang rajin." Ayah Hilla berkata sambil mengelus pucuk kepala Hilla dan menciumnya.

Hilla melambaikan tangannya lalu berlari kecil masuk ke dalam kampusnya. Hilla membalikkan tubuhnya sebentar lalu berteriak. "Ya Ayah, baiklah Nadhia pergi dulu. Dah Ayah, hati-hati!" 

Hilla segera pergi menuju kelasnya. Ia rasa Dosen mata pelajaran pertamanya sebentar lagi akan datang. 

Saat sampai di kelasnya, Hilla melihat dua temannya yang sedang berbincang. Hilla segera menghampiri mereka. Ah sebelum itu, ia menyeret kursinya untuk mendekat dulu pada kursi temannya.

"Pagi, girls," sapa Hilla saat sudah berada di samping kedua temannya.

"Pagi juga, Hil. Tumben datang agak siang? Kenapa?" Teman Hilla yang bernama Vika menjawab sapaan Hilla sekaligus bertanya.

"Ah itu, gue semalam marathon drama. Jadi agak telat tidurnya, bangun pun gue jadi telat," jawab Hilla lalu cengengesan saat melihat tatapan malas dari kedua temannya.

"Mana Silla, kok enggak kelihatan dia?" tanya Hilla karena merasa salah satu temannya yang paling polos itu tidak terlihat di matanya.

Lihat selengkapnya