Hilla dan Xian pun sampai di cafe yang paling mereka suka. Kenapa mereka paling menyukai cafe ini?? Karena nuansanya romantis dengan alunan piano yang langsung dimainkan oleh seseorang. Dan satu lagi tidak mungkin dilupakan, makanannya sangat enak.
"Kamu mau pesan apa?" Tanya Xian pada Hilla sambil menatap wajah Hilla langsung. Akibatnya Hilla menjadi malu dan pipinya memerah.
"Samain aja. Ya enggak usah liat aku kayak gitu. Malu tau," ucap Hilla seraya menutup mukanya.
Xian tersenyum geli. "Idihh malu, imut banget ciiii. Sudah tidak usah ditutup wajah kamu. Aku pesan makanannya dulu." Xian mencubit kedua pipi Hilla, gemas. Dan akhirnya Hilla pun mulai membuka tangannya. Ia melihat Xian sedang melambaikan tangannya kepada pelayan dan pelayan itu pun datang.
Pelayan memberikan menu pada Xian lalu membuka buku kecil di tangannya. "Mau pesan apa, Mas??" Tanya pelayan itu.
"Nasi goreng spesial dua, jus mangga 2," jawab Xian tanpa melihat dulu menunya. "Ah ya, satu jus mangga kasih lebih banyak gula ya, Mbak. Pacar saya tidak suka jika jusnya asam." Tidak lupa Xian memberitahu hal yang pasti diminta oleh Hilla jika memesan jus mangga kesukaannya.
"Ada lagi, Mas?" Hilla merasa kesal dengan pelayan wanita ini. Lihatlah tatapan memuja yang ia layangkan pada Xian.
"Tidak ada, Mbak." Xian juga terus menjawab pertanyaan pelayannya tanpa merasa risih. Hilla makin kesal saja rasanya sekarang.
Pelayan itu menutup menu dan menyenggol lengan Xian dengan sengaja. "Silahkan ditunggu ya, Mas. Ngomong-ngomong Mas ganteng banget," ucap pelayan itu dengan tidak tau malunya.
Hilla tahu pasti pelayan ini baru bekerja disini. Karena pelayan-pelayan yang sudah lama pasti sudah tahu jika mereka langganan disini. Dan pastinya juga tidak akan menggoda Xian seperti yang pelayan ini lakukan.
"Ehm, terima kasih, Mbak." Hilla membulatkan matanya menatap Xian. Apa-apaan ini dia malah bilang terima kasih, batin Hilla.
"Kamu tidak mau pesan yang lain?" Tanya Xian lembut pada Hilla.
"Enggak!" Jawab Hilla ketus. Ia menjawab seadanya, lagipula ia masih kesal pada Xian.
"Kamu kenapa?"
"Enggak apa-apa." Hilla pura-pura menyibukan diri dengan mengotak-atik Smartphone miliknya.
Dari kejauhan terlihat pelayan wanita tadi membawa nampan pesanan Xian. "Mas ini pesanannya sudah datang, dimakan ya biar tambah ganteng, Mas." Sungguh Hilla kini sangat ingin berkata kasar dan menjambak rambut wanita ini.
"Iya. Terima kasih, Mbak."