Xian saat ini sedang menuju rumah Hilla untuk sarapan dan untuk mengantarkannya ke rumah Chavan.
Ting tong
Xian memencet bel tetapi Hilla belum keluar juga, jadi ia memutuskan untuk mengetuk pintunya
Tok..tok..tok
"Hilla, ini aku, Xian. Kenapa pintunya dikunci??" Teriak Xian dari luar pintu bertanya.
"Sebentar, Xi. Aku sedang menuju kesitu," jawab Hilla yang juga berteriak dri dalam rumahnya. Xian menghentikan tangannya untuk mengetuk pintu.
Ceklek
"Kenapa kau kunci pin--" ucapan Xian terhenti. Dia melongo, bagaimana tidak?? Hilla keluar hanya memakai bathrobe, rambutnya juga masih terlihat basah menambah kesan sexy-nya. How she is very beautiful and sexy? Batin Xian.
"Xian..Xian. Hei!!" Hilla melambaikan tangannya di depan wajah Xian guna untuk menyadarkannya. "Yakk!! Xian Aldric, kenapa kau melamun seperti itu?" Tanya Hilla dengan teriakannya karena sudah kesal. Hal itu membuat Xian yang melamun langsung terlonjak kaget.
"Oh i...iya ada apa?" Tanya Xian yang baru sadar dari lamunannya.
"Kau kenapa melamun saja? Aku tanya kau tak menjawab," ucap kesal Hilla sambil mempoutkan bibirnya.
"Eish, sayang. Jangan poutkan bibirmu seperti itu, aku jadi ingin mengecupnya."
"Cih, mesum!!"
"Bagaimana aku tak mesum? Kau keluar hanya memakai bathrobe saja, kau jadi terlihat bertambah sexy," tutur Xian membuat Hilla melihat jeadaan tubuhnya sekarang. Hilla akhirnya menyengir karena setuju dengan perkataan Xian.
"Oh iya, aku lupa. Hehe, maaf. Kalau begitu, aku mau berpakaian dulu. Kau masuklah dulu. Setelah berpakaian, aku akan memasak untukmu." Hilla berniat pergi ke kamarnya setelah mengucapkan hal itu. Namun, Xian menahan lengannya membuat Hilla menoleh dengan pandangan bertanya.
Xian membalas tatapan Hilla dengan senyuman jahil. "Perlu ku temani?" Tanya Xian mesum.
"Yak!! You're Pervert!!" Hilla memukul lengan pacarnya itu lalu pergi ke kamarnya dengan langkah yang dihentakkan. Ah, jangan lupakan pipinya yang memerah karena ulah Xian.
Sementara Hilla pergi, Xian mengusap-usap lengannya yang tadi terkena pukulan Hilla. "Awh, sakit sekali ternyata pukulannya. Dia makan apa sebenarnya. Kenapa tenaganya besar sekali."
Setelah beberapa saat Xian menunggu. Hilla akhirnya keluar dari kamarnya. Kini ia sudah berpakaian selayaknya, tapi tangan kanannya sedang memegang hair dryer. Sepertinya Hilla menggunakannya untuk mengeringkan rambutnya yang terlihat masih basah.
Hilla menghampiri Xian yang terduduk di sofa ruang tamunya. "Kau ingin makan apa?" Tanya Hilla setelah sampai di hadapan Xian.
"Apa saja, asal enak," jawab Xian. "Sini biar aku yang keringkan rambutmu, supaya cepat." Xian mengambil alih hair dryer dari tangan Hilla.
"Chaa, sudah kering." Xian mengangkat hair dryer-nya tanda selesai.