Dan sekarang disinilah Aira. Duduk di atas ranjang sambil meratapi nasibnya yang malang.
"Oh ayolah buka ponsel kalian. Jangan biarkan aku melewati masa-masa yang menyedihkan ini sendiri." monolog Aira sambil menatap benda pipih di tangannya itu penuh harap.
Namun sampai satu jam kemudian tak ada tanda-tanda balasan. Kedua sahabatnya pasti sudah tidur mengingat sekarang sudah lewat tengah malam. Aira lalu melempar ponselnya dan merebahkan diri.
Keesokan harinya.
Pagi-pagi buta mamanya sudah membangunkan Aira. Bayangkan coba jam 3 pagi dia disuruh mandi. Saat bertanya ada hal penting apa mamanya hanya mengatakan kalau dia harus bergegas.
Betul, dia nggak dapat jawaban. Masa bodoh lah lebih baik Aira lekas mandi tapi yah cepat-cepat gitu. Meski udah nyalain air hangat tapi masih kerasa dinginnya kan di waktu segitu.
"Nah udah rapih nih."
Aira yang baru keluar kamar mandi heran melihat mamanya yang sudah mem packing baju ke dalam koper. Tanda tanya semakin muncul di kepalanya.