Between You

Maira kamila
Chapter #1

BAB 1

Zara berlari dengan kencang mengejar anak laki-laki yang lumayan jauh didepannya. Sesekali ia tertawa lebar mengingat bahwa dia telah berhasil kabur dari perkemahan bunga. Apalagi sekarang dia bersama dengan sahabatnya, Ken, anak laki-laki yang usianya 2 tahun diatas Zara.

“Hei, pelan-pelan, Ken!” Teriaknya sambil melambatkan langkahnya. Pada akhirnya, Zara memilih berhenti untuk menormalkan pernapasannya yang sedikit sesak.

Tampaknya Ken juga berhenti. Sekarang dia berjalan pelan dengan ragu-ragu. Dia melihat sebuah bola raksasa yang berwarna hitam. Teksturnya tidak seperti bola. Lebih mirip tahu bulat gosong yang mempunyai banyak lubang. Ukurannya juga sangat besar. Karena Ken penasaran, dengan pelan ia menyentuh bola raksasa itu.

“Jangan main bola itu tanpa aku, Ken!” Teriak Zara sambil mempercepat langkahnya.

Tapi Ken sama sekali tidak menghiraukan ucapan Zara. Dia menyentuh bola itu. Namun tidak ada reaksi apapun. Sentuhannya malah membuat tangannya meneteskan darah. Tapi, dia tidak merasakan apa-apa.

“Wah, apa ini? Kenapa kasar seperti kulitmu, Ken?” Tiba-tiba Zara sudah berada di samping Ken dan ikut menyentuh bola itu dengan kedua tangannya yang mungil. “Hei, kenapa jarimu berdarah?”

Tiba-tiba bola itu bersinar, sangat terang. Mungkin seluruh kota dapat merasakan cahaya itu sekilas. Hanya beberapa detik. Disusul bunyi dentuman keras dari bola itu.

Berbeda dengan Ken, jari Zara tampak baik-baik saja.

Ken tidak bisa menggerakan tubuhnya. Begitu pula dengan Zara. Seakan akan ada magnet yang menahan tubuh mereka disana.

Sinar dari bola itupun merambat ketubuh mereka dengan cepat. Pada akhirnya mereka tumbang ditempat dan bola itu kembali seperti semula, tidak berkehidupan.

Tak lama kemudian, para guru, dan beberapa orang di kota ini menghampiri mereka setelah kilat dan dentuman yang tadi. Ambulans juga dengan sigap datang ke lokasi.

Ken membuka matanya perlahan. Sekarang dia berada di dalam ambulans. Apa.. tadi? Ah..Zara! Dimana dia?

Anak itu berusaha menggerakkan kepalanya, mencari gadis kecil yang sedari tadi bersamanya. Dia juga menggerakkan bola matanya karena kepalanya terasa berat. Banyak orang..

Ken mengernyitkan dahinya. Apa ini? Aku tidak bisa bicara?

Dua petugas dan wali kelas Ken masuk ke dalam ambulans. Pintu ambulans pun ditutup dari luar.

Bu guru! Zara.. masih..

NGIING

Ken mengerjapkan matanya beberapa kali. Penglihatannya menjadi kabur dan matanya terasa sakit. Tidak lama kemudian kesadarannya menghilang

.

***

2 Minggu kemudian

“Apa? Zara sudah siuman?!” Tanya Hailey dengan antusias melalui handphone, “Oke, tunggu aku, Bu. Aku sekarang sudah di dekat rumah sakit! See u!”

Gadis perempuan itu berlari cukup kencang. Sebenarnya dia memang selalu nongkrong di taman dekat rumah sakit sepulang sekolah. Dia sangat menyayangi Zara. Meskipun status Hailey hanya sebatas kakak sepupu, tetapi mereka benar-benar seperti saudara kandung! Oleh karena itu, Hailey seperti memiliki dua ibu.

Walau terburu-buru, Hailey tetap menjaga sikapnya di tempat umum. Ia pun sampai di lorong lantai 3, tepatnya didepan kamar pasien nomor 304. Hailey membuka pintunya perlahan, agar tidak mengejutkan adik kesayangannya.

KRIEET

“Zara, ini aku!” Pada akhirnya Hailey memilih berteriak meskipun cukup pelan. Dia langsung memeluk Zara dengan erat, “Aku kangen banget, Zara! 2 minggu terakhir benar-benar membosankan tanpamu!”

Hailey melepaskan pelukannya. Kemudian dia diam, terpaku melihat reaksi adiknya. Reaksi tatapan yang penuh dengan rasa ingin tahu. Apa ini?

“Hey, kamu seharusnya juga ikut senang, Zara!” Hailey menghangatkan suara. Gadis itu menyentil dahi Zara seperti yang biasa dia lakukan ketika Zara melongo. Tapi dia belum pernah seperti ini sebelumnya.

Zara balik menyentil dahi Hailey, “Nakal.”

Hailey mengerang. Dia tidak menyentil Zara sekencang ini,“Hei-“

Lihat selengkapnya