Between You

Maira kamila
Chapter #3

BAB 3

“Ah mengagetkan saja!”

Spontan Zara mendorong pria itu menjauh, siapa lagi kalau bukan Nicholas Greene.

Nicholas sedikit terkejut. Belum pernah ada seorang wanita yang berani menyentuhnya. Apalagi mendorongnya seperti itu. Nicholas sendiri tidak merasa kesal. Pria itu tersenyum tipis.

Aku kira orang lain. Stylenya berbeda dari yang kemarin..

“Kau ingin berangkat sekarang?” tanya Nicholas dengan santai, kemudian dia duduk di tempat yang Zara duduki sebelumnya. Sedangkan Zara sudah berada di depan pintu masuk toko.

Zara sedang berpikir, Kalau jam sebelas saja sudah seramai tadi, apakah jika kita berangkat sekarang para wartawan masih tertidur?

Nicholas memperhatikan gadis itu yang mondar-mandir di dalam toko, dia terlihat sedang memikirkan sesuatu dengan serius. Bibi juga ikut memperhatikannya sambil tersenyum.

Sepertinya berangkat sekarang saja.

Zara mengangguk. Padahal pertanyaan itu jelas-jelas sudah sepuluh detik yang lalu, “Sekarang saja. Aku..” Zara melanjutkan, “Siang ini aku harus kembali ke kantorku.” Ucapnya asal-asalan.

“Oke.” Tanpa basa-basi lagi, Nicholas berdiri dan berjalan melewati Zara keluar toko. Gadis itu mengikutinya.

Nicholas masuk ke mobilnya terlebih dahulu, dia sama sekali tidak membukakan pintu untuk gadis itu. Zara sendiri tidak masalah, lagipula dia akan merasa tidak enak jika diperlakukan seperti itu.

Sepanjang perjalanan Zara terus memeriksa jam tangannya, jam dasbor mobil, juga jam handphone secara bergiliran. Dia harap mereka bisa sampai di sana sebelum jam sebelas.

Namun, hal yang tidak terduga pun terjadi. Mendadak jalanan padat, seakan-akan semua orang keluar dari rumah disaat yang bersamaan.

“Permisi pak, bisakah anda sedikit lebih cepat?” Pinta Zara ke sopir pribadi Nicholas. Sopir tersebut membalasnya dengan senyuman yang menandakan bahwa ia sudah berusaha semaksimal mungkin.

“Cepat atau tidak, itu terserah padaku.” Ucap Nicholas tiba-tiba. Dia sedikit kesal dengan perlakuan Zara yang seenaknya menyuruh orang lain. Apa duduk manis saja kamu tidak bisa?

“Aku ini orang sibuk tahu!” balas Zara. Dia juga mulai kesal dengan Nicholas yang mendadak berubah seperti itu. Apa kamu harus menjawab perkataanku?!

Nicholas membanting handphonenya, “Berisik! Kamu pikir hanya kamu yang sibuk? Aku juga sibuk! Semua pekerja itu sama-sama sibuk!”

Zara terkejut. Tidak terpikir olehnya kalau pria itu bisa semarah ini. Padahal, dari kemarin Nicholas terlihat sangat ramah dan baik. Tapi sekarang seperti singa yang buas. Kakek saja tidak berani membentakku.

“Ah, sudahlah. Aku ulang lagi saja biar tidak jadi begini.” Gumam Zara.

Nicholas menaikkan sebelah alisnya, “Hah, apa katamu?”

“Tidak.. aku hanya bicara sendiri.” Zara menahan amarahnya, “Dan juga, tolong lupakan ucapanku tadi. Bukan, dari awal kita bertemu.”

Nicholas membalasnya dengan cepat, “Kalau begitu aku juga. Lupakan aku yang tadi.”

Menyebalkan. Kalau kau berada diposisiku, apa yang akan kau lakukan hah?

Tidak terasa sudah satu jam Zara dimobil dan sekarang dia sudah dekat dengan gedung Hudson Group. Sepertinya dia tertidur dengan pulas. Untungnya Zara bukan tipe yang mendengkur saat tidur. Dia benar-benar tidur dengan tenang.

“Bersiaplah. Kita sudah dekat.” Ujar Nicholas sambil membenarkan jasnya. Karena tidak ada jawaban, Nicholas menoleh kesampingnya. Pantas saja dari tadi hening..

Nicholas mencolek lengan Zara, “Heh..”

Zara tersenyum manis yang malah membuat kuping Nicholas sedikit memerah. Gadis itu melempar tangan Nicholas, kemudian dia mengigau, “Hentikan, Ken…”

Nicholas terdiam. Ken? Apa mungkin...?

“Tuan muda.. kita sudah sampai. Saya akan membukakan pintu untuk anda.” Ucap kepala pengawal yang duduk di kursi samping sopir.

“Ah.. iya.” Nicholas kembali menatap Zara, kemudian dia mencubit pipi Zara sambil digoyang-goyangkan, “Bangun, sapi!”

Lihat selengkapnya