Beyond Brief: Jadi Brief Nya Apa?

Kurniati Putri Haeirina
Chapter #12

Chapter 12: Not Easy For Izzy

Saat ini kami duduk di ruangan Mbak Nina. Aku dan geng Serdadu Pantry, baru saja selesai makan siang di ayam geprek langganan kami dan tertangkap basah ingin malas-malasan dengan tidur siang di ruang meeting. Gian memanggil kami untuk terlibat dalam pembicaraan serius bersama The Three Musketeers di ruangan Mbak Nina.

Cepat-cepat Kirika mengeluarkan parfum isi ulang yang ia kantongi, menyemprot dirinya lalu melanjutkan dengan aku dan Miko dengan penuh penghayatan. Sebenarnya, kami lebih mirip kena fogging dibanding semprot parfum. Bau kemiskinan habis ngantri ayam geprek sambal hijau legendaris di bawah pohon rindang ditemani asap motor yang lalu lalang tidak boleh tercium oleh hidung mahal Mbak Nina.

Aroma lembut dari diffuser ruangan Mbak Nina beradu dengan wangi bunga segar yang secara rutin diganti oleh OB sebagai dekorasi meja kerjanya. Aku, Miko, Kirika, dan Mas Gian duduk di bean bag warna-warni miliknya, sementara Mbak Nina dan Pam di sofa dekat kami.

Gian mencondongkan tubuhnya ke arahku. “Kemarin setelah fashion show selesai, gue ikut after party di salah satu restoran Jepang. Di sana gue networking dengan beberapa tim designer kawakan”.

Gian memastikan reaksiku sebelum melanjutkan. “Lo tau kan, even in the middle of the party gue tetep mikirin kelangsungan hidup Freemium”.

“Nah, disana gue kenalan sama Kai dari brand Banyu” lanjutnya, “ternyata dia keponakan dari Madam Marina yang terkenal itu".

Aku terkesiap, tertarik dengan informasi baru itu.

“Banyu lagi cari agency buat bikin DOOH(Digital Out of Home Advertising) katanya dengan semangat. "They're heading to Lollapalooza!” jelas Gian.

“Waah!” aku dan Kirika kompak berteriak heboh, suara kami menggema di seluruh ruangan. Saking girangnya. Menyadari Mbak Nina dan Pam memandangi kami dengan wajah datar, kami cepat-cepat kembali ke mode jaim. 

“Jadi, penyanyi Indo yang masuk ke lineup Lollapalooza bakal pakai baju dari Banyu?” tanya Kirika dengan suara naik satu oktaf.

Exactly!” Gian menaruh tangannya di dada dengan ekspresi bangga. “Terus, kita yang bakal pegang project-nya?” tanyaku, mataku berkeliling ruangan, mencari konfirmasi dari semua orang. Gian mengangguk, “All set. Negosiasi kelar di dalam restoran. Next, kita bakal ada meeting sama tim Banyu, within this week”.

Aku dan Kirika saling pandang “Gila, ini keren! Mas Gian ini keren banget!” seruku tak sabar. Suasana di ruangan mendadak penuh energi, meski Nina dan Pam tetap dengan ekspresi tenangnya, aku bisa melihat sedikit senyum di pipi chubby Miko.

“Gue bakal handle project ini dengan baik, sesusah apapun tantangannya,” ujarku. “Serius, ini impian gue banget! Banyu itu brand idola gue dari dulu!” tatapanku berbinar.

Banyu adalah brand fashion ready-to-wear yang sudah mengglobal selama satu dekade. Pemiliknya, Marina Hartono, atau yang lebih dikenal sebagai Madam Marina, adalah lulusan Parsons School of Design. Udah puluhan tahun dia berkarya di dunia mode, dan aku ngefans banget sama koleksi-koleksinya.

Yang bikin Banyu spesial itu karena tangan ajaib Madam Marina. Dia jenius banget bikin pakaian yang nyaman, desainnya simpel tapi kekinian, dan selalu ada sentuhan motif lokal yang bikin beda. Sekarang, Banyu mengikuti trend modern tapi tetap pakai bahan baku lokal dan mempertahankan detail budaya Indonesia di setiap desainnya. Super keren kan!

Banyu lagi booming banget sekarang. Setelah koleksi dress mereka yang bernama “Aqua Melody” dengan palet warna cerah dipakai oleh salah satu girl band Korea dalam music video "Summertime Moonlight" pesanannya langsung naik gila-gilaan! Girl band itu juga nggak cuma sekali pakai, tapi terus pakai koleksi Banyu di berbagai music program. Thanks to social media, para fans fanatik langsung ngeborong koleksi Banyu dan berlomba-lomba melakukan dance challenge di TikTok, meniru gaya artis favorit mereka.

Nggak cuma itu, momen Olimpiade tingkat Asia kemarin juga bikin nama Banyu makin menggema. Madam Marina, bertanggung jawab atas desain motif pakaian tim renang indah Indonesia. Designnya dapat pujian dari banyak pihak.

Nah, sekarang salah satu musisi muda Indonesia yang lagi digandrungi bakal manggung di festival musik tahunan di Chicago. Akhir-akhir ini, lumayan banyak brand fashion lokal Indonesia yang beriklan di beberapa perhelatan global, dan Banyu pun nggak mau ketinggalan. Mereka akan menyewa beberapa videotron dan billboard di area Grant Park, tempat konser berlangsung, buat mempromosikan koleksi basic mereka di pasar internasional.

Menurut penjelasan Gian, koleksi yang ingin mereka promosikan dalam bentuk video advertising adalah lini basic Banyu yang bernama “From Dusk till Dawn, Always in Banyu”. Koleksi ini sempurna untuk pagi, siang, dan malam hari, menonjolkan sisi versatility-nya. Akan ada empat scene yang tim Banyu highlight dalam video promosi mereka: adegan di pagi, siang, sore, dan malam.

“Jadi brief nya apa, what’s next? Gue udah nggak sabar untuk berkontribusi!” aku bertanya pada Gian. Gian menatapku lurus dengan ekspresi senyum yang nggak jelas arahnya. Semua orang turut penasaran.

“Janji lo bisa handle project ini dengan bener?” tanyanya ambigu. Aku mengangguk mantap.

“Pasti!”

“Apapun tantangannya akan lo lakukan?”

Aku menghela napas memberi keyakinan pada Gian yang tampak meremehkan.

“Iya, lo mau nyuruh gue antar kopi tiap pagi ke Madam Marina juga gue bakal lakuin.”

Rumor mengatakan, Madam Marina yang sekarang berusia 50 sekian ini garang bagai Harimau Sumatera. Orang-orang menyebutnya sebagai youngster in heart, gangster in attitude. Aku pernah dengar gosip-gosip nggak jelas kalau katanya ia pernah menimpuk mantan suaminya yang ketahuan selingkuh dengan wedges lima belas senti yang habis dikenakan model dalam memperagakan bajunya. Kabarnya, aksi itu menimbulkan 5 jahitan di pelipis mantan suaminya. Namun, entahlah itu hanyalah rumor yang tak pernah terkonfirmasi, belum ada satupun media yang memberitakannya. 

“Oke!” Gian mengkonfirmasi kesungguhanku. "Gue harap lo siap denger ini," lanjutnya sambil melihat kami satu per satu. "Banyu mau kita kolaborasi sama... Karina Intan untuk project kali ini. Kita harus bawa Karina". Suaranya lantang.

Darahku langsung turun ke kaki. “Apa?” mataku membulat setengah tak percaya. “Nah, kalau gini situasinya, project ini jadi gak keren,” gumamku lemah, nyaris tak terdengar karena syok. Aku menghempaskan diri, bersandar ke bean bag.

Kirika dan Miko tak sanggup menahan tawa mereka. Mereka tertawa terbahak-bahak hingga Kirika harus menyeka air mata yang jatuh karena terlalu banyak tertawa. Sialan, teman macam apa ini. Gian hanya tersenyum geli sambil menatapku dengan simpati.

Lihat selengkapnya