Beyond Brief: Jadi Brief Nya Apa?

Kurniati Putri Haeirina
Chapter #18

Chapter 18: Demam Panggung

Finally, it’s D-day! Kami sudah tiba di Convention Hall megah yang menjadi lokasi dari perhelatan Innovators Fest. Stand-stand pameran berderet di sepanjang koridor, menampilkan produk-produk inovatif dari berbagai creator hingga UMKM. Tak lupa, masing-masing area masterclass dilengkapi dengan banner dengan judul dan foto besar dari setiap pembicara.

Waktu workshop Pam masih setengah jam lagi, namun kami sudah di ruang tunggu pembicara sejak tadi. Melihat betapa megahnya tempat ini diiringi dengan ratusan peserta yang menyambangi berbagai topik workshop dengan pembicara kaliber membuatku bersemangat sekaligus nervous. Padahal Pam adalah bintang utamanya, tapi kok malah aku yang demam panggung?

Kesibukanku lumayan padat, ke sana kemari berkoordinasi dengan panitia. Mulai dari membahas TOR, memastikan batas waktu tampil, bolak-balik memeriksa materi, hingga sekadar membawakan snack yang sudah disediakan untuk Pam. Sementara orangnya? Duduk santai dengan tenang sambil membuat sketsa di layar iPad-nya.

Aku mengintip area semi-outdoor yang akan menjadi tempat workshop. Ternyata, sudah penuh dengan para peserta yang rata-rata masih muda, hmm berbeda dengan aku yang mandek, mereka ini generasi unggul yang haus akan inspirasi dan kreativitas. Hiatusnya Pam ternyata tidak memudarkan semangat orang untuk belajar darinya.

“Pam, semangat ya! Lo nggak deg-degan kan? Gue kok malah jadi deg-degan ya” kataku sambil menyerahkan botol minum untuknya saat kembali ke ruangan.

Pam tersenyum tipis, matanya masih fokus pada sketch yang sedang ia kerjakan. “Tenang aja, zy. Nggak usah khawatir” ia malah menenangkanku.

“Kalo nanti lo liat gue pingsan, jangan pecah fokus ya” kataku ngelawak setengah panik, tapi bisa jadi beneran sih. Pam menghentikan aktivitasnya dan tertawa oleh banyolanku.

Nggak lama dari itu, MC masuk ke ruang tunggu, berbincang dengan Pam memastikan semua persiapan sudah aman. Aku terus mondar-mandir seperti setrikaan sambil menggigit kuku, menyadari waktu tampil semakin dekat, aku pun memejamkan mata untuk berdoa, berharap segalanya berjalan lancar. 

Pam terlihat super tenang, benar-benar seorang profesional.

Lihat selengkapnya