Beyond Brief

Kurniati Putri Haeirina
Chapter #3

Chapter 3: Maju Susah, Mundur Mustahil

Bintang memandangku sambil nyeruput es jeruk. "Serius, Zy. Dari sekian banyak opsi, lo nyangkut di Ketek Men? lo bikin penguji lo harus bahas ketek sepanjang sidang?".

Aku mengangguk gak ada beban. "Ya, itu dia nasib gue, Bintang. Orang lain nyusun tesis pake idealisme sendiri. Gue? pake ide mantan".

Bintang ngakak. "Pantes aja lo stuck setahun lebih!".

Aku mendesah. "Dari awal gue tuh setengah hati kuliah lagi, bayarnya nyunat gaji. Terus yang nyari topik? Danrief. Bikin proposal? Danrief. Waktu sidang seminar? Danrief yang ngasih ide jawaban. Sekarang? Si brengsek itu nggak ada. Gue kelabakan".

Bintang masih ketawa, tapi ada sedikit simpati di matanya.

Aku mengambil potongan cumi goreng, mengunyah pelan. "Andai aja gue putusnya sedikit lebih telat, minimal sampe tesis gue selesai, mungkin gue udah foto pake toga”.

Bintang mendelik. "Zy, lo itu dicampakin. Mana bisa atur jadwal”.

Aku ngakak. 

Bintang ngambil sepotong gurame asam manis, matanya melebar begitu mencicipi. "Gila, ini enak banget! cobain deh".

Aku menyuap satu potong, refleks ngangguk. "Ini beneran enak apa gue yang laper ya?".

Simbiosis mutualisme hari ini sangat menguntungkan.

Bintang butuh teman buat melepas rindu kuliner Indonesia, sementara aku? Dapet makanan gratis dan narasumber tesis.

"Anyway, iklan Ketek Men seri kedua juga nggak kalah keren dari yang pertama". Bintang membuka topik sensitif dengan hati-hati.

Aku berhenti mengunyah.

Lihat selengkapnya