“Yes!” Aku bersorak, langsung copot headset yang dari tadi nyumpel di kuping. Tesisku resmi bertambah lima halaman. Pencapaian besar dalam sejarah hidup Altara Izzy.
Aku masih di posisi yang sama sejak magrib tadi: kaki selonjoran, muka berminyak belum dicuci, rambut awut-awutan kayak orang stress. Gini amat ya nasib mahasiswa S2 yang lagi ngejar deadline.
Aku dulu kira orang stres itu formatnya selalu jalan setengah telanjang sambil teriak-teriak di jalan. Ternyata duduk anteng depan laptop terus mendadak overthinking juga jadi salah satu indikasinya.
Hah, lagian kenapa sih aku nyusahin diri sendiri?
Dulu, waktu tesis ini masih proyek berdua, alias aku yang ngetik, Danrief yang mikir, hidup tuh kayak lebih gampang.
Ya gini deh. Jetlag habis dicampakin. Setelah nggak ada Danrief, hidup kayak kehilangan kompas. Harusnya pas putus, sekalian aja ganti topik tesis yang lebih gampang, ambil dari project Freemium misalnya.
Hmm… project yang mana tapi?
Iklan minyak angin aroma klepon? Iya, minyak angin klepon. Entah siapa yang butuh inovasi ini. Bahkan Kirika udah nyerah duluan pas project itu goal. Bingung mau ngejualnya dari sudut apa.
Atau iklan caleg independen pas pemilu kemarin? Calonnya bapak-bapak gabut kebanyakan duit. Miko design balihonya keburu pecah fokus karena revisinya gak kelar-kelar. Giliran udah kecetak seribu biji, baru sadar taglinenya typo:
"Merakyat. Peduli. Berkaya".
Berkaya. Aku ngakak banget. Miko insecure mampus, hampir aja kebawa suasana untuk nulis surat resign. Untung clientnya santuy. Katanya yang penting viral. Yaudahlah.
Emang sih nggak ada project Freemium sekeren Ketek Men seri pertama atau kedua mahakarya si Danrief. Tapi at least tinggal geser kursi, wawancara Miko sama Kirika, kelar.
Tapi yaudah lah, sekarang udah keburu nyemplung. Sekalian aja all out tenggelem.