Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #4

Daging

Tengah malam telah tiba dan akhirnya Alim beranjak pulang ke Devaloka, "Ihsan, jaga dirimu ya, semoga sukses"ucap Alim sembari menepuk pundak Ihsan, "kau juga sukses disana cak"ucap Ihsan dengan sedih, "aku datang seminggu sekali dan kau masih sedih, hhh tenang saja aku akan sering kerumah kok, lagipula disana aku juga mengembangkan bisnis kita"ucap Alim, "iya cak, sampai jumpa lagi"ucap Ihsan, "yoi bro, dadaah"ucap Alim sembari melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan Ihsan dan saudara-saudaranya, kemudian Ihsan juga beranjak kembali ke tempat berkumpul untuk segera menjalankan rencananya, "jadi kapan kita akan berangkat Ihsan, katanya mau ngurus administrasi bareng aku"ucap Lintang, "hmmph kalau begitu aku juga pamit pulang ke negeriku ya, aku juga akan mengubah sedikit jalur bisnisnya dari yang biasanya berhenti di Garudapura sekarang langsung ke wilayahmu, hmm Joggring Saloka ya, akan kuingat nama yang akan segera dikenal banyak orang itu"ucap Steve, "hehe, dengan begini kita bisa membuat jauh lebih banyak perubahan, aku juga akan pulang ke Ngalam, kabarnya sudah hampir jadi kerajaan loh"ucap Yusuf, "baiklah, aku dan mas Lintang akan pergi ke ibukota untuk meminta izin, mas Steve nanti kalau sudah jadi aku minta kirimkan beberapa pekerja bangunan profesional dari sana, aku perlu itu untuk mengajari para warga nanti, Yusuf, kau perlu untuk merancang beberapa inovasi untuk umum mulai dari sekarang, ini untuk mempercepat perkembangan, "siap"ucap Yusuf, Steve dan Lintang bersamaan, "Ihsan, aku bawakan bekal untukmu, ini gulai kalio dariku, aku buat dari punggung sapi, ini juga ada tongkat yang kubuat dari beberapa bulan lalu untuk merayakan setahun kemenangan kalian"ucap Shafa, "oh makasih Shafa, hmm khatvanga ya, otentik dari tulang, ini akan sangat berguna"ucap Ihsan sembari menyalakan khatvanga barunya, "meski tak sekuat trisulamu tapi itu akan memiliki efek area yang sangat luas, cocok untuk mendominasi medan pertempuran"ucap Shafa, "terimakasih banyak Shafa, aku akan memakainya sebaik mungkin, baiklah, ayo bergerak"ucap Ihsan sembari bertolak menuju ibukota diikuti oleh Lintang sementara Steve melesat ke Panditanagara dan Yusuf terbang menuju Ngalam meninggalkan Shafa, Shifa dan Sekar dibawah, "hhh mereka pergi juga akhirnya, bangunan macam apalagi yang akan mereka susun saat ini"ucap Sekar, "aku gak tau, tapi aku mau pulang dulu, adik-adik akan bingung jika dipagi hari aku tidak ada"ucap Shifa, "eh Shifa, kami boleh untuk ikut menginap dikeraton tidak"tanya Shafa, "boleh aja tapi ikut peraturan keraton ya, jangan keluar tanpa izin"ucap Shifa, "itukan kau Shifa, sampai dikejar-kejar pengawal di sekolah"ucap Sekar, "eeee, udah berapa tahun lalu itu, ah udahlah jangan diungkit"ucap Shifa, "hihi, eh Shifa, hari ulang tahunmu dekat dengan hari ulang tahun adik Ihsan kan"ucap Shafa, "iya cuma terpaut dua hari, rencananya tahun depan aku akan bikin bareng sama dia hahaha"ucap Shifa yang akhirnya berjalan menuju vimana kerajaan bersama kedua temannya.

Pagi hari di ibukota Ihsan dan Lintang akhirnya sampai di keraton negara yang baru keraton Makaradwaja yang dihuni oleh maharaja saat ini dan seluruh petugas negara, "apa maksudmu ini Ihsan, kau menolak posisi rshi lagi, kau tau tidak kalau mengambil posisi itu akan menguntungkanmu, kenapa malah menambah masalah dengan membuat wilayah otonom, kau tau artinya wilayah otonom kan"ucap seorang lelaki atletik dengan pakaian yang sangat rapi, sang maharaja Sahasradwipa, Yaksharajan Arya, "iya pak Arya, aku sudah banyak mempertimbangkannya, aku merasa tidak cocok mengambil posisi rshi karena tidak pandai bekerjasama dan menerima instruksi, jadi saya ingin membuat wilayah baru, bagiku mendirikan kampung dan memimpinnya akan lebih menguntungkan daripada menjadi bagian dari rshi"ucap Ihsan, "apalagi alasanmu, harus bilang apa aku ke jajaran rshiku, kau kok nakal sekali sih"ucap Arya, "saya sudah menyebutkannya pak, saya sudah mencoba tapi ternyata kecocokan saya untuk bekerja dibawah instruksi sangat sedikit, lagipula aku harus kooperatif dengan para rshi lainnya dan itu akan sangat memberatkanku yang terbiasa untuk berjalan dengan para saudaraku sesuka hati "ucap Ihsan, "baiklah, alasanmu bisa diterima, tapi siapa yang akan mengisi posisi yang kutawarkan padamu, kau benar-benar menyusahkan nak, salahku juga sih, aku lupa kau hanya anak sebelas tahun yang cuma ingin bermain dengan riang"ucap Arya sembari duduk dan menuangkan teh untuk dirinya dan kedua tamunya, "engkau sampai bersusah payah menyambut kami wahai maharaja, terimakasih atas kebijaksanaanmu, mohon maaf saya lancang tapi sebelumnya kenapa engkau menawarkan posisi itu pada adik saya dan apa saja bagian yang engkau tawarkan"ucap Lintang sembari mencampurkan gula ke tehnya dan mengaduknya, "hhh Lintang, anggap aja non formal, aku gak suka dipanggil begitu sama anak muridku sendiri, jadi begini sebenarnya aku sering mendapatkan laporan dari para pebisnis lain kalau grup bisnis kailash mengancam keberadaan mereka, produk yang kalian tawarkan terlalu beragam dan sangat terjangkau apalagi kualitasnya yang cukup tinggi sehingga produk lain merasa tergeser, aku takut kalau mereka akan mulai membuat gerakan untuk menyerang Ihsan, kalau urusannya sudah serumit itu akan susah untuk ditangani, mau bagaimanapun sebagai maharaja aku tidak bisa terus membela Ihsan dengan alasan yang tidak jelas, jadi aku ingin menjadikannya rshi karena selain dia sangat berharga di negara ini, dia juga mumpuni untuk menjadi bagian dari rshi, tak harus jadi kepala tapi bagiannya saja cukup untuk melindungi dan memberi manfaat, kemampuannya mengelola tanah untuk menghasilkan pangan sangat bagus sehingga pada awalnya kutawari posisi di bidang pangan tapi dia tolak karena kualitas pangannya tidak pasti meski kulihat ada kenaikan kualitas progresif tapi akhirnya kuterima alasan itu, kedua dia jelas-jelas adalah pedagang besar sehingga kutawari untuk mengurus perdagangan negara tapi saat pelatihan, karena dia cekcok besar dengan pedagang luar negeri yang barangnya dia anggap kemahalan dia lemparkan trisulanya ke saubha vimana pengangkut barangnya sampai hancur dan menolak sekali lagi oke ini masuk akal, ketiga kucoba lagi di bidang inovasi dan teknologi tapi dia menolak mentah-mentah karena dia bilang pembangkit tenaga lingga yoninya belum diterima banyak orang sehingga akan buruk di bidang teknologi, oke baiklah, lalu kutawari lagi bidang kebersihan dan daur ulang tapi dia tolak lagi, kali ini karena dia bilang pihak pengelola pembuangan sangat lambat tidak seperti ditempatnya, dan itu aku sih yang harus introspeksi diri, terakhir kutawari bidang militer dan tentu saja dia tolak, sekarang karena dia masih kecil, aku masih punya rekamannya, kejadiannya baru dua hari lalu, dahlah aku pusing, nanti kuseret saja dia kesini kalau ada permintaan lagi"ucap Arya yang sangat kesal, "alasanmu mulai tidak masuk akal begitu Ihsan, hhh kau ini membingungkan, udah agak kasar sekarang gak logis pulak"ucap Lintang sembari mendengarkan rekaman suara Ihsan, "eeee gimana ya, aku sudah kehabisan alasan mas, aku gak mau, gak cocok pokoknya"ucap Ihsan, "alamak Ihsan, yang bener aja cok!!?, masak alasannya cuma pokoknya gitu arrrrgggh, jadi gini yaksharajan, sebenarnya Ihsan takut uang bisnisnya akan tercampur dengan uang negara jadinya dia tidak mau, mungkin itu juga alasannya ingin mendirikan wilayah otonom sendiri, dia ingin membantumu tanpa harus terikat bermacam pembiayaan yang dia pikir akan mengikatnya "ucap Lintang sembari memeluk erat Ihsan dengan kesal, "eee iya itu pak"ucap Ihsan yang mulai berkeringat dingin, "jadi begitu alasan sebenarnya, oke aku bisa terima sekarang, tapi membuat wilayah otonom akan semakin menyusahkanmu, sedangkan dirimu belum punya posisi dan nama sebesar itu di hadapan publik, menjadi pengusaha saja tidak akan membuatmu berhenti diincar, justru kau akan semakin diincar, kau tetap perlu perlindungan hukum, perlu ada nama yang jelas-jelas bisa melindungimu, aku tidak bisa melakukannya, aku sebagai maharaja harus mementingkan keperluan orang banyak daripada satu orang murid yang kusayangi, ini akan berat nak, kau belumlah sekuat itu sampai bisa bertindak sesuka hatimu, aku akan membiarkanmu berbisnis kok nak"ucap Arya, "hmm pak, sebelumnya bukankah kau juga menawariku posisi rshi di bidang militer dan inovasi, bagaimana kalau kau berikan salah satu posisi itu pada seorang saudaraku yang ada di negeri ini, mereka kan juga bergabung dengan bisnisku, jika dirimu mau ada Yusuf yang merupakan inovator yang sangat ahli dan cukup bersemangat untuk belajar hal baru, ada juga mas Lintang yang kebetulan orangnya ada disini dan merupakan komandan pasukan yang luar biasa"ucap Ihsan, "tawaran yang bagus, gimana Lintang, kupikir kau lebih bisa bekerjasama daripada Ihsan, kalau dipikir-pikir lagi memang gak harus pemilik usaha yang jadi rshi, jadi mungkin kau bisa"ucap Arya, "woe, kau yang benar aja Ihsan, kenapa malah kau jadikan aku sasaran, hei dengar ya, kalau aku jadi rshi aku akan sering disibukkan dengan urusan negara dan tidak bisa banyak mengurus bisnis kita lagi, tolong pertimbangan lagi wahai yaksharajan"ucap Lintang, "hmm aku akan bagikan bekal nasi daging buatan Shafa deh"ucap Ihsan sembari membuka bekal makannya yang wangi masakannya segera merebak di ruangan, "apaan kau, aku tidak akan mengambil posisi sesulit itu hanya untuk daging saja"ucap Lintang meski dia melirik makanan itu terus, "enak loh, "ucap Ihsan, "eh apa itu Ihsan, rendang kah, kayaknya enak, aku boleh minta"ucap Arya, "boleh pak, eh ini gulai kalio, kita makan bareng kalau mas Lintang mau"ucap Ihsan, "gimana skanda, aku sedang membutuhkanmu nih, skill militermu memang tidak bisa dipungkiri sudah hampir sebaik diriku, aku mengharapkan bantuanmu wahai devasenapati yang perkasa"ucap Arya, "baiklah kuterima tawaranmu, alasannya cukup masuk akal, sekarang aku boleh makan dagingnya Ihsan?, "ucap Lintang, "ahaha mau juga akhirnya"ucap Ihsan sembari membagikan bekalnya pada kedua orang itu, "tcih, aku menerimanya karena alasannya masuk akal bukan karena bekal dagingmu"ucap Lintang sembari memakan daging itu dengan nasi yang selalu tersedia di keraton Makaradwaja, "hmmm enaknya makanan buatan tripura sundari, kau sungguh beruntung Ihsan"ucap pak Arya sementara Lintang hanya menyantap makanan dipiringnya dengan lahap tanpa bicara, namun ketika Arya mau mengambil satu daging kesukaan Ihsan, Ihsan segera mencomotnya dari tangan Arya, "gak bisa, yang banyak lemak ini bagianku"ucap Ihsan sembari segera melahapnya, "anak kampret, udah kuambil loh padahal"ucap Arya dengan kesal, "hahaha, dasar Ihsan"ucap Lintang dengan tawa riangnya, lalu mereka melanjutkan makan sampai nasi di ruangan Arya habis.

Lihat selengkapnya