Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #8

Shangkaramani

Keesokan hari di Garudapura Shafa terlihat merenung, pagi itu dia membuat sedikit kudapan untuk menonton berita namun betapa kagetnya dia melihat Ihsan ada diberita sedang melakukan pembakaran dan penguburan besar-besaran, "apa yang dia lakukan, sampai hal seperti itu terjadi, hah!?, sekelompok pembunuh dan teroris, kenapa dia bisa diincar seperti itu, apa salahnya sehingga banyak orang mengincar nyawanya"gumam Shafa saat melihat bermacam berita dari Ihsan yang mengagetkannya, "ei, Shafa kenapa kau, hhh bukannya berita seperti itu wajar, Jonggring Saloka adalah wilayah yang sangat kaya atau mungkin lebih tepatnya Ihsan yang sangat kaya, sehingga akan banyak orang yang mengincarnya, tapi tenang saja, dia sangat kuat, kalungmu itu buktinya "ucap Rafi sembari menunjuk permata merah berbentuk hati dikalung Shafa, "ini tidak masuk akal, bagaimana anak baik seperti itu diincar banyak orang"tanya Shafa dengan mata yang dipenuhi kekhawatiran, "nak, justru karena itu dia banyak diincar, anak sekaya itu diusia yang sangat belia membuatnya banyak diremehkan dan mengundang iri hati, apalagi mungkin banyak orang yang meragukan kemampuannya sebagai maharathi, dengarkan aku anakku, alasanku tidak mau memberikan tanganmu pada Ihsan adalah karena dia dan dirimu adalah sasaran para oknum tak bertanggungjawab, kalau saat sendiri saja dia sudah banyak diincar, apalagi dengan dirimu dan statusmu, saat ini kau hanya akan membawa bencana untuk Ihsan "ucap Akhmad, "tapi aku juga seorang pejuang, aku bisa ikut membantunya"ucap Shafa, "kau gak bisa Shafa, melindungi dirimu saja kau kesusahan, eh asal kau tau ya Ihsan itu sudah mencapai gelar maharathi sama seperti ayah, kita masih atirathi, perbedaan kemampuan bertempurnya sudah beda jauh, bahkan aku dengar dia pernah ditawari posisi rshi, ayah saja tidak pernah, kalau kau kesana kau hanya akan jadi bebannya, kau tau sendiri berapa banyak pria hidung belang yang mengincarmu tiap hari"ucap Rafi, "tapi aku sudah bisa melindungi diriku sendiri"ucap Shafa, "yang kau habisi itu hanya sebagian kecil saja, ayah yang selama ini membuatkan kubah deteksi untuk mengamankanmu juga sering memberantas orang-orang bodoh itu bersamaku, siang dan malam, memang kadang kau juga harus menghadapi mereka, tapi sebagian besar ayah juga yang mengatasinya, apa kau mau menyusahkan Ihsan dengan semua hal itu, lingkungannya jauh lebih berbahaya Shafa, jangan kau tambahi kesulitannya dengan keberadaanmu"ucap Rafi, "lalu bagaimana caranya selamat kalau dia diincar orang yang jauh lebih berbahaya dariku, kenapa pula aku tidak boleh kesana"ucap Shafa, "Rafi, kau terlalu melebih-lebihkan nak, ayah juga punya banyak kenalan untuk membantu ayah melindingimu, ada alasan kenapa dia masih bertahan sampai sekarang dan itu sesimpel dia jauh lebih kuat dariku, aku pernah bertempur bersamanya, waktu itu untuk pertemuan besar para pebisnis grup kailash, itu pertama kalinya ayah bergabung ke grup sekitar tiga bulan lalu, waktu itu ayah merasakan ada beberapa orang mengincarnya, ayah tentunya berniat melindunginya tapi dia segera mengayunkan jemarinya untuk menangkap para perampok itu begitu saja, saat itulah ayah sadar kalau sebagian besar orang disana adalah mantan rampok yang menghormatinya, saat itulah ayah sadar kalau kehidupan anak itu jauh lebih keras dari diriku sendiri, dia pantas menjadi pemimpin, jangan biarkan wajah polos dan lucunya itu membuatmu berpikir dia lemah dia sudah ditempa oleh berbagai pertempuran yang kadang harus dia selesaikan sendiri kau harus menyadari perbedaan besar itu nak, dia nanti akan cukup kuat untuk melindungi dirinya sendiri dan dirimu, tapi kau harus menunggu, bukan sekarang saatnya"ucap Akhmad, "singkatnya kau masih terlalu lemah untuknya sekarang"ucap Rafi, "kok malah disingkat sih Rafi, ayah sudah coba jelaskan sehalus mungkin malah kau kasari lagi"ucap Akhmad, "aku keluar dulu, papa, Rafi"ucap Shafa sembari berjalan pergi, saat itu Shafa menuju kolam untuk merenung, "bahkan dengan mata ini aku tidak sekuat dirimu Ihsan, lalu untuk apa aku berlatih selama ini, dulu kau hanya anak kecil yang lucu, aku merindukannya Ihsan, aku merindukanmu yang tersenyum manis saat bertemu dengan orang lain, bukan dirimu yang seperti ini, hmm aku lupa, akulah yang memintamu melakukan hal ini aku yang membuatmu menjadi pembunuh, aku sudah terlanjur memintanya, kalau kuminta engkau berhenti melangkah menjadi manusia terkuat aku hanya akan membuatmu kehilangan harga dirimu, lagipula kurasa kau sudah tidak melakukannya untukku lagi, permata ini buktinya, bukti kekuatanmu yang semakin tak terbendung, bukti kutukanku padamu, ini adalah shangkaramani yang menjadi bukti kutukanku padamu"pikir Shafa sembari menangis dipinggir kolam memegangi kalung indahnya, "jangan kau buang kalung itu nak, ibu tau apa yang sedang kamu pikirkan, apa kamu merasa berdosa memintanya berusaha keras untuk bisa melindungimu, ibu tau itu, saat ini tugasmu bukan menangis, tapi menyiapkan dirimu untuk menjadi lebih baik untuknya"ucap Rani pada Shafa sembari merangkul putrinya itu.

Sementara itu di keraton Suralaya. "Akhirnya kalian datang juga, pak Anas, Andre, Reda, Heru dan Guntoro maafkan aku meminta kalian datang mendadak tapi bisakah kalian untuk sementara membantuku membangun perkampunganku, lingkungan keraton akan terus kuperbesar agar keluarga kalian bisa tinggal dengan nyaman"ucap Ihsan, "permintaanmu adalah perintah bagiku prabhu"ucap Anas, "baiklah, terimakasih, bagaimana yang lain"ucap Ihsan disertai anggukan dari Andre, Reda dan Heru, namun Guntoro masih bimbang, "prabhu, sebelumnya maafkan kelancanganku, tapi yang engkau butuhkan sebenarnya adalah Fio kan, kenapa engkau memanggilku kemari, dialah yang seharusnya memutuskan hal ini"ucap Guntoro, "kau kepala keluarganya kan pak, lagipula aku memang membutuhkan dirimu saat ini, semenjak kau bergabung kesini untuk mendampingi istrimu kau sudah bekerja dengan sangat cemerlang, bahkan sampai sekarang periklanan jadi maju karenamu, jadi aku meminta kalian kesini untuk membantuku, keputusan ditangan kalian, ini hanya keinginanku saja, soal wilayah yang kalian urus di kota masing-masing aku akan segera menyiapkan pengganti kalian, tapi karena perusahaan itu juga milikku kita tetap akan memakai sumber daya yang sama untuk tugas yang berbeda, sekarang Jonggring Saloka terus diserang, aku minta kalian untuk membuat garis perlindungan dari enam sisi sebelum memasuki puncak kailash, ini juga akan mempermudah administrasi disini, kuharap kalian bisa mengerti betapa aku mempercayai kalian, mulai besok kalian akan jadi pengurus Jonggring Saloka bersama pak Riki sebagai enam orang penjagaku, tolong rawat aku dengan baik ya"ucap Ihsan sembari tersenyum manis, "aku siap melakukannya, prabhu"ucap Guntoro sembari menatap Ihsan yang masih penuh dengan cipratan darah karena tak henti-hentinya bertarung. Hari itu juga mereka mulai membangun lima keraton lain yang mengutari puncak kailash sebagai gerbang utama, enam keraton yang terhubung dengan jalan setapak dilereng puncak kailash, "ini adalah upaya pertamaku, maafkan aku harus memindahkan kalian lagi apa saja yang harus kuurus kemarin, kesejahteraan, kesehatan, keilmuan, kenyamanan, keamanan dan ketertiban ya, ah itu saja yang kuingat, masing-masing dari mereka akan mengurus satu bidang, nanti kalau perlu aku perlu kepala wilayah baru untuk mengurus bagian yang jauh dari wilayah keraton Suralaya, pembuatan bintang juga harus terus berjalan, ah itu bisa kuurus nanti kalau semuanya sudah berjalan dulu, kalau masyarakat mencintaiku, aku bisa meminpin mereka dengan baik dan ancaman bisa dihalau dengan cepat, hhh masih ada aja"gumam Ihsan sembari menembakkan bholenath dari tangannya dan menghancurkan sebuah vimana perang musuh yang sedang mendekat diangkasa luas.

Lihat selengkapnya