Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #10

Brothers

Senin 7 Januari 2013, keraton Makaradwaja, terlihat beberapa orang sedang menuju ruangan maharaja, "kau yakin tentang hal ini Lintang"tanya seorang gadis yang sangat menawan dengan permata kaustuba menghiasi pinggangnya, " Rasha, aku yakin akan hal ini, para pebisnis Dharmasraya itu sudah mulai beringas, mereka semakin gencar mengincar kepala Ihsan, kita harus menghadang mereka terlebih dahulu sebelum mereka menyelesaikan rencana mereka"ucap Lintang, "gimana Bowo, kau ikut begitu saja"tanya Rasha, wanita dengan kaustubamani tadi, "hhh aku ikut aja dengan rshi militer kita yang baru, dia pasti punya rencana"ucap Bowo yang merupakan seorang pria tinggi besar berkulit kehitaman, "belum diangkat wok, tapi terserahlah, ayo kita ke maharaja"ucap Lintang sembari memasuki ruangan Yaksharajan, "ada apa nak Lintang, Bowo, Rasha"ucap Arya yang sedang sibuk menyusun alokasi pembangunan bandara pushpaka vimana yang baru di guhyaksetra, "izin bicara wahai Yaksharajan, saya dengar ada aktivitas mencurigakan di Dharmasraya yang berpusat di Yalipura, mohon kejelasannya wahai Yaksharajan"ucap Lintang, "kau benar Lintang, ada aktivitas pasukan bersenjata di sana, para pebisnis disana nampak riuh, anehnya hanya grup bisnis kailash yang tidak bereaksi dengan hal ini, mungkinkah mereka sedang mengincar Ihsan, hhh sudah kuduga membuat wilayah baru hanya akan membuatnya terlibat dalam masalah, sekarang lokasinya sudah diketahui umum semenjak setahun lalu dia bersembunyi di puncak kailash yang tidak diketahui publik, andai saja dia tidak membuka wilayah baru"ucap Arya, "Yaksharajan, hal ini sudah terjadi, kau tidak bisa meminta Ihsan untuk bersembunyi lagi, dia harus merawat wilayahnya dan kini dia harus menghadapi orang-orang yang iri padanya, aku tidak bisa mentolerir hal ini, keberadaan para pebisnis nakal itu harus dibasmi"ucap Lintang, "ini urusan bisnis kalian Lintang, kenapa kau melapor padaku, kalau sampai diriku terlibat, justru Ihsan yang berada dalam bahaya, negosiasi damai akan berujung pada kematian adikmu itu karena jumlah mereka terlalu banyak, mau bagaimanapun aku perlu mewadahi kepentingan orang banyak, hari ini Ihsan sudah menjadi pusat badai karena kekayaannya yang diluar nalar dan sifatnya yang tak mau berafiliasi dengan pihak manapun di bisnisnya dan hanya mau membeli bisnis lain, anak itu adalah orang terkaya di Sahasradwipa, bahkan Yusuf dan dirimu menduduki peringkat dua dan tiga, amarah mereka sudah tidak terkendali karena kalian dianggap merusak ekosistem perdagangan dengan barang yang mereka anggap terlalu murah untuk kualitasnya"ucap Arya, "kami cuma meningkatkan kualitas saja tanpa menurunkan harga, bahkan sudah sering naik, kalau produk makanan kan memang harus kualitas terbaik dari kami, apa yang salah dari itu"ucap Lintang yang mulai kesal, "itu tidak salah Lintang, hanya saja mereka merasa tidak bisa bersaing dengan keberadaan kalian yang sangat kokoh, tapi ada celah untuk itu, sebagian besar pebisnis ini akhirnya memutuskan untuk berbisnis di dunia bawah, narkoba, distrik malam, minuman keras, judi dan perbudakan, kalau kau mau, kumpulkan pasukan untuk menarget orang-orang itu, usaha mereka tidak dilindungi badan hukum yang jelas, palingan hanya para oknum militer nakal, lakukan saat malam hari agar kasus bisa ditutupi, aku juga tidak suka dengan cara mereka berbisnis, tapi kasus mereka terus saja ditutupi oleh warga setempat yang dibayar"ucap Arya, "maafkan aku Yaksharajan, tapi negeri ini mungkin akan kehilangan sebagian besar penghasilannya karena tindakan ini"ucap Lintang, "itu juga kekhawatiranku, tunggu dulu, kalau kekhawatiranmu adalah pembunuhan Ihsan kenapa dirimu tidak melawan mereka di Jonggring Saloka, itu cara paling aman karena hanya para pembunuh yang akan datang kesana, kalau mereka sudah melakukan tindakan kriminal, kita bisa memberantas mereka tanpa harus takut terjerat hukum"ucap Arya, "ide yang bagus, biarkan aku bersiap, anggap saja ini ujicobaku menjadi rshi"ucap Lintang, "baiklah, atas perintah dariku, kutugaskan dirimu mengawal pendirian Jonggring Saloka sampai hari pelantikanmu, mulai dari hari selasa 8 Januari 2013 sampai kamis 24 Januari 2013, bawalah tim yang kau percaya, apabila benar terjadi serangan melaporlah padaku"ucap Arya, "aku terima tugas darimu wahai Yaksharajan, sekarang Bowo, Rasha, kita akan segera mengumpulkan pasukan lalu berangkat ke Jonggring Saloka"ucap Lintang sembari berjalan keluar dari ruangan Yaksharajan diikuti dengan Bowo dan Rasha.

Petangnya mereka bertiga sampai dirumah Lintang di Mandaraka, "kenapa pulang Lintang, bukannya kita mau mengumpulkan pasukan"tanya Bowo, "tenanglah yamaraja, aku sedang melakukannya"ucap Lintang, "eh kau, akan membawa ayahmu, bukannya dia sudah..,"ucap Bowo, "tak ada kata berhenti untuk perjuangan nak"ucap seorang pria yang sangat kekar sambil menatap Bowo, "kukira kau berhenti pak Damar"ucap Bowo, "jadi kita mau kemana anakku, Mandaraka sudah bersih dari penjahat, agak bosan rasanya"ucap pria kekar bernama Damar tadi, "udah siap aja pak!?, jadi kita akan ke Jonggring Saloka,"ucap Lintang, "haaa, adikmu itu terlibat masalah lagi ya, Ine, aku pergi ya, eh tunggu dulu, sebelum itu kita bertanding dulu nak, aku mau sedikit tau kemampuan kaptenku kali ini"ucap Damar, "baiklah ayah"ucap Lintang sembari menyeringai kegirangan, "kenapa aku tidak merasakan energi pak Damar saat dia kemari, inikah maharaga, dia tak perlu menggunakan energinya dalam jumlah besar untuk bergerak"gumam Rasha, "begitulah nak kau tambah cantik aja, hei bapak, aku ikutan ke Jonggring Saloka ya, eh kalau mau duel jangan disini, ancur lebur nanti rumah"ucap Ine, ibunda Lintang yang cantik jelita, "eee maaf bu, kami akan pindah"ucap Lintang sembari mengajak ayahnya pergi dari sana, "baiklah sayang"ucap Damar sembari melesat pergi dari sana bersama Lintang, "bu Ine kau yakin membiarkan Lintang bertempur dengan ayahnya, bukankah itu berbahaya"ucap Rasha, namun tiba-tiba dentuman yang sangat kuat menggetarkan angkasa, "anakku akan baik-baik saja, ah aku mungkin harus lebih mengkhawatirkan suamiku"ucap Ine sembari melihat dentuman itu diangkasa. Sementara itu ditempat Lintang dan Damar bertarung, "hoo kau jadi semakin kuat nak"ucap Damar yang menyeringai kegirangan, "hahaha, aku akan mengalahkanmu lagi ayah, kali ini tanpa menggunakan tenaga yogiku"ucap Lintang yang matanya menyala dengan warna ungu sembari melesat menuju ayahnya itu, "kau sudah mulai meremehkanku nak, ayoo tunjukkan padaku kekuatan penuh dari jeevanetramu itu"pekik Damar sembari menahan tinju Lintang lalu Lintang segera menendang ayahnya yang juga ditahan dengan mudah, mereka segera mengeluarkan senjata mereka dan mengadunya dilangit dilanjutkan dengan jual beli serangan dari keduanya, Damar yang melihat kesempatan segera menggenggam tangan anaknya dan membantingnya dengan keras lalu segera menyusulnya dengan sebuah tendangan diperut putranya, namun Lintang dengan cepat menyembuhkan dirinya lalu menembaki ayahnya dengan tombaknya, namun Damar berhasil menghindar dan menangkis tombak Lintang dan segera terbang mendekati anaknya itu dimana Lintang ternyata sudah menyiapkan naga kayu untuk menelan Damar yang juga dengan mudah dirobek oleh Damar dari dalam, lalu Damar kembali merangsek menuju Lintang yang kemudian menumbuhkan sayap dan kembali menyerang ayahnya, kini dengan tambahan keseimbangan Lintang bisa mulai melancarkan berbagai serangan kearah Damar tapi Damar berhasil menyerang balik dan meninju Lintang dengan keras diperut dan membuat Lintang memuntahkan darah yang dia semburkan ke wajah ayahnya lalu Lintang segera menginjak tanah dan membuat pijakan Damar bergoyang lalu dia meluncurkan Damar keatas dengan elemen tanah, tak lupa Lintang membawa sebagian besar batuan yang dia gunakan untuk kembali menyerang Damar namun Damar berhasil memotongnya lagi dan menghantamkan bongkahan batu itu ketubuh Lintang yang saat itu sedang membuat pisau air untuk memotong batu tadi dengan kakinya lalu memutar tubuhnya dan mendaratkan pukulan telak ke ayahnya sampai terpental jauh, lalu Lintang menggenggam kaki ayahnya dan melesat dengan cepat ke teras rumahnya dan membanting ayahnya disana, namun badan Damar yang sangat keras karena anugrah maharaga yang dia miliki segera bangkit dan meninju anaknya sampai terjatuh, lalu menguncinya, "ahahaha, kau kalah nak, terlalu dini bagimu untuk mengalahkan diriku tanpa tenaga yogimu, kau pikir ayah tidak berlatih"ucap Damar dengan senang, "hahaha belum bisa rupanya, aku kalah ayah, ternyata bagiku masih perlu tenaga yogi untuk mengalahkanmu"ucap Lintang dengan senang lalu Damar segera melepaskan Lintang dari kunciannya, "bilang apa tadi aku tentang jangan bertarung disini"tanya Ine dengan geram, "eh, kita kesini lagi, eee, nak apa kita perlu kabur"ucap Damar, "kurasa perlu ayah"ucap Lintang yang kemudian lari dari situ bersama ayahnya, "hhhh dasar, dua orang itu tidak bisa tenang sedikit barang sehari, baru bertemu aja udah bertengkar, eh kapan kita akan berangkat"ucap Ine, "besok kita akan berangkat ke Jonggring Saloka, minta tolong bantuannya ya bu"ucap Bowo sembari melihat Lintang dan Damar kembali bertengkar kecil dari kejauhan, "kenapa sih mereka berdua, dasar pria-pria mengerikan"pikir Rasha, "baiklah, sekarang kita siapkan bekal untuk besok, baju, peralatan mandi dan lain-lain, makanan perlu bawa gak ya"ucap Ine, "gausah bawa makanan bu, disana banyak banget"ucap Lintang, "ohya, wajah sih, anak itu kelewat kaya sampai bisa buat desa sendiri"ucap Damar sembari tertawa ringan, "Rasha, Bowo, kalian segera bersiaplah, siang hari kita harus tiba di keraton Suralaya"ucap Lintang, "siap wahai skanda"ucap Bowo dan Rasha bersamaan lalu mereka segera pergi dengan vimana masing-masing, "nah sekarang kalian tambal tanah berlubang ini, tanggungjawab"ucap Ine yang sudah marah, "baik bu"ucap Lintang dan Damar bersamaan sebelum akhirnya mereka mulai membersihkan bekas pertandingan mereka.

Keesokan harinya jam 10 siang Lintang beserta ayah dan ibunya sudah sampai di keraton Suralaya, "eh mas Lintang, pak Damar, bu Ine, kalian kesini juga, hh mas Lintang ini, cak Alim baru saja pulang ke Devaloka, kok gak lebih pagi sih"sambut Ihsan, "kami kesini untuk urusan lain Ihsan"ucap Lintang, "para pedagang dari Dharmasraya kan, situasinya jadi rumit ya mas"ucap Ihsan, "hmm iya, dasar orang aneh, gak bisa untung malah menyerang, gak asik banget"ucap Lintang, "kita lihat saja siapa yang akan bertahan"ucap Ihsan sembari melihat cakrawala. Waktu telah menunjukkan jam 11 siang dan akhirnya Rasha dan Bowo tiba disana, bersenjata lengkap, "sudah lama aku tak bertarung bersamamu Ihsan"ucap Rasha, "wilayah yang menakjubkan, aku kaget dengan perkembangannya"ucap Bowo sembari melihati kolam ikan yang ada ditaman keraton, "semoga kalian nyaman disini, kalau lapar masak sendiri atau minta dibuatkan ya, ada banyak sekali bahan makanan disini"sambut Ihsan, "hhh lambat, ayo segera susun strategi"ucap Lintang yang sibuk mengatur strategi sedari tadi sambil makan pisang lalu akhirnya mereka duduk melingkar membahas pertahanan disana.

Lihat selengkapnya