Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #12

Sang Panglima

"Apaan ini Ihsan, persebaran ekonominya sangat tidak beraturan, daerah mana dulu yang harus kita pertahankan, kok bisa bergerak seperti ini sih"ucap Bowo, "hmm mas, bukannya emang harusnya seperti itu, siapa yang berusaha lebih akan mendapatkan lebih"ucap Ihsan, "berarti kita tidak bisa fokus ke wilayah ekonomi, bukankah sebelumnya kita juga sudah setuju untuk melindungi wilayah ini dari dalam, pusat wilayah tetap keraton Suralaya kan"tanya Rasha, "kalau itu jelas sih, tapi gimana cara kita mempertahankan sebagian besar aset kalau begini caranya"tanya Bowo, "siapa informan disini Ihsan"tanya Lintang, "tuh"ucap Ihsan menunjuk Reda yang sedang mengurus penyiaran berita, "kenapa menanyakan masalah informasi Lintang"tanya Rasha, "ini adalah cara termudah kita membuat pertahanan untuk kita, unit tempur disini adalah kala sena yang punya mobilitas tinggi, kita perlu memanfaatkannya dengan informan yang baik"ucap Lintang dimana saat itu Ihsan memanggil Reda untuk memaparkan informasi disana, "jadi apa saja informasi yang kita miliki disini"tanya Damar, "sebentar, hhh kau ini suka sekali mendadak prabhu, oke jadi kita mulai dengan skala prioritas warga disini yang kami nilai berdasarkan perbuatan mereka selama menjadi masyarakat, ya meskipun tetap saja kelahiran juga berpengaruh tapi disini prioritas atau biasa disebut varna bisa berubah"ucap Reda, "heh katanya tak ada diskriminasi disini kenapa ada varna, bahkan di Sahasradwipa sudah tidak memakai sistem itu, kenapa kau memakainya Ihsan"bantah Bowo, "ini untuk mengumpulkan prioritas saja, lagipula ini bukan status yang mereka bawa dari lahir melainkan bisa berubah sewaktu-waktu sesuai perbuatan"ucap Ihsan, "masuk akal, tapi negara maju yang memakai varna hanya dua sejauh ini yaitu Ashoka dan Devaloka, itupun fleksibel, kau terinspirasi dari mereka ya"ucap Rasha, "yap, ini mirip seperti mereka dengan sedikit modifikasi dari kami, eee kau bisa lanjutkan pak Reda"ucap Ihsan dengan riang, "oke saya rasa sudah jelas ya, saya akan mulai dengan prioritas utama kami, yaitu para pemimpin yang tercatat dalam data, berarti disini yang tertinggi adalah prabhu pashupati sendiri sebagai rakai bersama jajarannya yaitu kami sendiri lalu para rama beserta jajarannya kemudian para pamong dan para pengiringnya serta para lakon dan pengiringnya serta orang-orang yang punya pengaruh setara lakon atau diatasnya, jadi ada pertanyaan "ucap Reda, "hoo para pimpinan akan dijadikan prioritas utama ya, pilihan yang menarik, ini benar juga mereka perlu perlakuan khusus dari masyarakat"ucap Lintang, "hhh apalah, aku kan juga bisa melakukan perlawanan"keluh Ihsan, "kami paham akan hal itu, makanya namanya prioritas utama, ini bukan masalah siapa yang akan terakhir mati, justru kita yang akan pertama kali maju untuk memberikan perlawanan makanya keberadaan kita diprioritaskan untuk ada, lagipula ini prioritas untuk mendapatkan informasi dengan catatan apabila orang-orang dari prioritas pertama sedang melemah mereka akan diselamatkan lebih dahulu sampai mereka bisa melawan lagi prabhu"ucap Reda, "owh, begitu ya, kupikir untuk apa varna ini hehehe, informasi toh"ucap Ihsan, "hhh ternyata gak paham juga"gumam Rasha, "oke saya lanjutkan ke prioritas dua, para brahmana, nah para brahmana ini adalah orang-orang yang menguasai sebuah ilmu dan memiliki kapabilitas untuk menerapkan atau bahkan mengajarkannya dan juga tak harus mengenai keagamaan meski itu penting, untuk perbandingan seorang chef handal, kontraktor bangunan dan seniman serta semacamnya akan punya prioritas lebih tinggi disini daripada santri yang urakan meski dia kaya, hal ini karena mereka diharapkan akan berinovasi dan sangat adaptif pada setiap kondisi, mereka bukan orang yang butuh akan dunia tapi dunia butuh mereka, kurasa takkan ada pertanyaan disini"ucap Reda, "okok perspektif yang menarik, silahkan dilanjutkan"ucap Damar, "jadi prioritas ketiga ada para ksatria, anggap saja mereka sebagai para pelindung masyarakat, selain yang resmi dari anggota militer dan kepolisian, ada juga yang tidak resmi seperti para petugas keamanan dan petugas kebersihan, ada pertanyaan"ucap Reda, "lalu apa bedanya dengan para pemimpin tadi dan juga ini cakupannya sangat luas, kalau misal dia hanya satpam yang bekerja dibawah seorang pedagang apakah prioritasnya lebih tinggi, ini agak aneh"tanya Ine, "iya dirimu benar, mau bagaimanapun ini adalah jalur informasi jadi petugas keamanan memang akan kami informasikan terlebih dahulu daripada pedagang yang ada di prioritas selanjutnya tapi ada pengecualian yaitu jika para pedagang mengontrol bisnis dalam skala yang cukup besar dengan karyawan yang tertata rapi dan sejahtera maka dia bisa masuk prioritas utama, ya minimal antar pelakonan lah"ucap Reda, "ah bisa begitu ya, baiklah bisa kuterima, lanjutkan"ucap Ine, "oke prioritas keempat adalah para vaishya yang terdiri dari para pedagang, petani, peternak,pengrajin,pendahit dan lain-lain yang memiliki pengaruh dibawah seorang lakon, saya anggap peringkat ini sebagai para penggerak ekonomi yang saya anggap akan jauh lebih baik agar diselamatkan karena mau bagaimanapun mereka menopang ekonomi disini, kenyataannya meskipun bisnis utama disini tetaplah bisnis kailash tapi bisnis-bisnis kecil itulah yang sebenarnya menopang kehidupan karena bermunculan disana-sini untuk menyerap pekerja dan mempercepat regulasi artaguna secara masif"ucap Reda, "yup tidak ada pertanyaan untuk itu"ucap Ihsan, "hhh aku memang tidak membuka pertanyaan tadi prabhu, jadi kulanjutkan ke prioritas lima yaitu shudra , para pekerja dan karyawan, ini adalah tingkatan yang saya anggap semua orang paham, sumberdaya terbesar disebuah negeri adalah rakyatnya dan mereka adalah rakyat yang mendukung rakyat lainnya untuk menjadi kuat sembari memperkuat dirinya sendiri, semua karyawan kami masukkan kesini kecuali petugas keamanan dan kebersihan yang kami taruh di prioritas tiga karena pekerjaan memang mereka terlalu heroik untuk tidak mendapatkan prioritas lebih serta mereka akan bisa menebar informasi dengan cepat, para pekerja dan karyawan lainnya kami taruh di pemberian informasi terakhir karena mereka mungkin sumberdaya terbesar tapi mudah untuk digantikan "ucap Reda, "hah terakhir, tapi kulihat ada bagan lain dibawahnya"ucap Rasha, "oh itu, mereka para beban wilayah, saya tidak merasa perlu untuk menaruh mereka dan bahkan saya berharap mereka mati saja, tapi prabhu selalu bilang mereka pasti akan berguna, yah begitulah kemudian kami ingat masa lalu kami juga melakukan hal yang sama dan kami cukup malu untuk tidak menganggap mereka manusia, jadi ini adalah para Dalit, atau sebut saja warga tak berprioritas, ini adalah para kriminal, penjudi, perampok, pencuri, pelacur, preman, pengemis, pengangguran dan penipu termasuk para pembuat konten tidak bermanfaat itu, mereka tidak akan kami berikan informasi secara pribadi dan hanya akan mendapatkannya lewat siaran, itupun beberapa sudah kami pisahkan wilayahnya agar jauh dari pemukiman warga, aku yang dulu seharusnya ada disini, tapi sekarang semuanya berubah, terimakasih prabhu"ucap Reda sambil sedikit bersedih bersama Anas, Fio, Lina, Andre dan Heru, "malah sedih ini lho, apalah kalian nih, udah lanjutkan aja penjelasannya"ucap Ihsan, "hehehe iya gausah sedih, semua orang bisa berubah, kami dulu juga pengangguran yang tinggal dibawah musholla"ucap Lintang sembari merangkul Ihsan, "baik prabhu, akan kulanjutkan, selain itu sebenarnya kami juga alokasikan beberapa daerah operasi dan pangkalan militer terutama di wilayah tempat peribadatan, sekolah, pasar, kantor dan lain-lain, tentunya ini juga untuk mempermudah mobilisasi militer dan evakuasi warga"ucap Reda, "wooh begitu ya, menarik sekali sistemnya, tapi kenapa persebarannya seperti itu"ucap Bowo, "hmm bagaimana lagi, orang-orang yang mau berkembang tidaklah banyak, belum tentu juga wilayah yang dekat keraton punya warga yang lebih ambisius daripada warga yang jauh, karena itulah wilayah kami berkembang dengan cepat, resikonya ya agak lebih kacau saja, disini warganya hanya banyak saja sehingga harus bersaing untuk mengejar kemuliaan, orang itu sendiri yang akan menentukan seberapa mulia diri mereka nanti, kuharap kalian bisa maklum dengan caraku memimpin"ucap Ihsan, "mirip-mirip seperti saat membuka bisnis dulu ya, kacau sekali persebarannya tapi jalan, hmm mempertahankannya memang agak sulit apalagi dengan ekspansi wilayahmu yang sangat gila karena pembuatan bintang, ada satu cara untuk mengatasinya, membawa satu informan ke vimana tempur kalian untuk ikut berpatroli sementara pasukan akan disebar, para komandan utama akan bertahan di keraton Suralaya sampai ada informasi dari mana musuh datang, untuk mempermudahnya kita juga akan memakai pemeriksa detak jantung juga pada beberapa tentara yang berpatroli, buat kalau detak jantung berhenti dia akan mengirimkan sinyal kepusat, dengan itu mereka bisa memberikan informasi terakhir tentang musuh dengan hembusan nafas terakhir mereka"ucap Lintang, "ahahaha bagus sekali strateginya, segera laksanakan strategi dari panglima kalian ini, kau memang luar biasa mas, pantas sekali jadi rshi militer"ucap Ihsan sembari bertepuk tangan diikuti dengan mulainya pasukannya untuk menyusun pertahanan, "secepat itu dia membuat strategi untuk mempertahankan wilayah sekacau ini, kau ini sebenarnya seahli apasih Lintang"pikir Bowo dengan kebingungan menatap wajah Lintang yang penuh keyakinan.

Lihat selengkapnya