Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #16

Frontier

Malam hari telah tiba dan serangan masih berlangsung, tak ada jeda istirahat pada serangan itu dan hanya sedikit komandan pelindung Jonggring Saloka yang bertahan, "hoi Lintang, Ihsan, kapan hal ini akan berakhir,"tanya Bowo tapi tak ada jawaban, keduanya malah membombardir musuh dengan meteor dan angin sambil bergerak dengan cepat untuk terus membantai musuh, rudra kavacha semakin meredam suara pergerakan mereka berdua menyisakan hanya tawa Ihsan dan ledakan demi ledakan yang ditimbulkan oleh benturan serangan yang terjadi, "apa mereka sudah gila,"gumam Bowo sambil terus memutar gadanya dan mengayunkannya untuk menghempaskan banyak musuh, "biarkan saja mereka berdua bersenang-senang nak Bowo, kepala mereka berdua diincar disini jadi bagi mereka pertempuran ini adalah hidup dan mati, sekarang giliranku jaga malam, aku akan mengawasi putraku itu,"ucap Damar sembari mulai mengayunkan pedangnya yang kini dia pasangi rantai dan mulai melesat kearah Ihsan dan putranya yang sedari pagi bertempur seperti sedang berpesta, saat itu Ihsan sudah membasahi trisulanya dengan darah dan masih terus menerabas masuk untuk menghancurkan musuh, dia memunculkan beberapa tangan untuk memainkan bajra barunya yang menimbulkan kilatan-kilatan cahaya saat diayunkan serta menggunakan sisanya untuk menembaki musuh dengan anak panah yang bertubi-tubi dengan sebuah seringai ganas diwajahnya, sementara itu Lintang menjadi sangat fokus saat membabat musuh dengan tebasan-tebasan cepat dari adi velnya, kadang juga dia melepaskan tendangan berapi dan hujan lebat dengan tekniknya, saat itulah Damar menyusul kedepan dengan membawa pedangnya sementara Bowo mundur untuk membantu barak, "aku tidak tau kalau dari kesepuluh orang pengikut disini kaulah yang paling kuat pak Anas,"ucap Rasha, "mengoperasikan lumbung tidaklah semudah yang kau kira roro,"ucap Fio yang tiba dengan membawa banyak sekali makanan, "aku tau itu tidak mudah tapikan kalian tidak langsung berperang didepan, apalagi kalau sudah dapat momentum seperti sekarang,"ucap Rasha, "pak Andre, aku minta obat, oiya berapa banyak jendral baru yang tercipta dari pertempuran ini,"tanya Bowo, "itu obatnya mas Bowo, dan juga kalau untuk para jendral baru yang sudah mengaktifkan ketujuh cakranya dan bisa menambah pasukan akshauhini kita sudah kami siapkan dibelakang tinggal lihat saja, mereka mengantri seperti semut, serta ada 400 orang yang bisa disiapkan untuk maju ke garis depan untuk pertempuran langsung hari ini, kita bisa mundur perlahan untuk mengukuhkan garis suplai terutama untuk para jendral baru yang jauh lebih rapuh daripada pada komandan utama kita,"ucap Andre, "pastikan para jendral terjaga dengan baik agar jumlah pasukan bisa terus ditingkatkan,"ucap Bowo yang langsung diamini dengan pembuatan ratusan vimana tempur baru untuk menjaga pasukan tetap utuh, "dengan ini mungkin kita bisa menyusul perlahan jumlah pasukan, mau bagaimanapun inilah keistimewaan apabila jumlah manusia dengan tujuh cakra aktif ada seribu atau lebih, mereka akan meningkat dengan bertahap sesuai dengan berapa kali seribu jendral musuh mati, tapi pertanyaanku kenapa mereka berdua bisa sekuat ini, sekarang aku paham kenapa seorang atimaharathi dikatakan bisa setara kekuatan militer sebuah negara sendirian, tapi pertanyaanku berapa sebenarnya korban mereka selama ini sehingga para jendral yang harus disiapkan sampai sebanyak ini, belum lagi yang masih liar menyerang, bahkan kalaupun mereka akan setia pada orang yang memunculkan mereka tapi itu tak menutupi fakta bahwa mereka sangat lemah dan bisa malah memperkuat musuh,"pikir Bowo sembari memandangi medan tempur yang sudah dipenuhi darah yang melayang-layang dan objek angkasa yang hancur lebur, sementara itu dipihak musuh, "bagaimana cara mereka membuat jendral sebanyak itu, bukankah diriku yang seharusnya menjadi pembunuh bayaran disini, berapa banyak manusia yang mereka bunuh sebelum perang ini sebenarnya sehingga sekali mereka menghabisi seribu orang pasukan mereka langsung membludak begitu, mereka berdua buas sekali, "pikir Jerry sembari berusaha memburu musuh sebanyak mungkin, namun saat itu juga tiba-tiba pusaran angin kencang dia rasakan, membuat pasukan penyerang mulai merasakan ketakutan, "mau berapa kali dia menggunakan jurus mengerikan itu, ah ini beda, ada elemen angin yang dia tambahkan, "pikir Arnu yang sangat getol menahan berbagai gempuran musuh dibelakang untuk membantu kedua raja mereka, Chris dan Gede yang kembali merasakan hembusan angin yang sama yang menteror mereka berkali-kali, "serangan itu!!, maruta bholenath, serangan badai angin kosmik yang diarahkan, yang benar saja, kedua anak itu masih belum beristirahat dari tadi pagi dan ini pertama kalinya dia melepaskan itu, dahsyat sekali,"pikir Gede yang mulai berkeringat dingin menyaksikan jurus baru Ihsan yang sangat destruktif, saat itu Lintang juga terus memberikan tekanan pada musuh sekaligus membuat jalan untuk tembakan penghancur yang disiapkan Ihsan, lalu tembakan keras dari Ihsan terlepas, pusaran angin kencang menggulung apapun yang ada dijalannya, sehingga musuh langsung mengumpulkan sebanyak mungkin orang untuk menangkalnya dengan banyak sekali tembok tanah untuk melambatkan serangan Ihsan, meskipun hal itu berhasil tapi memerlukan jutaan pasukan musuh yang menggunakan elemen tanah bersamaan untuk menahannya, "malah jadi pasir begitu, arrgh sialan aku terlalu memaksakan diri lagi,"pikir Ihsan yang lengannya terkoyak karena serangannya sendiri, saat itu Ihsan berusaha untuk meregenerasi tangannya namun musuh yang mengetahui Ihsan agak melemah segera menyerang balik Ihsan dengan hujan tembakan yang mengarah langsung kepada Ihsan yang dengan ketiga tangannya yang tersisa berusaha menahan musuh, Ihsan memutar-mutar khatvanga miliknya untuk menahan hujan tembakan itu sembari mengisi ulang daya dari bajranya untuk memberikan serangan balik namun tiba-tiba sebuah bogem mentah mendarat dimukanya, Jerry telah mencapai Ihsan dan memanfaatkan kondisi Ihsan yang sedang melemah untuk membunuhnya, dengan cepat Jerry mengalirkan listrik ke dalam kedua tinjunya dan mulai melakukan manuver cepat, tujuannya hanya satu, membunuh mangsanya, untung saja Damar sempat menolong Ihsan yang digempur oleh Jerry yang datang bersama tim balaraja yang bergejolak melihat Ihsan melemah, Damar menendang keras Jerry dan mengarahkan pedangnya ke tim musuh, "wah-wah coba lihat disini, orang yang pernah menjadi idolaku, tuan Damarwulan yang legendaris, bagaimana rasanya dibangkitkan kembali hah!?, sepuluh tahun dirimu berada di alam baka dan kau pikir dunia tidak bertambah kuat semenjak hari kematianmu, maharaga takkan menyelamatkanmu hari ini mayat hidup,"ucap Jerry sembari memberikan isyarat bagi orang lain untuk memburu Ihsan yang mulai memulihkan diri meski mulutnya dipenuhi darah segar yang mengucur, saat itu menyadari posisinya tidak menguntungkan Damar segera mencengkram Ihsan dan menyeretnya pergi dari situ, sembari berusaha menyerang balik orang-orang yang mengejarnya, Ihsan disana juga tidak tinggal diam, dengan tenaganya yang juga sembuh perlahan Ihsan melepaskan cengkraman Damar dan mulai melepaskan beberapa tebasan angin dari tangannya sambil membuat beberapa kloning lalu Ihsan kembali melawan bersama pak Damar yang berusaha memahami gaya Ihsan yang kembali tersenyum senang meski dengan luka yang parah ditubuhnya seolah dia akan tumbang, untungnya Lintang sampai disana tepat waktu untuk menghadang musuh yang mulai berdatangan, kali ini Arnu dan pasukan dari Dharmasraya juga sudah sampai, "Ihsan, istirahatlah sebentar, biarkan kami mengatasi ini dulu, kurasa saat ini memaksakan diri adalah langkah yang buruk, bagian belakang juga perlu dilindungi,"ucap Lintang, "baiklah mas, melindungi bagian belakang juga diperlukan, kini timmu yang kau percaya bisa sampai disini,"ucap Ihsan, "itu hanya tim saat kompetisi, sekarang kembalilah,"teriak Lintang sembari mulai mengaliri adi vel miliknya dengan listrik, melihat hal itu Ihsan segera mundur sementara dari medan tempur menyadari bahwa semuanya ada dalam kendali, bersamaan dengan majunya Bowo dan Rasha yang sudah pulih dan menyadari Ihsan telah mencapai batasnya setelah sekian lama.

Lihat selengkapnya