Pagi hari itu Lintang dan Yusuf berjalan lurus kearah musuh sembari mempersiapkan serangan kuat kearah musuh, sementara para musuh mereka masih tertegun ketakutan menyaksikan kematian petarung terkuat mereka yang sangat brutal ditangan Lintang, "makhluk macam apa sebenarnya anak-anak ini, anak bernama Ihsan yang akan kita serang saat ini adalah seorang anak yang begitu kaya sampai ketika dia pulang ke kampung halamannya planet yang pernah dia tinggali mengalami sedikit kemunduran orang yang begitu kaya sampai bisa membangun wilayah otonom sendiri dengan tanah dan harta pribadinya, lalu seorang Yusuf yang begitu cerdas sampai teknologi terbaru yang dia buat belum bisa diproduksi secara massal dan juga seorang Lintang yang akan menjadi senarshi Sahasradwipa, apa kita melakukan kesalahan dengan mengusik mereka, apakah kita hanyalah tikus-tikus kecil yang berlari ke kandang kucing,"pikir Soni yang ketakutan meski brahma kavacha menutupi tubuhnya, perlahan Soni merapalkan mantra untuk menggunakan brahmastra yang akan dia tembakkan kearah Lintang lalu tiba-tiba Lintang dan Yusuf melompat berpisah, saat itu Lintang mengarahkan tinjunya ke muka Soni sekaligus membatalkan mantra brahmastra yang Soni rapal dari tadi, beberapa saat kemudian Lintang juga berkomat-kamit membaca mantra dan kemudian dia menembakkan sebuah astra dengan lembingnya keangkasa dan seketika itu astra tadi meledak seperti kembang api dan mulai menghujani para pasukan bersenjata dari pihak musuh, "narayanastra kah, sialan orang ini,"pikir Arnu sembari menanggalkan busur panahnya, bersamaan dengan seluruh pasukan musuh, namun senjata itu sempat memakan banyak korban dan menyisakan medan laga dengan para prajurit kuat saja, lalu dengan tatapan tajam Lintang mengeluarkan astra lain dari telapak tangannya yang merupakan vaisnavastra yang melesat dengan kecepatan tinggi kearah salah satu maharathi yang memburunya dan mematikannya seketika, "kalian berdua akan menjadi target terakhir sebelum tuan kalian, nikmatilah pemandangan kematian rekan-rekan maharathi yang kalian bawa kesini,"ucap Lintang sembari menunjuk Arnu dan Soni lalu segera menghilang dari sana, merasa tidak terima para maharathi sewaan dari Dharmasraya dan pasukan balaraja segera mencari Lintang dan menembakinya dengan astra namun Lintang bisa menghindari sebagian besar dan sanggup menahan sisanya, lalu Lintang segera bergerak ke salah satu musuh sambil menghujamkan velnya keras-keras ke jantungnya lalu melemparkannya kearah Soni, Soni yang menyaksikan temannya sekarat ditangannya mulai kehilangan fokusnya, "serang orang itu!!!,"teriak Arnu yang memecahkan keheningan sambil menembakkan beberapa peluru elemen ion kearah Lintang yang dengan mudah ditahannya dengan elemen ionnya sendiri sambil berjalan kearah Arnu lalu menghilang dan tiba-tiba dentuman brahmastra terdengar dilangit, rupanya itu dari Yusuf untuk menghancurkan beberapa brahma kavacha milik musuh dan membuatnya sekarat begitu saja, sampai tiba waktunya kepalanya tertebas oleh vel milik Lintang tepat didepan mata kepala Arnu yang sedari tadi berusaha mengikuti Lintang yang matanya menyala kuat, "eh jangan kaget begitu dong, lawan bro,"ucap Lintang pada Arnu sembari menebas lengan Arnu dengan velnya dan kembali menghilang diikuti dengan suara jeritan temannya yang terkena tangan Arnu yang terpotong tadi, Arnu yang masih kaget segera meregenerasi tangannya untuk memburu Lintang, tapi percuma saja suara shanka dari Yusuf berhasil mengacaukan fokus mereka dan tiba-tiba saja sebuah kepala terpenggal mendarat ditangan Soni diikuti tatapan mata dari Lintang yang menebas kaki Soni, pemandangan itu semakin mengerikan ketika paravani milik Lintang membuka ekornya dan menghujani musuh dengan berbagai senjata yang meskipun sebagian besar bisa ditangkis namun tetap saja mengacaukan konsentrasi musuh, hal itu segera diikuti oleh kepakan sayap angsa milik Yusuf yang bisa menebar ilusi disana, lalu diikuti dengan kelibat Lintang yang menebarkan uap racun disana, lalu munculnya banyak naga pohon yang menyemburkan cahaya yang sangat kuat kearah musuh, tak berhenti sampai disitu Lintang segera menghujani musuh dengan laser air yang mengenai musuh dengan tekanan tinggi, musuh yang melihat Lintang melakukan itu segera membombardirnya dengan serangan terkuat mereka namun ternyata itu hanya atmasena kayu yang hancur begitu saja, menyadari hal itu mereka segera kembali waspada dengan keberadaan Lintang namun kekhawatiran itu segera berubah menjadi ketakutan saat seorang dari mereka dirogoh jantungnya oleh Lintang dan ditarik sampai tercabut, tak berhenti sampai disana Yusuf segera menembakkan beberapa agneyastra untuk membakar medan pertempuran, diikuti sambaran dari indrastra yang menggelegar dan membuat telinga musuh berdenging, saat itu beberapa orang mengaktifkan netra mereka tetapi segera mereka menyadari bahwa pecahan energi Lintang dari bhutaraj sudah mengacaukan penglihatan netra mereka, hingga seorang dari mereka perutnya ditembus dengan vel.
Sementara itu disisi lain ada Ihsan dan Shafa yang sedang disibukkan oleh Chris, Gede dan Windi, "kau tak apa-apa kan Shafa,"ucap Ihsan sembari melindungi Shafa dari serangan musuh menggunakan tornadonya, "aku tak apa Ihsan, skill parvati dari rajanetraku akan membuatku terus bisa memulihkan tenagaku,"ucap Shafa, "Shafa, mundurlah bersama dino, aku akan mengatasi hal ini, kau fokus membantu yang lain,"ucap Ihsan sembari melesat kearah Chris dan Gede bersama trisula miliknya yang menyala kuat, saat itu Shafa mundur perlahan diikuti dengan bermacam-macam suara pertempuran dari Bowo dan Rasha yang berkelebat menuju Lintang yang sedang asik menteror musuh dengan banyak sekali serangannya yang mencekam, melihat itu Rasha segera melesat untuk memberikan tendangan kuat kearah Arnu diikuti dengan serudukan kerbau milik Bowo yang mengenai Soni dengan telak, melihat hal itu Lintang jadi semakin brutal memburu musuh, dengan cepat Lintang mengikat musuh-musuhnya dengan sulur akar yang dia buat, "jangan kalian habisi dulu kedua orang keji itu, biarkan dia melihat teman-temannya mati satu persatu dahulu,"teriak Lintang sembari membuka tempurung kepala musuh dan mengeluarkan otaknya, "itu bisa diatur kok, kami hanya menyerang mereka,"ucap Bowo sembari terbang menyeret Soni dengan tangannya dan membenturkannya dengan batu demi batu diangkasa sementara itu Rasha terlihat sangat sedih mendengar teriakan Lintang, "jadi pak, apa yang kau mau saat ini,"tanya Rasha pada Arnu sembari menangis, "bisakah aku diampuni saja,"ucap Arnu, "sayang sekali kita masih berada dimedan tempur, kau harus kabur jika mau selamat, tolong lupakan harga dirimu dan larilah,"ucap Rasha, "skanda akan tetap memburuku jika aku kabur, sudah tidak ada cara untuk kabur,"ucap Arnu yang mulai menangis dan kemudian Rasha segera menutup mata Arnu, "hanya ini yang bisa kulakukan padamu saat ini, apakah ini cukup,"tanya Rasha, "terimakasih dewi yang baik hati, terimakasih karena telah memberikan diriku kesempatan untuk tidak menyaksikan semua hal ini,"ucap Arnu yang mulai tertunduk lemas dihadapan Rasha, sementara itu Lintang, Yusuf dan Bowo menggempur musuh habis-habisan hingga akhirnya tersisa Soni dan Arnu yang sudah babak belur dari pertempuran itu, tengah hari telah tiba dan Lintang, Yusuf dan Bowo baru saja menghabisi hampir semua pasukan sewaan kecuali Arnu dan Soni, saat itu Soni yang sekarat diseret menuju Lintang dan Yusuf oleh Bowo, "kau mau menghabisinya wahai Devasenapati,"tanya Bowo, "tak maukah kau renggut kedua tangan pembunuh itu kawanku,"ucap Lintang, "baiklah Lintang,"ucap Bowo sembari menarik lengan Soni sampai putus, "zirah yang seharusnya terlihat hebat jadi sampah begini gara-gara mental pengecutnya, gimana ini,"ucap Yusuf, "hancurkan saja dari keduanya,"ucap Lintang, "baiklah,"ucap Yusuf sembari datang menuju Soni dan merobek brahma kavacha dari tubuh musuhnya itu lalu berjalan menuju Arnu untuk merenggut zirah rancangannya itu, "kau ada kata-kata terakhir,"ucap Lintang, "akhiri saja kehidupanku yang menyedihkan ini,"ucap Soni dan segera setelah itu Lintang menyentuh kepala Soni dan mendidihkan otaknya lalu berjalan menuju Arnu yang baru saja kehilangan zirahnya dan ditutup matanya oleh Rasha, "maafkan aku Lintang, aku tak sanggup melihat orang ini menatap penuh rasa takut,"ucap Rasha, "hhh baiklah, sekarang pak Arnu, aku akan berikan satu pedangku padamu, kau bisa menghadapi diriku dengan lembing itu atau bunuh diri,"ucap Lintang sambil membentuk dua buah pedang dari bulu paravaninya dan menyerahkan salah satunya pada Arnu yang tanpa pikir panjang segera menusukkan pedang itu ke jantungnya sendiri dan mati berlumuran darah dalam keadaan putus asa, "menyedihkan, begini saja niat mereka untuk menghancurkan wilayah yang dibangun adikku hah,"ucap Lintang, saat itu pasukannya sudah menang telak dari para pengepung, melihat hal itu Chris, Gede dan Windi yang sedang menghadapi Ihsan langsung ingin menyerah, namun Ihsan malah dengan buas menerkam mereka bertiga dan melemparkan Windi kebelakang menuju Shafa yang menatap musuhnya itu dengan penuh amarah.