Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #22

Devasenapati #5

"Jadi mereka sudah mati ya pak tua,"ucap Ihsan dengan seringai menyeramkan pada Chris dan Gede, saat itu jemari Ihsan mulai bersinar terang dengan teknik maruta bholenath yang siap diluncurkan kapanpun, sementara itu dibelakang ada Shafa yang segera mencekik Windi dan mengarahkan kepalanya kepada Ihsan yang akan segera menghabisi kedua orang yang menjadi dalang penyerbuan Jonggring Saloka, saat itu Lintang, Yusuf, Bowo, Damar, Ine dan sekutu lainnya mulai memburu musuh yang masih melawan, "pak Anas, pak Andre, pak Reda, pak Heru, pak Guntoro, pak Riki, pak Aldo, lihatlah dua orang pengganggu ini, tidakkah kalian mau menghukum mereka juga, kemarilah, bantu aku,"teriak Ihsan dengan senyum haus darah dan segera setelah itu ketujuh orang yang dipanggil Ihsan segera tiba bersamaan dengan melesatnya Ihsan kedepan sambil menembakkan maruta bholenath untuk memerangkap mereka dalam tornado yang mencabik-cabik tubuh mereka berdua, "tenang saja aku tidak menggunakan semua kekuatanku dalam dua serangan tadi, itu hanya agar kalian sekarat saja, kita selesaikan dengan ini,"ucap Ihsan sembari menunjukkan tinjunya dan membiarkan ketujuh orang pengurus wilayahnya menembaki musuh dengan senjata dan membuat musuh mulai terkoyak, saat itu Chris dan Gede mulai melawan dengan meregenerasi tubuh mereka dan menyerang Ihsan, Chris dengan pedang yang dialiri elemen ion miliknya dan Gede dengan gada yang dia kendalikan dengan pasir berusaha menahan dan menerabas senjata pengikut Ihsan yang setia lalu mereka dikejutkan dengan Ihsan yang melesat kearah mereka berdua mencengkram muka mereka dan membenturkan kedua kepala mereka dengan tawa puas, lalu Ihsan menyayat kedua musuhnya itu dengan angin tajam dan akhirnya Anas maju dengan trisula miliknya sendiri untuk menghantam keras Chris menggunakan ujung trisulanya, sesaat setelah itu Chris yang berusaha melawan dengan mengarahkan tinjunya kepada Anas malah ditendang keras oleh Ihsan kemudian majulah Andre menusuk dada Gede dengan pedangnya, tak berhenti sampai disitu, keduanya langsung dipegangi oleh Ihsan sampai meriam cetbang terdengar dari Reda dan Heru tepat ke kaki Chris dan Gede, kemudian Ihsan menyeret kedua orang itu kearah Shafa yang sedari tadi mengunci Windi yang mulai melawan dan ketika itu Shafa melepas kunciannya sebelum Ihsan membanting-banting Chris ke Windi, "diamlah sebentar mbak,"ucap Ihsan sembari terus membanting-banting Chris kearah Windi sampai wanita itu sekarat dan berdarah hebat barulah Ihsan berhenti, "dasar iblis kau, apa yang kau pikirkan sampai menggunakan tubuhku untuk memukuli istriku, kau akan merasakan akibatnya bocah dari neraka, dunia akan memaksamu bertarung dengan wanita yang kau sayangi,"teriak Chris tapi Ihsan tak menggubris dan membanting tubuh Chris kearah Windi sekali lagi saat wanita itu berusaha bergerak lagi, "ampuni aku nak, ampuni aku, aku takkan melakukan ini lagi,"rintih Gede, "owh lihatlah sampah sudah bisa berbicara, sungguh sebuah keajaiban,"ucap Ihsan yang mulai memutar-mutar badan Gede sembari mengisi sebuah bholenath kecil dimata ketiganya, lalu dia tembakkan teknik itu ke badan Gede sampai sebagian kakinya hancur dan menyisakan sebelah kakinya, "aku takkan menyerang lagi prabhu, maafkan aku,"rintih Gede sembari memutar jarinya berusaha melawan balik dengan pasirnya, "owh, lalu apa yang kau gerakkan dengan jemarimu itu,"ucap Ihsan sembari kembali menembakkan bholenath dari mata ketiganya ke lengan Gede yang dia gerakkan jemarinya tadi sampai hancur, Chris waktu itu berusaha melawan balik dengan berusaha menendang muka Ihsan namun Ihsan yang merasakan gerakan itu kembali mengayunkan tubuh Chris dengan keras, "Shafa, wanita itu tidak banyak bersalah, ayo kita habisi dulu,"ucap Ihsan sembari tersenyum manis pada Shafa meski wajah mereka berdua penuh dengan bercak darah, segera setelah mendengar perkataan Ihsan, Shafa segera menjambak rambut Windi yang sekarat dan menyeret Windi kearah Ihsan, kemudian menghadapkannya pada Chris dan Shafa mulai memanaskan tangannya dan menggunakannya untuk mencakar Windi perlahan dan merobek-robek Windi dan mengulitinya tepat dihadapan Chris yang saat itu dicekik keras oleh Ihsan untuk menyaksikan seluruh proses kematian Windi yang tanpa ampun dikuliti oleh Shafa dan kemudian dipatahkan jemarinya satu demi satu sambil terus dicek oleh Shafa apakah masih hidup atau tidak, "tenang saja Shafa, jantungnya masih berdetak, otaknya masih bekerja dengan baik,"ucap Ihsan sembari terus mencekik Chris dan menginjak-injak Gede yang berada di satu tangannya lagi, kemudian Shafa melanjutkan dengan mematahkan persendian Windi satu demi satu sambil menyeringai kegirangan dengan ganas, "dasar iblis kalian, bahkan binatang buas tidak akan melakukan hal ini, kenapa kalian bisa melakukannya,"ucap Chris yang mulai menangis menyaksikan Windi mulai kehilangan lengan-lengannya yang ditarik sampai lepas oleh Shafa, lalu kemudian Shafa memanaskan tubuh Windi yang menjerit kesakitan karena proses yang sangat lambat itu hingga akhirnya wanita malang itu hancur menjadi abu dihadapan suaminya, "haaaaaaaa dasar kalian iblis yang terkutuk,"teriak Chris penuh amarah, "ahahahahahah, kami manusia sepertimu, "Ihsan dan Shafa mulai tertawa keras didekat Chris, "eh sebentar Shafa, aku mau buang sampah dulu,"ucap Ihsan sambil membanting Gede yang sekarat keangkasa dan segera digigit oleh vasuki miliknya, "kau mau apakan orang yang ada ditanganmu itu Ihsan,"tanya Shafa, "aku ingin menari bersamanya Shafa,"ucap Ihsan sembari mulai menari-nari dengan Chris yang dia cekik disatu tangannya, saat itu Shafa mulai bertepuk tangan sambil tertawa saat menyaksikan Chris mulai kehilangan kesadaran perlahan-lahan ditangan Ihsan yang mulai menari semakin cepat hingga kematian menghampirinya disore hari, lalu segera dicincang tubuhnya oleh Ihsan dan dibakar habis oleh Shafa, saat itu Ihsan akhirnya melihat kembali Gede yang sedang melayang-layang diangkasa dan menariknya lagi, "hhh susah terurai sampahnya Shafa, gimana ini,"ucap Ihsan, "harusnya yang ini bisa menguraikan dirinya sendiri, kan ini bukan sampah plastik,"ucap Shafa, "kau benar, ei ini aku ada tongkat khatvanga, kau pegang dan aliri dengan tenaga apimu perlahan sampai kau mati, apa kau bisa,"tanya Ihsan sembari menyerahkan tongkat khatvanga ke Gede, "baik prabhu,"ucap Gede sembari menggenggam tongkat itu, "ayo mulailah, atau kau akan kami kuliti juga,"ucap Ihsan yang duduk disebelah Shafa yang keduanya tertawa menyaksikan Gede yang mulai mengaliri elemen apinya sendiri ke tongkat khatvanga sampai mulai terbakar dan akhirnya mati menjadi Abu dihadapan Ihsan dan Shafa yang bertepuk tangan, "oi tidakkah itu terlalu kejam, bagaimana teman kalian bisa seperti ini Shifa, Sekar,"tanya Rasha yang menyaksikan seluruh kejadian itu dengan mata kepalanya, "mereka mengganggu rumah Ihsan yang akan menjadi rumah Shafa juga, tentu mereka berdua hanya ingin menjaga rumahnya,"ucap Shifa sambil tersenyum tipis, "kalah dalam persaingan bisnis dan memutuskan untuk menyerang, mereka juga harus menanggung akibat dari sikap mereka untuk menyerang orang yang sudah bersaing dengan adil dengan mereka, bukankah selama ini bisnis Ihsan tidak berusaha menyinggung mereka dan bersaing dengan sehat, tapi mereka menyerang, pecundang,"ucap Sekar dengan ketus, "kenapa sih mereka itu, kenapa kejam sekali, apa mereka masih waras,"pikir Rasha yang saat itu segera mendengar bisikan dari Lintang yang menuju sudah berada disampingnya, "kau jangan takut dengan hal ini, kalau kau pikir mereka kejam, kau harus cukup berani untuk mengingatkan mereka,"ucap Lintang sambil menutup mata Rasha dengan tangannya.

Lihat selengkapnya