Senin, 21 Januari 2013, dini hari, kepak sayap garuda terdengar dengan keras diatas langit keraton Suralaya membawa Alim yang turun dari burung itu, "mas Lintang sedang tidur ya kak Rasha?, maaf ya garudaku terlalu keras,"ucap Alim, "Alim ya, kau datang agak terlambat, pertempuran sudah selesai,"ucap Rasha, "aku tidak bisa kesini saat pertempuran, atau isu yang ditimbulkan akan semakin besar, lagipula aku sedang sibuk mengurus sesuatu di Devaloka,"ucap Alim, "akhirnya kau tiba juga Alim, apa kau sudah mendengar rencana baru Ihsan,"tanya Lintang yang baru saja membuka matanya dan beranjak bangun dari pangkuan Rasha, "aku sudah mendengarnya mas, kurasa memang sudah waktunya untuk bergerak lebih jauh, kekuatan dan pengaruh kita sudah cukup kuat, persebaran bisnis kita juga sudah mendunia, ini bukan waktunya kita bersantai dinegara ini,"ucap Alim, "sudah kuduga kau akan setuju dengan ide Ihsan, apa yang akan kau lakukan untuk rencana kudeta ini,"tanya Lintang, "sebenarnya diriku ingin membantu, tapi sebelumnya hubungan internasional Devaloka harus benar-benar terbuka dulu, para pedagang sudah bisa keluar masuk dari Devaloka tapi sebatas itu saja, aku perlu bergabung ke politik mereka, tapi pergolakan di Panditanagara bukanlah hal kecil, aku belum tentu bisa membagi perhatianku mengingat di Devaloka hanya diriku seorang yang menjadi ujung tombak kekuatan mereka dan lawanku juga tidak main-main, aku perlu setidak-tidaknya memiliki pengaruh yang cukup untuk merebut takhta Indra, andai saja diriku seorang atimaharathi seperti mas Steve atau dirimu,"ucap Alim, "hah!?, aku dan Steve!?, atimaharathi!?,"ucap Lintang yang kebingungan,"ini suratnya Lintang, coba cek dulu pelacakan di gawaimu,"ucap Rasha, "eh ini, hmm atimaharathi ya, negara mana saja yang memberikan pengakuan itu,"tanya Lintang, "kalian dilacak sebagi kekuatan yang sangat berbahaya, mas Steve dapat rekomendasi setelah sendirian menghancurkan armada perang dari negara Barva yang ingin memanfaatkan konflik yang berkecamuk di Panditanagara dan kau karena membabat habis lebih dari setengah dari para maharathi yang dihimpun di Dharmasraya dan Vijayadwipa kemarin, beritanya langsung tersebar luas setelah itu dan dirimu diakui oleh negara Reksanara, Satyabala, Manikabuana, Anantavakra, Somagarbha, Viratapuri, Siak, Dai bhiet, Chandikamaya, Bhaumati, Paramputra dan Choola, itu akan menjadikanmu atimaharathi kedua di Sahasradwipa dan bergelar subrahmanya, sedangkan untuk mas Steve, dia sebenarnya ingin membuat barikade pertahanan selama penyelesaian konflik, namun karena serangan malam dari negara Barva, mas Steve harus merespon dengan serangan balik dan menghancurkan seluruh armada penyerang, usaha ini dilihat sebagai ancaman mematikan bagi negara seperti Devaloka, Ashoka, Daruka, Janapadma, Kalpamadya, Maurya, Varnamala, Nala, Pundarika, Koshika, Harapa dan pastinya Barva yang militernya hancur lebur, kurasa aku, Ihsan dan Yusuf juga mendapatkan beberapa pengakuan dari negara lain sebagai atimaharathi tapi belum sampai dua belas jadinya belum terealisasi, "ucap Alim, "hmm kau benar, kita sudah mencapai tingkat ancaman bagi sebuah negara, tapi secepat ini?, aku curiga mereka memberikan reputasi berlebih-lebihan pada kita karena kenaikan tingkatan perang kita terlalu cepat,"ucap Lintang, "tidak juga mas, sebenarnya malah sebaliknya, kita selalu dianggap kurang kompeten sehingga banyak orang yang mencari-cari alasan untuk tidak menaikkan reputasi kita, mungkin itu karena kita memang jarang menjalani misi yang resmi dan hanya bertarung sesuka hati kita sehingga kita terus tidak dianggap oleh orang lain, kenyataannya aku mendapatkan sebagian besar orang yang berkecimpung di dunia gelap mentarget kita bahkan lebih dari siapapun, kita tidak terlalu cepat dalam kenaikan pangkat, sebaliknya reputasi kita terus ditekan oleh banyak orang agar mereka bisa membesarkan nama mereka sendiri, berdasarkan informasi yang kudapatkan sebenarnya kita jauh lebih diawasi dari yang kita anggap selama ini dan dunia sedang mempersiapkan cara untuk menghabisi kita berlima, apalagi Ihsan yang bahkan telah menjadi seorang purusha diusia tujuh tahun, ya meski itu bukan wilayah yang terlalu kaya sebelumnya tapi tetap saja itu bukanlah hal yang mudah untuk dicapai bagi anak-anak dari kampung seperti kita berlima, kenyataannya dunia gemetar ketakutan menyaksikan perkembangan kita tapi untungnya mereka masih terlalu meremehkan kita, para pedagang yang menyerang dari Dharmasraya dan Vijayadwipa kemarin adalah bukti nyata ketakutan mereka, aku malah curiga kalau kerusuhan yang terjadi di Panditanagara adalah karena kepanikan mereka dengan cara kita menghimpun kekuatan,"ucap Alim, "hmmph kalau begitu ketakutan Yaksharajan jadi masuk akal, jajaran pemerintahan mungkin juga sebenarnya ingin mengendalikan kekuatan besar yang kita himpun, aku curiga kalau Yaksharajan sebenarnya juga menginginkan hal itu makanya dia sangat getol ingin melantik Ihsan jadi rshi waktu itu,"ucap Lintang sementara itu Alim mengangguk pelan, "kecurigaan kalian itu tak berdasar Lintang, Alim, kalian menuduh seorang seperti pak Arya yang sangat baik pada kita sedang memanfaatkan kalian,"bantah Rasha, "ini hanya bentuk kewaspadaan kami Rasha, semakin tinggi sebuah bangunan semakin banyak tantangan yang harus dihadapinya agar tetap berdiri kokoh, oiya Alim ayo masuk kedalam, "ucap Lintang dengan wajah serius sambil berdiri untuk mengantar Alim masuk kedalam keraton.
Sementara itu didalam keraton ada rapat yang diadakan oleh seluruh pengurus Jonggring Saloka dan para orang yang dianggap penting disana untuk mempersiapkan keberangkatan Ihsan, "jadi prabhu gimana harusnya ini, selama engkau pergi dari tempat ini akan ada kemerosotan diberbagai bidang karena dirimu selaku purusha akan pergi dari wilayah keraton untuk sementara waktu," ucap Anas, "itulah kau pak, hanya satu planet saja yang akan merosot perkembangan jumlahnya saat aku pergi, lagipula ini adalah waktu yang sempurna bagi kalian untuk membuktikan bahwa Jonggring Saloka bukanlah sekadar wilayah yang bergantung padaku saja, dengan kepergianku purusha di planet ini adalah dirimu, cocok saja menurutku karena prakriti selama ini juga Lina, eh iya tidak sih,"ucap Ihsan, "tidak seperti itu prabhu, prakriti yang biasanya ada disini itu Hani, ehh meski saat ada ajeng prakritinya akan jadi ajeng Shafa,"ucap Anas, "owh Hani, maaf aku tidak terlalu tau, tapikan itu sudah cukup untuk selama ini, Shafa jelas akan pulang kerumahnya,"ucap Ihsan, "kenapa kau tidak segera menikahi ajeng sih prabhu,"ucap Anas, "maunya sih gitu, tapi bapak dan ibunya masih belum mau, katanya aku dan Shafa masih terlalu kecil, ah yasudahlah,"ucap Ihsan, "emang kita masih terlalu kecil Ihsan, tapi bukankah dengan begini malah lebih enak mengaturnya, kalau pertumbuhan jumlah penduduk harian berkurang karena purusha berpindah tempat mukim untuk sementara maka keadaan akan jadi lebih mudah untuk diatur karena takkan terlalu banyak penduduk yang perlu diperhatikan dan diatur, dengan itu kalian bisa lebih fokus pada pengembangan lain seperti administrasi, tata wilayah dan juga persebaran informasi, lagipula bukankah dengan prakriti yang ada kalian sudah cukup berkembang, kurasa kalau kalian mengandalkan kedatanganku atau keberadaan Ihsan disini kalian takkan jadi kreatif dalam mencari solusi dan juga benar kata Ihsan, hanya satu planet yang akan terefek dengan kepergian kami, dengan ini kalian bisa lebih fokus untuk melakukan eksplorasi potensi wilayah ini,"ucap Shafa, "hmm eee maaf menyela, saya kurang tau menahu apa itu purusha dan prakriti, maaf saya baru dirapat ini, sebelumnya saya hanya tukang kebun,"tanya Aldo, "hmm iya juga belum banyak orang yang paham tentang hal ini, kurasa kita perlu menyebarkan informasi apa itu purusha dan prakriti, tapi begini Aldo, kau mengerti tentang artaguna dan ans kan!?,"ucap Ihsan yang diikuti anggukan dari Aldo, "nah jadi kita punya artaguna yang setiap kali kita menerima satu kilogram sumber daya apapun akan bertambah sesuai dengan jumlah artaguna itu dan akan memberikanmu sejumlah sumber daya sesuai dari bawaan lahirmu sebanyak jumlah dari artaguna dikali jumlahnya sendiri lalu dikali gram, nah selain itu per hari artaguna akan memunculkan ans sejumlah banyaknya artaguna hari itu dikalikan tingkat besaran jumlah artaguna purusha yang ada di planet itu dan ans akan memiliki artaguna awal sejumlah tingkat besaran dari total artaguna prakriti di planet yang sama oiya kalau dirimu paham tingkat besaran itu akan berdasarkan jumlah angka tertulis misal 100 punya 3 angka tertulis dan 99 punya dua angka tertulis, purusha sendiri adalah laki-laki dengan artaguna terbanyak dan prakriti adalah perempuan dengan artaguna paling banyak dalam ruang lingkup sebuah planet,"ucap Ihsan, "owh begitu ya, hmm prabhu maafkan aku kalau lancang tapi kenapa kalau begitu kita tidak sebar saja orang-orang kaya berpasang-pasangan ke sebuah planet lain sebagai pasangan purusha dan prakriti disana, ini akan mengurangi persaingan dan meratakan pertumbuhan ekonomi kan,"ucap Aldo, "ide menarik, gimana menurut kalian semua,"tanya Ihsan, "wah bagus juga, tapi bagaimana kalau kita ada pekerjaan tetap disebuah tempat dan tidak bisa ditinggal, semisal kita yang ada dirapat ini,"ucap Andre, "izin memasuki rapat prabhu pashupati,"ucap Alim yang memasuki ruangan, "eh cak, kau tiba juga akhirnya, silahkan masuk,"ucap Ihsan yang diamini Alim dengan memasuki ruangan bersama Lintang yang juga sudah meminta izin setelah Alim, "aku dengar ide dari pak ee Aldo ya, itu sebenarnya cukup menarik untuk dilakukan asalkan dengan persetujuan dari orang terkait dan keluarganya, mungkin ini akan sangat efektif jika dilakukan pada para lajang apalagi kalau perempuan yang dipindahkan, mereka akan memicu semangat warga, ya namanya orang kaya pasti punya banyak modal untuk penampilan,"ucap Alim, "tapi cak, aku agak kurang setuju dengan memindahkan para wanita kaya sebagai prakriti, mereka akan lebih suka bermukim di suatu tempat dan sulit untuk dipindahkan, tapi kalau metode membentuk purusha aku tau,"ucap Ihsan, "apa yang kau maksud, memindahkan prakriti itu memang perkara yang agak repot tapi hasilnya akan sangat memuaskan, kenaikan jumlah artaguna awal adalah kunci dari masyarakat sejahtera,"ucap Alim, "iya kalau mereka berhasil melakukannya, aku lebih suka membuat mereka melakukan persaingan ketat menuju puncak, seorang purusha akan lebih sering terbentuk karena memang kodrat laki-laki untuk bersaing, kuncinya adalah proses yang pas dan persaingan yang ketat untuk mencapai puncak, nanti prakriti pasti akan mengikuti perubahan ini seiring dengan naiknya jumlah warga, persaingan adalah jalan utama menuju gemerlap kejayaan,"ucap Ihsan, "cara itu terlalu beresiko Ihsan, peningkatan penghasilan diawal itu lebih penting untuk mengembangkan masyarakat yang stabil dan kuncinya ada pada prakriti, seorang wanita yang akan menjadi tiang kesuksesan,"ucap Alim, "tapi cara beresiko itu memiliki hasil dan pertumbuhan yang lebih cepat, banyaknya persaingan akan membentuk masyarakat berkualitas tinggi yang siap dalam berbagai tekanan dan seorang purusha akan menjadi tujuan utamanya, seorang lelaki akan menjadi pondasi kejayaan itu,"ucap Ihsan, "hei sudahlah, kalian ini kok bertengkar dengan itu sih, dua-duanya bagus, sesuaikan dengan karakteristik warga dan cara memimpin saja, kalau memang Ihsan sebagai pemimpin disini menghendaki persaingan menuju kejayaan ya silahkan, tapi ide Alim juga bagus meski sayangnya Alim sendiri takkan ada disini terus untuk mengawasinya, karena wilayah ini dipimpin Ihsan aku akan mendukung idenya untuk membuat persaingan cepat, toh dia sudah terbiasa dengan cara itu selama ini,"ucap Lintang, "hhh iya juga, maafkan aku Ihsan, aku lupa kalau ini bukan wilayahku, silahkan melakukan aspirasimu,"ucap Alim, "baiklah terimakasih atas sarannya, oke yang akan kita lakukan bukan memindah masyarakat melainkan memberikan sistem pengabdian kepada masyarakat, sekelompok pemuda dan pemudi akan yang diseleksi entah itu dari kepintaran,kekuatan atau sekadar harta saat itu akan diberikan kesempatan untuk berpindah ke sebuah planet baru untuk mengembangkan wilayahnya selama seratus hari, apabila mereka betah akan diperbolehkan untuk tinggal, oiya Yusuf kau ada suplai peralatan untuk mereka gunakan bukan,"ucap Ihsan, "aman aja, ini lagi aku catat, berarti kalau keperluannya untuk pengabdian alat yang harus kukembangkan adalah alat sederhana yang mudah dipahami dan direplikasi oleh masyarakat kan!?, aku akan segera siapkan rancangan dan cetak birunya, usahakan publikasi yang bagus ya,"ucap Yusuf yang baru saja selesai mencatat percakapan dirapat itu, "bagus juga metodenya prabhu tapi kenapa satu kelompok pemuda dan pemudi bukannya seorang yang sangat kaya saja diawal sebagai purusha disana,"ucap Andre, "sederhana saja, seorang yang masih lajang akan merasa terhormat ketika diberikan tanggungjawab sedangkan orang yang sudah berkeluarga cenderung akan menetap dan sudah punya tanggungjawab sendiri sehingga akan lebih sulit diperintah, "ucap Ihsan, "lalu kalau tujuanmu mencetak purusha saja kenapa ada pemudi juga disana,"tanya Reda, "itu ya, sebenarnya kalau semisal terbentuk prakriti juga akan bagus tapi biasanya yang tinggal ditanah rantau itukan laki-laki sedangkan perempuannya pulang, jadi ini akan lebih banyak menghasilkan purusha yang tetap daripada prakriti, palingan prakriti yang terbentuk nantinya adalah gadis setempat yang dinikahi purusha yang dikirim,"ucap Ihsan yang diikuti anggukan peserta rapat, "jujur saja gagasanmu bagus sekali Alim, tapi ini wilayah yang dipimpin Ihsan, cara ini terlalu beresiko meski hasilnya memang akan jauh lebih besar, mungkin kalau dirimu memimpin wilayahmu sendiri terapkan gagasanmu itu,"bisik Lintang, "iya mas, akan kuusahakan,"ucap Alim. Seusai rapat Ihsan, Alim, Yusuf dan Lintang akhirnya bertatapan muka lagi, "gimana kabarmu cak,"tanya Ihsan, "baik-baik saja kok, eh kau sudah baca berita kan!?,"tanya Alim, "yap sudah kok, sempat dibahas dirapat tadi, mas Lintang dan mas Steve diangkat jadi atimaharathi kan, kita berkembang dengan sangat cepat cak,"ucap Ihsan sembari mengambil setoples kue untuk dimakan bersama, "eh Ihsan,Alim, mas Lintang, menurut kalian ini sudah bagus tidak,"tanya Yusuf sembari memperlihatkan hologram alatnya, "hmm alat bajak sawah otomatis ya, kelihatannya cukup mudah untuk dirancang,"ucap Lintang, "itu seperti bajak kecil yang bisa dijalankan dengan tangan, bagus juga, mudah untuk dijalankan dan kayaknya hasilnya lumayan,"ucap Alim, "terimakasih rancangannya ya Yusuf, hmm kamis depan mas Lintang akan dilantik ya, kita akan memiliki lebih banyak lagi pengaruh ya,"ucap Ihsan, "doakan aku ya, ini akan menjadi tugas yang cukup memakan tenaga dan pikiran, kalian bertiga akan melakukan tindakan besar kalian sendiri juga, semoga kalian selalu baik-baik saja,"ucap Lintang, "aamiin,"ucap Ihsan, Alim dan Yusuf, "oiya mengenai serangan yang akan kalian lakukan ke Panditanagara serta revolusi di Devaloka yang sedang berlangsung, aku minta kalian lebih detail lagi dalam melakukannya hanya itu pesanku, aku tak bisa banyak membantu, apalagi dengan amanah baruku,"ucap Lintang, "tenang saja mas, kami bisa kok, lagipula ada mas Steve juga disana,"ucap Yusuf, "benar mas Lintang, aku akan terus belajar,"ucap Alim, "aku tak tau apa yang akan terjadi tapi terimakasih mas, aku akan lakukan yang terbaik seperti biasanya,"ucap Ihsan sembari mulai memeluk Lintang diikuti Alim dan Yusuf, "semoga kalian selalu berada dalam perlindungan dari Tuhan, aku percaya pada kalian,"pikir Lintang sembari memeluk balik adik-adiknya malam itu.