Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #25

Kaumara & Kaumari

Selasa 22 Januari 2013 pukul 07.00, waktu itu Alim akan segera bertolak ke Devaloka, "semoga kalian baik-baik saja ya, saudara-saudaraku, ohiya mas Lintang semoga kau amanah wahai subrahmanya,"ucap Alim, "siap Alim,"ucap Lintang, "eh Alim, pakai ini ya,"ucap Shifa sembari menyerahkan sepasang sepatu, "dari kulit makara ya, menarik sekali, terimakasih Shifa,"ucap Alim sembari menatap wajah Shifa dalam-dalam lalu memasangkan salah satu bulu merak yang menghiasi kepalanya, "bulu merak yang mekar dikepalamu ini sangatlah indah,"pikir Shifa sembari tersenyum tipis dan memegangi bulu merak yang kini menghiasi rambutnya lalu Alim memalingkan wajahnya dan beranjak pergi, "bulu merak di kepalaku saat ini sudah menghiasi orang yang tepat, dirumah ada banyak sih kalau yang dari dirimu sudah kupasang ke seruling pemberian Ihsan wahai Yaksharajan, bukankah dirimu akan senang hadiah darimu kugunakan untuk menghiasi hadiah dari Ihsan,"pikir Alim sembari menaiki garuda miliknya dan melesat pergi darisana. Suasana hening seketika setelah kepergian Alim, menyisakan orang-orang yang bersiap untuk melangkahkan kakinya ke tujuan lain, mata Lintang kembali menatap adik-adiknya yang akan segera melakukan langkah berbahaya lagi, lalu dia menatap kedua orang tuanya yang terukir wajah bangga pada anaknya, perlahan dia lihat Bowo, temannya yang kini sebatang kara semenjak kematian ibunya, sang maharani Suryanisukma lebih dari setahun lalu, kemudian dia palingkan wajahnya ke Rasha yang sedari tadi memandangi wajahnya, "oi Lintang, apa sudah selesai melamunnya, kita harus berangkat ke keraton makaradwaja setelah ini, Yaksharajan sedang menunggumu,"ucap Rasha sambil terus menatap mata Lintang, "aku akan segera bersiap, kalian berdua ikut atau tidak, Ihsan, Yusuf, "tanya Lintang, "tentu saja mas,"ucap Yusuf, "aku ikutan mas, oiya pak Anas, kau sudah siap kan!?, aku akan segera menuju Dharmasraya untuk mempersiapkan sesuatu disana, setelah selesai aku akan segera bertolak menuju Panditanagara, ada kemungkinan bahwa aku takkan kembali lagi setelah itu, tolong rawat tempat ini dengan baik,"ucap Ihsan, "siap prabhu, semoga dirimu baik-baik saja disana,"ucap Anas.

Malam harinya setelah bersiap dan meminta izin pada kedua orang tuanya Ihsan segera bersiap-siap untuk menuju keraton makaradwaja untuk pelantikan sang kakak, pushpaka vimana telah dipersiapkan untuk keberangkatan mereka, kendaraan penembus angkasa milik Lintang itu dihiasi dengan ornamen merak emas dibagian depan dan pintu-pintunya yang juga dihiasi oleh lampu kecil dan permata kecubung yang menyala karena cahaya lampu, "kenapa tidak naik vimana masing-masing saja Ihsan, biar kelihatan banyak arak-arakannya,"ucap Yusuf, "pushpaka vimana milikku akan dipakai dinas oleh pengurus wilayahku ini jadinya akan kutinggal, sedangkan punyamu itu sudah diberangkatkan ke Panditanagara untuk mengabari mas Steve kan,"ucap Ihsan sembari memakai batiknya dan berjalan menuju vimana Lintang yang sudah mulai dibuka pintunya dan memperlihatkan isi ruangan yang dihiasi beludru ungu, segera setelah semua orang masuk dan tenaganya sudah diisi mereka segera berangkat menuju keraton makaradwaja.

Tengah malam sudah tiba saat mereka tiba di keraton makaradwaja yang sangat sibuk dengan para aparatur pemerintahan yang masih bertugas seolah masih siang, "engkau sampai juga akhirnya nak,"ucap seorang rshi yang menunggu disana sambil membersihkan batu permata, "ayah!?, kau masih disini!?,"tanya Sekar yang baru turun dari pushpaka vimana Lintang dan datang menghampiri ayahnya, "eh pak Roni, gimana kabarnya pak,"sapa Lintang, "aku baik saja nak, ini lagi kerja,"ucap Roni, "bukannya anda seorang rshi, kenapa bekerja sendiri untuk memoles batu-batu permata itu,"tanya Bowo, "hobi aja sih mas Bowo, lagian alasan saya jadi rshi dibidang batuan dan mineral ya karena emang jago dan hobi memoles permata, ya sekalian mencontohkan metode yang tepat lah, ini contoh batu permata giok yang akan dipakai transaksi skala besar oleh kita, nilai jualnya akan cukup tinggi, oiya Lintang, segera temui pak Arya untuk melaporkan keberadaanmu, kamis besok kau akan dilantik menjadi rshi bidang militer kan, seorang senarshi,"ucap Roni, "hmm terimakasih pak, kau tidak perlu terlalu melebih-lebihkan pujian begitu,"ucap Lintang, "kapan lagi aku lihat seorang rshi yang masih belia, kaulah satu dari dua atimaharathi disini, orang terkuat kedua setelah maharaja sendiri adalah seorang anak-anak dan itu mengejutkanku, aku mengakui kekuatanmu itu nak, tolong bantu kami melindungi negeri ini,"ucap Roni, "baik pak, terimakasih kepercayaannya, saya akan segera menemui Yaksharajan,"ucap Lintang yang akhirnya berjalan sendiri menuju ruangan sang maharaja. Sesampainya diruangan Lintang segera menemui gurunya itu dan mendapatkan sambutan hangat,"hei Lintang, apa kabar, hmm kau datang lebih awal ya, kamis depan kita mulai pelantikanmu, para rshi dari bidang lain sudah kupanggil perwakilannya,"ucap Arya, "iya aku juga sudah melihat pak Roni tadi, hmm dua hari lagi ya,"ucap Lintang, "iya dua hari lagi, eh bagaimana kabar tentang Ihsan, apa dia tidak akan berulah lagi, apa kabar tentang kudeta yang terjadi di Panditanagara tidak sampai padanya,"ucap Arya, "itulah masalahnya wahai Yaksharajan, dia mengetahui kabar ini dan berencana menggulingkan devaraja Salman, kau benar pak, dia akan melakukan serangan bersama Yusuf, toh dia juga bukan seseorang yang perlu izin dari siapapun untuk bertindak, dia sudah punya kekuatan dan pengaruh tersendiri untuk semua hal yang akan dia lakukan,"ucap Lintang, "konflik yang terjadi adalah antara warga sipil dan aparatur pemerintahan di Panditanagara, kau mengerti kalau pakta perdamaian tak pernah sepenuhnya dipatuhi, fakta bahwa negara kita beraliansi dengan Panditanagara adalah hal yang menjadi pengetahuan umum, jika memihak pemerintah maka perdamaian akan cepat tercapai, tapi kalau yang dipihak adalah masyarakat seperti yang Ihsan lakukan saat ini dia akan membuka peluang persaingan yang luar biasa setelah selama bertahun-tahun keluarga Ra menjadi penguasa utama disana,"ucap Arya, "kau takkan membantu apapun kan maharaja,"ucap Lintang, "kita sedang fokus untuk melakukan hubungan dagang dengan beberapa negara disekitar Sahasradwipa, kita juga punya masalah sendiri, menolong pihak aliansi hanya akan menambah beban, tapi kita juga akan segera kesana setelah kita menentukan sikap, akan memihak siapa, masyarakat atau pemerintah, aku perlu merundingkan ini dengan pihak-pihak lain di aliansi kita,"ucap Arya, "jadi bagaimana kita akan menyikapi adik-adikku ini,"ucap Lintang, "kita biarkan saja, mungkin ini akan menguntungkan bagi negara kita, aku jadi tak perlu mengirim armada perang yang harus memihak pemerintah disana, aku akhirnya bisa memihak masyarakat sana yang tertindas dan akan menguntungkan juga bagi kita untuk mendapatkan relasi baru, kalau bisa jadikan Steve menjadi devaraja, dia akan menjalin aliansi dengan baik terutama pada kalian sebagai grup kailash dan juga pernah belajar disini, secara kekuatan dia juga sudah mumpuni, seorang atimaharathi sama seperti diriku dan dirimu,"ucap Arya, "baiklah Yaksharajan, kami akan mengatur kudeta ini sebaik mungkin,"ucap Lintang, "sampaikan ini pada Ihsan, ini ada grup pembunuh sewaan dari Ashoka, barangkali kalian membutuhkan pejuang kuat untuk membalik keadaan,"ucap Arya, "grup maharsi ya, aku akan sampaikan pada Ihsan, akan kupastikan kemenangan berada dipihak yang dia bela,"ucap Lintang dengan wajah penuh keseriusan.

Kamis 24 Januari 2013, hari pelantikan Lintang, "jadi kau sudah mengetahuinya Ihsan, ini takkan mudah lho,"ucap Steve yang datang dihari pelantikan Lintang selaku sahabatnya, "kalian mulai berusaha menyembunyikan sesuatu dariku, kenapa sih,"ucap Ihsan, "itu karena kau adalah maniak perang yang sangat brutal, sekarang agresi militer mungkin sudah tak terhindarkan,"ucap Steve, "oiya mas Steve, bawa Yusuf dulu untuk mempersiapkan berbagai teknologi pertempuran disana, aku akan mempersiapkan diri sembari berusaha menghidupkan kembali ekonomi di Dharmasraya, aku merasa perlu untuk bertindak sebagai seseorang yang menghabisi para pedagang besar disana dan memperkeruh situasi di Panditanagara, aku akan menyusul segera setelah menstabilkan wilayah Dharmasraya dan mengatur suplai,"ucap Ihsan, "baiklah,"ucap Steve, "eh sssttt mas Lintang akan segera naik podium,"ucap Yusuf yang kegirangan melihat Lintang mulai berjalan bersama merak paravaninya dengan segala atribut kehormatan yang dia miliki sebagai pejuang, zirah rudra kavacha menempel dikulitnya yang juga menghitam karena sinar matahari seolah bersatu dengan dia, serta gelang dan kalung rudraksa di seluruh lengannya, ditutup dengan sarung dari tenunan serat bunga saugandika yang bisa menghangatkan dan menyembuhkan dirinya perlahan dan jubah dari kulit kambing ajha yang bisa memancarkan api saat dialiri energi, tak lupa hiasan bulu merak dikepalanya dan juga tombak vel yang selalu menemaninya dalam setiap pertempuran, hentakan kaki Lintang akhirnya memasuki altar dimana Arya sudah menunggunya, "salam hormatku padamu wahai subrahmanya, apakah engkau bersedia membantu kami untuk membangun negara yang kuat sebagai seorang senarshi yang baru,"ucap Arya, "aku bersedia dengan sepenuh hati mengabdi pada negeriku tercinta,"ucap Lintang, "dengan itu saya tunjuk dirimu wahai subrahmanya yang agung untuk menjadi seorang senarshi Sahasradwipa, terimalah pusaka ini dariku, gunakan untuk memimpin pasukanmu dan menghancurkan musuh-musuh negara ini,"ucap Arya sembari menyerahkan sebuah keris lurus yang bisa menyala,"aku terima ini dengan sepenuh hati wahai maharaja, aku berjanji akan membawa kejayaan untuk negeri ini,"ucap Lintang dengan keras sembari mengambil keris itu dan mengalirkan energinya sampai keris tadi menyala kekuningan mengalahkan sinar matahari disana yang kemudian dia sarungkan di pinggangnya diikuti sorakan dari para hadirin, "anakmu ini adalah seorang atimaharathi, anakmu memang hebat pak Damar, aku bahkan takkan berani menantangnya,"ucap raja Mataram, "yang selama ini menjaganya adalah ibunya, prabhu Dani, kalau ingin memuji berikanlah pujianmu pada ibundanya yang luar biasa itu,"ucap Damar, "bukan sayang, tekadnya sendiri yang mengantarkannya kesini, tekad kuat dan perlindungan dari Tuhan yang Maha Kuasa,"ucap Ine sembari menatap anaknya yang sangat kuat di atas altar.

Seusai pelantikan Lintang berkumpul dengan keluarga dan teman-temannya selama perjamuan yang berlangsung seharian, "jadi kau akan membawa Yusuf kesana ya Steve,"tanya Lintang sembari terus menyantap daging bersama Ihsan, "minimal kau kunyah dulu daging itu, hmm iya aku akan mempersiapkan persenjataan bersama Yusuf sementara Ihsan akan mengatur jalur suplai pasukan di Dharmasraya terlebih dahulu,"ucap Steve, "aku titip adik-adik kita ini ya,"ucap Lintang, "lihat mereka, kau pikir mereka masih perlu diawasi dua puluh empat jam, tinggal sedikit lagi mereka akan melampaui kita,"ucap Steve, "hahahaha, kau selalu percaya pada adik-adik kita ya, baguslah,"ucap Lintang, "hmm memang begitu cara menjadi kakak yang baik, membimbing dan mengayomi, sudahlah aku mau berangkat dulu, maafkan aku yang tak bisa berlama-lama disini Lintang, negaraku membutuhkanku, ayo Yusuf kita berangkat ke Panditanagara,"ucap Steve, "ayo mas, ini akan menjadi tantangan yang cukup luar biasa,"ucap Yusuf sembari merapikan barang bawaannya dan berdiri lalu berjalan pergi bersama Steve ke vimana mereka menuju Panditanagara, "kau juga akan berangkat Ihsan, ke Dharmasraya dulu kan!?,"ucap Lintang, "yap, eh aku ambil coklat ini dulu ya, kayaknya enak,"ucap Ihsan sembari mengambil sebatang coklat yang langsung dia makan, "kau yakin takkan membantu adik-adikmu itu Lintang,"tanya Bowo, "mereka bisa sendiri kok Bowo, kau sudah melihat mereka bertempur kan,"tanya Lintang, "itu pengalaman yang sangat mencekam bro, ei Ihsan, berapa kali kau mau melepaskan laser hitam milikmu itu diangkasa,"tanya Bowo, "entahlah, aku hanya memakainya kalau ingin saja, yasudah ya aku pergi dulu,"ucap Ihsan sembari mengepalkan tangannya, "hmm hati-hati ya, jangan terlalu banyak membuat masalah,"ucap Lintang sembari mengepalkan tangannya juga dan melakukan tos kecil dengan Ihsan yang setelah itu tersenyum lebar dan melesat pergi dari pesta itu, "sekarang mereka sudah pergi, kau juga sudah menjadi rshi, wahai kaumara deva,"ucap Rasha, "ahahaha kaumara deva ya, pantas sih untuk pria setampan dirimu Lintang, apa itu hanya untuk menyamakan julukan saja,"ucap Bowo, "orang-orang disekitarnya juga memanggilnya begitu, nampaknya mereka setuju saja,"ucap Rasha, "kau mau jalan-jalan dulu kah kaumari devi,"ucap Lintang, "boleh,"ucap Rasha, "ah aku pergi dulu, silahkan menikmati waktu kalian berdua,"ucap Bowo sembari pergi meninggalkan Lintang dan Rasha yang berjalan menyusuri pesta itu berdua, "langit itu sungguh indah ya Lintang,"ucap Rasha sembari berjalan, "iya seperti warna biru yang sering kau kenakan di bajumu,"ucap Lintang, "terimakasih Lintang,"ucap Rasha, "kaustubamani di pinggangmu berkurang satu, kamu berikan ke siapa,"tanya Lintang, "kurir yang membawa pesan pengangkatanmu, apakah menurutmu itu benar,"tanya Rasha, "benar saja, kaustubamani adalah permata yang membawa kebahagian ketenangan dan memberikannya pada seseorang yang membawa kebahagiaan bagimu adalah hal yang sepenuhnya pantas untuk dilakukan,"ucap Lintang sembari memandangi wajah Rasha, "engkau terus memandangi wajahku begitu, tapi kapan dirimu mau mencoba datang ke ayahku untuk melamarku!?, adikmu sudah pernah coba loh, meski dia ditolak karena terlalu kecil, tapi setidaknya mereka sudah bertunangan sekarang,"ucap Rasha, "eeee aku masih belum berani, gimana ya, kurasa nyaliku masih belum sebesar Ihsan, lagipula aku belum merasa siap untuk merawatmu,"ucap Lintang, "datanglah, setidaknya agar orang tuaku tau seserius apa dirimu, kau adalah pemuda paling tampan di dunia tapi tak cukupkah itu untuk membangkitkan kepercayaanmu untuk datang ke orang tuaku, kekuatanmu sekarang sudah bisa menghancurkan armada seluruh negara, tapi kau masih belum berani menyatakan perasaanmu padaku dengan mendatangi ayahku atau sebenarnya dirimu tidak benar-benar menyukaiku, katakan saja, aku takkan sakit hati kok,"ucap Rasha, "aku masih ragu untuk itu, aku takut ayahmu akan menolakku juga, tunggu ya, setidaknya sampai kita benar-benar boleh menikah,"ucap Lintang yang mulai tertunduk malu, "baiklah, tapi sampai saat itu tiba kita tak boleh bersentuhan, berduaan begini saja sebenarnya tak boleh kan, kubur saja rasa sukamu jika kau tak berniat memilikiku, kau hanya boleh mencintai seseorang yang sepenuhnya kau ingin jaga, seorang pasanganmu saja, aku mau melakukan itu, kau juga kelihatannya menginginkanku, tinggal kau mau serius atau tidak, kaustubamani yang kau kirimkan banyak-banyak ini takkan ada artinya jika kau tak bersungguh-sungguh mencintaiku, jangan hanya suka saja, jangan hanya sayang saja, tunjukkan komitmenmu, kau tak perlu banyak logika untuk suka, tapi untuk menyayangi kau butuh itu agar bisa memahami diriku, kau tak perlu keseriusan untuk sayang, tapi kau perlu itu untuk mencintai seseorang, kau perlu itu untuk mencintaiku,"ucap Rasha sembari terus berjalan meninggalkan Lintang yang terpaku hingga akhirnya tangan Rasha yang terus memeganggi tangan Lintang mulai melepaskannya namun Lintang segera menggenggam erat tangan Rasha dan menyusulnya berjalan, "maafkan keraguanku, aku akan datang kerumahmu kaumari devi, aku terlalu terobsesi untuk menang sampai tak mau mencoba, aku akan datang menjemputmu wahai Vijayarani, kemenanganku, "ucap Lintang, "baguslah,"ucap Rasha sembari kembali menggandeng tangan Lintang dan menyandarkan kepalanya dibahu Lintang yang kokoh, "kau tak perlu takut, akan kupastikan kemenanganmu atas diriku, asalkan engkau mencoba, sekarang tuntunlah aku menuju kemenangan wahai Vijayaraja,"ucap Rasha sembari mulai memejamkan matanya, "baiklah,"ucap Lintang lalu menuntun Rasha menuju sebuah bangku disana dan menatap langit biru yang indah bersama Rasha dipundaknya, "semoga kalian bisa beruntung sepertiku Steve, Ihsan, Alim, Yusuf, saudara-saudaraku yang kusayangi, semoga nanti kalian bisa menemukan kemenangan seperti diriku yang sudah mendapatkan kemenangan dipundakku,"pikir Lintang sembari mengelus kepala Rasha yang beristirahat dibahunya lalu mulai memejamkan mata untuk tidur.

Lihat selengkapnya